Jelang KTT G7, Trudeau Jamin Keamanan
A
A
A
OTTAWA - Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengungkapkan serangan mobil van di Toronto tidak mengubah tingkat ancaman konferensi tingkat tinggi (KTT) G7 di Quebec Kanada pada Juni mendatang.
Serangan dengan mobil menabrak warga yang sedang berjalan di pedestrian pada jam sibuk makan siang di Toronto mengakibatkan 10 orang tewas dan melukai 15 warga lainnya. Serangan yang dinilai bukan aksi teror itu terjadi di pedestrian sepanjang 2 km pada Senin (23/4) waktu setempat dilakukan Alek Minassian.
Model serangan itu sepertinya terinspirasi pendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Tapi, pejabat pemerintahan federal Kanada menyatakan kalau serangan tersebut bukan menjadi ancaman keamanan nasional.
“Rakyat Kanada tidak boleh hidup dalam ketakutan,” ujar Trudeau kemarin di luar gedung parlemen.
Berbicara mengenai serangan yang dilaukan Minassian, Trudeau mengungkapkan pihak keamanan perlu waktu untuk mengunkapkan motif penyerangan itu. “Seluruh rakyat Kanada berdiri bersama Toronto yang menghadapi insiden serangan itu,” ujarnya.
Sebelumnya Kepala Polisi Toronto Mark Saunders mengidentifikasi tersangka bernama Alek Minassian, 25. Tersangka sebelumnya belum dikenal pihak otoritas. Polisi yang berhasil menangkap Minassian belum bisa mengungkap motif serangan mematikan itu. “Aksi Minassian dilakukan dengan sengaja,” kata Saunders pada konferensi pers, dilansir Reuters.
Serangan itu menjadi aksi kekerasan paling tragis dalam sejarah di Kanada. Menteri Keselamatan Publik Kanada Ralph Goodale mengatakan kalau serangan itu tidak berkaitan dengan keamanan nasional.
Global Television melaporkan kalau Minassian akan tampil di pengadilan Toronto pada Selasa pukul 10.00 waktu setempat. Di sana, dia akan diinterograsi oleh hakim mengenai motif serangan. Sebelumnya, polisi belum membeberkan motif serangan yang dilakukan Minassian.
Serangan itu mengganggu jalanan Toronto yang dikenal damai. Apalagi, Toronto merupakan destinasi wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Kota dengan populasi 2,8 juta orang tercatat memiliki 61 kasus pembunuhan pada tahun lalu.
“Insiden tragis ini tidak mewakili bagaimana kita tinggal dan siapa kita,” ucap Wali Kota Toronto John Terry kepada reporter.
Ikon kota Toronto, CN Tower, yang biasa menyala pada malam hari, pada Senin malam, gedung itu gelap.
Drama serangan itu dimulai sekitar pukul 13.30 siang. Si sopir mobil van memang sepertinya mengarahkan mobilnya ke arah kerumunan warga. Seorang pria yang bernama Ali mengungkapkan kepada CNN kalau mobil itu memang mengarah kepada orang yang sedang berjalan di pedestrian.
“Si sopir itu memang ingin melakukan itu. Dia ingin membunuh semua orang,” kata Ali. “Dia tetap mengendari mobil, dia tetap pergi. Dia tetap menabrak banyak orang,” ujarnya.
Jalanan dan pedestrian itu langsung dilumuri banyak darah dan jenazah korban yang ditabrak. Setelah melakukan aksinya, Minassian dihadang petugas kepolisian.
“Bunuh saya,” ucap Minassian meminta aparat keamanan menembaknya. Tapi, petugas keamanan mengatakan, “tidak. Turun (dari mobil).” Kemudian, Minassian kembali mengatakan, “saya memiliki senjata di saku saya.” Tapi, petugas keamanan tetap berkata, “saya tidak peduli. Turun!”
Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengungkapkan, insiden itu menjadi hal yang paling menyedihkan ketika dirinya mendengarkan kabar tak berperi kemanusian terjadi di Toronto. “Kita seharusnya menjamin semua orang berjalan dengan aman di kota dan komunitas kita,” katanya.
Masyarakat Kanada masih berduka terhadap korban yang meninggal dalam serangan itu. Korban tewas kemarin baru diidentifikasi. “Kita adalah masyarakat yang bebas, damai, dan toleran,” tulis kolumnis John Ibbitson di koran Globe and Mail.
Dia mengungkapkan kekerasan menakutkan di Jalan Yonge, Toronto, akan memperkuat ikatan sosial masyarakat Kanada.
