Menhan Israel Bilang Rusia Aktor Pragmatis di Suriah
A
A
A
WASHINGTON - Israel mengaku tidak khawatir dengan kehadiran militer Rusia di Suriah karena Moskow adalah "aktor pragmatis" yang bisa memecahkan kesepakatan dengan siapa saja. Dengan demikian disampaikan Menteri Pertahanan (Menhan) Avigdor Lieberman saat berkunjung ke Washington.
"Apa yang penting untuk dipahami adalah bahwa Rusia, mereka adalah aktor yang sangat pragmatis," kata Lieberman selama diskusi tentang aliansi antara Rusia, Suriah dan Iran di Washington Institute for Near East Policy pada Jumat waktu setempat.
"Pada akhirnya, mereka adalah orang-orang yang masuk akal, itu memungkinkan untuk menutup kesepakatan dengan mereka dan kami memahami apa yang menjadi minat mereka," ujar Lieberman.
"Minat mereka sangat berbeda dengan minat kami, tetapi kami menghormati prioritas mereka," katanya, seperti dikutip Times of Israel, Sabtu (28/4/2018). "Kami mencoba menghindari friksi dan ketegangan langsung."
Militer Rusia memiliki pangkalan udara di Khmeimim, di barat laut Suriah dan telah mempertahankan fasilitas pelabuhan di Tartus di pantai Mediterania selama beberapa dekade.
Namun, Lieberman mengatakan bahwa kehadiran militer Rusia yang diperluas di Suriah bukan urusan Israel. "Kami hanya mencoba untuk melindungi kepentingan keamanan kami sendiri," paparnya.
Komentar Lieberman muncul tiga hari setelah dia mengancam akan menyerang baterai sistem rudal pertahanan udara S-300 Rusia jika digunakan Suriah untuk menembak jatuh jet tempur Israel. Ancaman dilontarkan saat menanggapi laporan media bahwa Moskow siap mengirim S-300 ke Damaskus dalam waktu dekat.
Laporan soal rencana pengiriman S-300 Moskow ke Damaskus itu muncul di surat kabar Rusia, Kommersant, mengutip pejabat militer Moskow.
Israel selama ini bersikeras tidak akan terlibat dalam perang saudara di Suriah. Namun, militer negara Yahudi ini telah melakukan lusinan serangan udara pada basis militer rezim Suriah dan menargetkan konvoi senjata yang diklaim berasal dari Iran untuk Hizbullah Lebanon, salah satu musuh bebuyutan Israel.
Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Rabu secara resmi mengonfirmasi bahwa S-300 akan dipasok ke Suriah dalam waktu dekat. Pasukan Rusia saat ini sedang melatih pasukan Suriah untuk menggunakan sistem pertahanan canggih itu.
"Apa yang penting untuk dipahami adalah bahwa Rusia, mereka adalah aktor yang sangat pragmatis," kata Lieberman selama diskusi tentang aliansi antara Rusia, Suriah dan Iran di Washington Institute for Near East Policy pada Jumat waktu setempat.
"Pada akhirnya, mereka adalah orang-orang yang masuk akal, itu memungkinkan untuk menutup kesepakatan dengan mereka dan kami memahami apa yang menjadi minat mereka," ujar Lieberman.
"Minat mereka sangat berbeda dengan minat kami, tetapi kami menghormati prioritas mereka," katanya, seperti dikutip Times of Israel, Sabtu (28/4/2018). "Kami mencoba menghindari friksi dan ketegangan langsung."
Militer Rusia memiliki pangkalan udara di Khmeimim, di barat laut Suriah dan telah mempertahankan fasilitas pelabuhan di Tartus di pantai Mediterania selama beberapa dekade.
Namun, Lieberman mengatakan bahwa kehadiran militer Rusia yang diperluas di Suriah bukan urusan Israel. "Kami hanya mencoba untuk melindungi kepentingan keamanan kami sendiri," paparnya.
Komentar Lieberman muncul tiga hari setelah dia mengancam akan menyerang baterai sistem rudal pertahanan udara S-300 Rusia jika digunakan Suriah untuk menembak jatuh jet tempur Israel. Ancaman dilontarkan saat menanggapi laporan media bahwa Moskow siap mengirim S-300 ke Damaskus dalam waktu dekat.
Laporan soal rencana pengiriman S-300 Moskow ke Damaskus itu muncul di surat kabar Rusia, Kommersant, mengutip pejabat militer Moskow.
Israel selama ini bersikeras tidak akan terlibat dalam perang saudara di Suriah. Namun, militer negara Yahudi ini telah melakukan lusinan serangan udara pada basis militer rezim Suriah dan menargetkan konvoi senjata yang diklaim berasal dari Iran untuk Hizbullah Lebanon, salah satu musuh bebuyutan Israel.
Kementerian Pertahanan Rusia pada hari Rabu secara resmi mengonfirmasi bahwa S-300 akan dipasok ke Suriah dalam waktu dekat. Pasukan Rusia saat ini sedang melatih pasukan Suriah untuk menggunakan sistem pertahanan canggih itu.
(mas)