Ikuti Langkah AS, Prancis Akan Turut Tarik Pasukan dari Suriah
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Prancis, Emanuel Macron menyatakan, sama halnya dengan Amerika Serikat (AS), Prancis juga akan turut menarik pasukan dari Suriah. Penarikan pasukan ini, menurut Macron akan dilakukan jika ISIS telah sepenuhnya dikalahkan di Suriah.
Berbicara saat menyampaikan kuliah umum di Universitas George Washington, Macron menegaskan bahwa fokus utama Prancis di Suriah adalah melawan ISIS. Setelah ISIS kalah, maka Prancis akan mundur dari negara tersebut.
"Presiden Anda (Donald Trump) mengatakan dia akan menghentikan keterlibatan pasukan AS segera setelah perang melawan ISIS selesai. Kami berada di posisi yang sama Kesediaan kami adalah sepenuhnya berkomitmen dalam perang melawan ISIS, tidak lebih dari itu," ucap Macron, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (26/4).
Dia lalu mengatakan bahwa Prancis perlu "memperbaiki" situasi di lapangan untuk membantu orang-orang Suriah membangun masyarakat yang inklusif dan mencegah kelompok-kelompok teroris lainnya berkembang di negara itu.
Macron juga mengatakan Prancis menjadi bagian dari koalisi pimpinan AS yang beroperasi di Suriah karena Prancis menjadi sasaran teroris ISIS di tanah mereka sendiri. "Serangan pada tahun 2015 di Paris, yang menewaskan 130 orang, bahkan direncanakan dari Raqqa di Suriah," tukasnya.
Berbicara saat menyampaikan kuliah umum di Universitas George Washington, Macron menegaskan bahwa fokus utama Prancis di Suriah adalah melawan ISIS. Setelah ISIS kalah, maka Prancis akan mundur dari negara tersebut.
"Presiden Anda (Donald Trump) mengatakan dia akan menghentikan keterlibatan pasukan AS segera setelah perang melawan ISIS selesai. Kami berada di posisi yang sama Kesediaan kami adalah sepenuhnya berkomitmen dalam perang melawan ISIS, tidak lebih dari itu," ucap Macron, seperti dilansir Sputnik pada Kamis (26/4).
Dia lalu mengatakan bahwa Prancis perlu "memperbaiki" situasi di lapangan untuk membantu orang-orang Suriah membangun masyarakat yang inklusif dan mencegah kelompok-kelompok teroris lainnya berkembang di negara itu.
Macron juga mengatakan Prancis menjadi bagian dari koalisi pimpinan AS yang beroperasi di Suriah karena Prancis menjadi sasaran teroris ISIS di tanah mereka sendiri. "Serangan pada tahun 2015 di Paris, yang menewaskan 130 orang, bahkan direncanakan dari Raqqa di Suriah," tukasnya.
(esn)