Sebelumnya, bulan Oktober lalu, delapan orang meninggal di New York ketika seorang pria menyewa truk pickup dan menabrak warga di pedestrian dan para peseda. Kelompok ISIS mendorong para pendukungnya untuk melaksanakan serangan dengan mobil seperti itu di seluruh dunia.
Bulan lalu, mantan mahasiswa Kanada mengaku bersalah membunuh enam orang yang sedang beribadah di masjid Quebec pada Januari 2017. PAda September lalu, seorang pengungsi Somalia didakwa berusaha melakukan upaya pembunuhan karena dia mencoba menabrakkan mobil ke arah kerumuman dan menusuk petugas polisi di Edmonton, Alberta.
Tersangka Dikenal Ahli Teknologi
Alek Minassian, tersangka utama serangan di Toronto, di kenal sebagai mahasiswa yang jarang bicara dan dikenal sangat paham dengan teknologi komputer. Lelaki asal Richmond Hill, Ontario, itu sebelumnya tidak dikenal oleh polisi.
Mantan teman sekelas Minassian di sekolah menengah mengungkapkan tersangka bukan orang yang religious dan tidak memiliki afiliasi tertentu. Minassian juga dianggap tidak memiliki ideologi kuat terhadap kekerasan atau orang yang berhasrat untuk melakukan kekerasan. Bahkan kawan Minassian lainnya mengungkapkan kalau si tersangka tidak pernah belajar mengemudikan kendaraan.
“Minassian menderita kesulitan beradaptasi di lingkungan sosial. Namun, dia tidak pernah berkonflik serius dengan kawan-kawannya,” ungkap kawan-kawan sekelas Minassian dilansir Globe and Mail.
Seorang kawan Minassian di kampus Seneca mengungkapan Minassian baru saja lulus program kuliah pada pekan lalu. Minassian menghabiskan waktu selama tujuh tahun kuliah di Seneca karena dia juga bekerja sebagai pengembang piranti lunak. “Minassian tidak pernah memiliki gejala terkait dengan ajaran radikal tertentu. Dia hanya anak muda yang akrab dengan komputer,” terang teman-teman Minassian.
Polisi sudah menggeledah rumah Minassian di Richmond Hill. Diungkapkan kalau Minassian dikabarkan mengalami gejala autism, namun memiliki kehalian dalam bidang komputer.
“Anak saya menghabiskan wakunya bekerja dengan Helpmate. Dia juga memiliki pekerjaan di perusahaan teknologi informasi Compugen di kota ini,” kata ibunda Minassian, Sona Minassian.(Andika Hendra)
Serangan dengan mobil menabrak warga yang sedang berjalan di pedestrian pada jam sibuk makan siang di Toronto mengakibatkan 10 orang tewas dan melukai 15 warga lainnya. Serangan yang dinilai bukan aksi teror itu terjadi di pedestrian sepanjang 2 km pada Senin (23/4) waktu setempat dilakukan Alek Minassian.
Model serangan itu sepertinya terinspirasi pendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Amerika Serikat (AS) dan Eropa. Tapi, pejabat pemerintahan federal Kanada menyatakan kalau serangan tersebut bukan menjadi ancaman keamanan nasional.
“Rakyat Kanada tidak boleh hidup dalam ketakutan,” ujar Trudeau kemarin di luar gedung parlemen.
Berbicara mengenai serangan yang dilaukan Minassian, Trudeau mengungkapkan pihak keamanan perlu waktu untuk mengunkapkan motif penyerangan itu. “Seluruh rakyat Kanada berdiri bersama Toronto yang menghadapi insiden serangan itu,” ujarnya.
Sebelumnya Kepala Polisi Toronto Mark Saunders mengidentifikasi tersangka bernama Alek Minassian, 25. Tersangka sebelumnya belum dikenal pihak otoritas. Polisi yang berhasil menangkap Minassian belum bisa mengungkap motif serangan mematikan itu. “Aksi Minassian dilakukan dengan sengaja,” kata Saunders pada konferensi pers, dilansir Reuters.
Serangan itu menjadi aksi kekerasan paling tragis dalam sejarah di Kanada. Menteri Keselamatan Publik Kanada Ralph Goodale mengatakan kalau serangan itu tidak berkaitan dengan keamanan nasional.
Global Television melaporkan kalau Minassian akan tampil di pengadilan Toronto pada Selasa pukul 10.00 waktu setempat. Di sana, dia akan diinterograsi oleh hakim mengenai motif serangan. Sebelumnya, polisi belum membeberkan motif serangan yang dilakukan Minassian.
Serangan itu mengganggu jalanan Toronto yang dikenal damai. Apalagi, Toronto merupakan destinasi wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Kota dengan populasi 2,8 juta orang tercatat memiliki 61 kasus pembunuhan pada tahun lalu.
