Diancam Dilenyapkan, Israel Bilang Iran Harus Membayar
A
A
A
TEL AVIV - Menteri Pertahanan Israel Avigdor Lieberman memperingatkan Iran bahwa ada harga yang harus dibayar karena membahayakan keamanan Israel. Peringatan ini muncul setelah para petinggi militer Teheran mengancam akan melenyapkan negara Yahudi itu dengan serangan militer.
"Mereka yang mengancam (Israel) perlu memahami bahwa ada harga yang harus dibayar," kata Lieberman kepada radio Kan. "Negara Israel bertindak karena kurangnya pilihan dan dalam situasi saat ini kita tidak punya pilihan lain," katanya lagi, yang dikutip Senin (23/4/2018).
Ketegangan kedua negara ini memanas menyusul serangan udara Tel Aviv terhadap pangkalan udara T-4 Suriah di Provinsi Homs pada 8 April 2018. Iran dan militer Rusia menuduh Israel berada di balik serangan itu, yang menurut media Teheran, menewaskan tujuh personel militer Iran.
"Serangan itu adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional yang akan memperkuat teroris," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Iran Bahram Qassemi pada saat itu.
"Agresi rezim Israel terhadap Suriah adalah pelanggaran kedaulatan nasional dan integritas teritorial negara itu dan bertentangan dengan semua peraturan dan prinsip internasional," ujarnya.
Baca Juga: Zarif: Saya Tak Percaya Iran-Israel Akan Perang, tapi Sayangnya....
Israel awalnya tidak berkomentar tentang serangan itu. Namun, belakangan seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada seorang kolumnis New York Times bahwa Tel Aviv berada di belakang serangan tersebut.
Serangan itu adalah insiden pertama yang dilaporkan sejak Februari 2018. Sebelumnya, militer Israel menyerang situs militer yang sama setelah mengklaim bahwa pesawat tak berawak Iran telah menyeberang ke wilayah udara Israel dari Suriah.
Jenderal Hossein Salami, Wakil Kepala Korps Garda Revolusi Iran, sebelumnya mengancam akan menyerang Israel dengan banyak rudal.
"Israel; Jangan percayai pangkalan udara Anda; itu semua dalam jangkauan," tulis Jenderal Salami di Twitter. Dia juga membuat komentar serupa dalam pidato yang berapi-api.
Baca Juga: Jenderal Iran: Semua Pangkalan Israel dalam Jangkauan, Rudal Siap Meluncur
Menurutnya, Israel kini hidup di "mulut naga". "Baik Israel utara maupun barat berada di jangkauan rudal kami," ujarnya dalam sebuah pidato di Teheran.
"Di mana pun Anda berada di tanah yang diduduki, Anda akan mendapat kecaman dari kami, dari timur dan barat. Anda menjadi sombong. Jika ada perang, hasilnya akan menjadi eliminasi yang lengkap bagi Anda," katanya.
"Tentara dan warga sipil Anda akan melarikan diri, dan Anda tidak akan bertahan. Dan Anda tidak punya tempat untuk lari, kecuali terjun ke laut," imbuh dia.
Salami juga memperingatkan Israel untuk tidak bergantung pada bantuan dari luar.
"Jangan harap (bantuan) pada AS dan Inggris; ketika mereka tiba, Anda tidak ada di sana ... Tujuan terkecil adalah keberadaan Anda. Anda tidak tahan. Ketika Anda melarikan diri, Anda tidak akan memiliki jalan kecuali ke laut," paparnya.
"Mereka yang mengancam (Israel) perlu memahami bahwa ada harga yang harus dibayar," kata Lieberman kepada radio Kan. "Negara Israel bertindak karena kurangnya pilihan dan dalam situasi saat ini kita tidak punya pilihan lain," katanya lagi, yang dikutip Senin (23/4/2018).
Ketegangan kedua negara ini memanas menyusul serangan udara Tel Aviv terhadap pangkalan udara T-4 Suriah di Provinsi Homs pada 8 April 2018. Iran dan militer Rusia menuduh Israel berada di balik serangan itu, yang menurut media Teheran, menewaskan tujuh personel militer Iran.
"Serangan itu adalah pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional yang akan memperkuat teroris," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Iran Bahram Qassemi pada saat itu.
"Agresi rezim Israel terhadap Suriah adalah pelanggaran kedaulatan nasional dan integritas teritorial negara itu dan bertentangan dengan semua peraturan dan prinsip internasional," ujarnya.
Baca Juga: Zarif: Saya Tak Percaya Iran-Israel Akan Perang, tapi Sayangnya....
Israel awalnya tidak berkomentar tentang serangan itu. Namun, belakangan seorang pejabat senior Israel mengatakan kepada seorang kolumnis New York Times bahwa Tel Aviv berada di belakang serangan tersebut.
Serangan itu adalah insiden pertama yang dilaporkan sejak Februari 2018. Sebelumnya, militer Israel menyerang situs militer yang sama setelah mengklaim bahwa pesawat tak berawak Iran telah menyeberang ke wilayah udara Israel dari Suriah.
Jenderal Hossein Salami, Wakil Kepala Korps Garda Revolusi Iran, sebelumnya mengancam akan menyerang Israel dengan banyak rudal.
"Israel; Jangan percayai pangkalan udara Anda; itu semua dalam jangkauan," tulis Jenderal Salami di Twitter. Dia juga membuat komentar serupa dalam pidato yang berapi-api.
Baca Juga: Jenderal Iran: Semua Pangkalan Israel dalam Jangkauan, Rudal Siap Meluncur
Menurutnya, Israel kini hidup di "mulut naga". "Baik Israel utara maupun barat berada di jangkauan rudal kami," ujarnya dalam sebuah pidato di Teheran.
"Di mana pun Anda berada di tanah yang diduduki, Anda akan mendapat kecaman dari kami, dari timur dan barat. Anda menjadi sombong. Jika ada perang, hasilnya akan menjadi eliminasi yang lengkap bagi Anda," katanya.
"Tentara dan warga sipil Anda akan melarikan diri, dan Anda tidak akan bertahan. Dan Anda tidak punya tempat untuk lari, kecuali terjun ke laut," imbuh dia.
Salami juga memperingatkan Israel untuk tidak bergantung pada bantuan dari luar.
"Jangan harap (bantuan) pada AS dan Inggris; ketika mereka tiba, Anda tidak ada di sana ... Tujuan terkecil adalah keberadaan Anda. Anda tidak tahan. Ketika Anda melarikan diri, Anda tidak akan memiliki jalan kecuali ke laut," paparnya.
(mas)