Prancis: AS Berperan Besar Dalam Pembentukan Suriah Baru
A
A
A
PARIS - Presiden Perancis, Emmanuel Macron menyatakan, sekutu mereka, terutama Amerika Serikat (AS) memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk dan membangun Suriah yang baru. Hal itu disampaikan Macron jelang melakukan kunjungan ke Washington DC.
Macron, yang berbicara saat melakukan wawancara dengan Fox News menyatakan, AS harus tetap berada di Suriah. Setidaknya, menurut Macron, AS harus mempertahankan kehadiran diplomatiknya di Suriah.
"Ini bukan secara otomatis pasukan AS, tapi itu diplomasi AS dan itu presiden Anda (Donald Trump). Kami harus membangun Suriah baru sesudahnya, dan itulah mengapa saya pikir AS memegang peran yang sangat penting," kata Macron dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (23/4).
Dia memperingatkan agar tidak meninggalkan ruang hampa di Suriah setelah perang dengan ISIS berakhir, menambahkan bahwa kemungkinan besar kekosongan itu akan diisi oleh Iran dan Bashar al-Assad.
"Bahkan setelah berakhirnya perang melawan ISIS, AS, Prancis, sekutu kita, semua negara di kawasan itu, bahkan Rusia dan Turki, akan memiliki peran yang sangat penting untuk dimainkan dalam rangka menciptakan Suriah baru ini dan memastikan rakyat Suriah untuk memutuskan masa depan mereka sendiri," ungkapnya.
“Saya akan sangat terbuka. Pada hari kita akan menyelesaikan perang melawan ISIS ini, jika kita pergi, pasti dan secara total, bahkan dari sudut pandang politik, kita akan meninggalkannya ke rezim Iran, Bashar al-Assad dan orang-orangnya, dan mereka akan mempersiapkan perang yang. Mereka akan menciptakan para teroris baru," tukasnya.
Macron, yang berbicara saat melakukan wawancara dengan Fox News menyatakan, AS harus tetap berada di Suriah. Setidaknya, menurut Macron, AS harus mempertahankan kehadiran diplomatiknya di Suriah.
"Ini bukan secara otomatis pasukan AS, tapi itu diplomasi AS dan itu presiden Anda (Donald Trump). Kami harus membangun Suriah baru sesudahnya, dan itulah mengapa saya pikir AS memegang peran yang sangat penting," kata Macron dalam wawancara tersebut, seperti dilansir Anadolu Agency pada Senin (23/4).
Dia memperingatkan agar tidak meninggalkan ruang hampa di Suriah setelah perang dengan ISIS berakhir, menambahkan bahwa kemungkinan besar kekosongan itu akan diisi oleh Iran dan Bashar al-Assad.
"Bahkan setelah berakhirnya perang melawan ISIS, AS, Prancis, sekutu kita, semua negara di kawasan itu, bahkan Rusia dan Turki, akan memiliki peran yang sangat penting untuk dimainkan dalam rangka menciptakan Suriah baru ini dan memastikan rakyat Suriah untuk memutuskan masa depan mereka sendiri," ungkapnya.
“Saya akan sangat terbuka. Pada hari kita akan menyelesaikan perang melawan ISIS ini, jika kita pergi, pasti dan secara total, bahkan dari sudut pandang politik, kita akan meninggalkannya ke rezim Iran, Bashar al-Assad dan orang-orangnya, dan mereka akan mempersiapkan perang yang. Mereka akan menciptakan para teroris baru," tukasnya.
(esn)