“Insiden tragis ini tidak mewakili bagaimana kita tinggal dan siapa kita,” ucap Wali Kota Toronto John Terry kepada reporter.
Ikon kota Toronto, CN Tower, yang biasa menyala pada malam hari, pada Senin malam, gedung itu gelap.
Drama serangan itu dimulai sekitar pukul 13.30 siang. Si sopir mobil van memang sepertinya mengarahkan mobilnya ke arah kerumunan warga. Seorang pria yang bernama Ali mengungkapkan kepada CNN kalau mobil itu memang mengarah kepada orang yang sedang berjalan di pedestrian.
“Si sopir itu memang ingin melakukan itu. Dia ingin membunuh semua orang,” kata Ali. “Dia tetap mengendari mobil, dia tetap pergi. Dia tetap menabrak banyak orang,” ujarnya.
Jalanan dan pedestrian itu langsung dilumuri banyak darah dan jenazah korban yang ditabrak. Setelah melakukan aksinya, Minassian dihadang petugas kepolisian.
“Bunuh saya,” ucap Minassian meminta aparat keamanan menembaknya. Tapi, petugas keamanan mengatakan, “tidak. Turun (dari mobil).” Kemudian, Minassian kembali mengatakan, “saya memiliki senjata di saku saya.” Tapi, petugas keamanan tetap berkata, “saya tidak peduli. Turun!”
Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau mengungkapkan, insiden itu menjadi hal yang paling menyedihkan ketika dirinya mendengarkan kabar tak berperi kemanusian terjadi di Toronto. “Kita seharusnya menjamin semua orang berjalan dengan aman di kota dan komunitas kita,” katanya.
Masyarakat Kanada masih berduka terhadap korban yang meninggal dalam serangan itu. Korban tewas kemarin baru diidentifikasi. “Kita adalah masyarakat yang bebas, damai, dan toleran,” tulis kolumnis John Ibbitson di koran Globe and Mail.
Dia mengungkapkan kekerasan menakutkan di Jalan Yonge, Toronto, akan memperkuat ikatan sosial masyarakat Kanada.
Sebelumnya, bulan Oktober lalu, delapan orang meninggal di New York ketika seorang pria menyewa truk pickup dan menabrak warga di pedestrian dan para peseda. Kelompok ISIS mendorong para pendukungnya untuk melaksanakan serangan dengan mobil seperti itu di seluruh dunia.
Bulan lalu, mantan mahasiswa Kanada mengaku bersalah membunuh enam orang yang sedang beribadah di masjid Quebec pada Januari 2017. PAda September lalu, seorang pengungsi Somalia didakwa berusaha melakukan upaya pembunuhan karena dia mencoba menabrakkan mobil ke arah kerumuman dan menusuk petugas polisi di Edmonton, Alberta.
Tersangka Dikenal Ahli Teknologi
Alek Minassian, tersangka utama serangan di Toronto, di kenal sebagai mahasiswa yang jarang bicara dan dikenal sangat paham dengan teknologi komputer. Lelaki asal Richmond Hill, Ontario, itu sebelumnya tidak dikenal oleh polisi.
Mantan teman sekelas Minassian di sekolah menengah mengungkapkan tersangka bukan orang yang religious dan tidak memiliki afiliasi tertentu. Minassian juga dianggap tidak memiliki ideologi kuat terhadap kekerasan atau orang yang berhasrat untuk melakukan kekerasan. Bahkan kawan Minassian lainnya mengungkapkan kalau si tersangka tidak pernah belajar mengemudikan kendaraan.
“Minassian menderita kesulitan beradaptasi di lingkungan sosial. Namun, dia tidak pernah berkonflik serius dengan kawan-kawannya,” ungkap kawan-kawan sekelas Minassian dilansir Globe and Mail.
Seorang kawan Minassian di kampus Seneca mengungkapan Minassian baru saja lulus program kuliah pada pekan lalu. Minassian menghabiskan waktu selama tujuh tahun kuliah di Seneca karena dia juga bekerja sebagai pengembang piranti lunak. “Minassian tidak pernah memiliki gejala terkait dengan ajaran radikal tertentu. Dia hanya anak muda yang akrab dengan komputer,” terang teman-teman Minassian.
Polisi sudah menggeledah rumah Minassian di Richmond Hill. Diungkapkan kalau Minassian dikabarkan mengalami gejala autism, namun memiliki kehalian dalam bidang komputer.
“Anak saya menghabiskan wakunya bekerja dengan Helpmate. Dia juga memiliki pekerjaan di perusahaan teknologi informasi Compugen di kota ini,” kata ibunda Minassian, Sona Minassian.(Andika Hendra)
(nfl)