Gempur Suriah, Menlu Panggil Dubes AS, Inggris dan Prancis
Kamis, 19 April 2018 - 11:30 WIB
Gempur Suriah, Menlu Panggil Dubes AS, Inggris dan Prancis
A
A
A
JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi dilaporkan memanggil Duta Besar Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis. Pemanggilan ketiga dubes ini kemungkinan besar terkait dengan serangan yang dilancarkan tiga negara tersebut di Suriah.
Menurut keterangan pihak Kedutaan Besar (Kedubes) AS yang didapat Sindonews pada Kamis (19/4/2018), pertemuan itu dijadwalkan berlangsung pada pukul 10.30 tadi. Namun, sayangnya pihak Kedubes AS tidak bisa memastikan berapa lama pertemuan itu akan berlangsung.
Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia sendiri membenarkan adanya pertemuan tersebut. Namun, sayangnya mereka bungkam mengenai apa saja yang akan dibahas dalam pertemuan itu.
Seperti diketahui, akhir pekan lalu AS, Prancis dan Inggris melakukan serangan besar-besaran terhadap Suriah. Ketiganya menyatakan serangan itu menargetkan fasilitas kimia milik pemerintah Suriah, yang diduga sebagai pusat pengembangan dan produksi senjata kimia.
Serangan ini mendapat dukungan kuat dari negara Eropa dan Barat, yang menyatakan hal ini diperlukan untuk memberikan peringatan kepada rezim Suriah bahwa penggunaan senjata kimia tidak bisa dimaafkan. Sementara itu, sekutu Suriah, yakni Rusia dan Iran mengecam keras serangan tersebut.
Menurut keterangan pihak Kedutaan Besar (Kedubes) AS yang didapat Sindonews pada Kamis (19/4/2018), pertemuan itu dijadwalkan berlangsung pada pukul 10.30 tadi. Namun, sayangnya pihak Kedubes AS tidak bisa memastikan berapa lama pertemuan itu akan berlangsung.
Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia sendiri membenarkan adanya pertemuan tersebut. Namun, sayangnya mereka bungkam mengenai apa saja yang akan dibahas dalam pertemuan itu.
Seperti diketahui, akhir pekan lalu AS, Prancis dan Inggris melakukan serangan besar-besaran terhadap Suriah. Ketiganya menyatakan serangan itu menargetkan fasilitas kimia milik pemerintah Suriah, yang diduga sebagai pusat pengembangan dan produksi senjata kimia.
Serangan ini mendapat dukungan kuat dari negara Eropa dan Barat, yang menyatakan hal ini diperlukan untuk memberikan peringatan kepada rezim Suriah bahwa penggunaan senjata kimia tidak bisa dimaafkan. Sementara itu, sekutu Suriah, yakni Rusia dan Iran mengecam keras serangan tersebut.
(ian)
