PMII Kobarkan Semangat Ekonomi Kreatif di Azerbaijan
A
A
A
BAKU - Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII) memilih ekonomi kreatif dan perbaikan tatanan sosial sebagai isu utama yang dikobarkan di hadapan seluruh delegasi Forum Islamic Conference Youth Forum for Dialogue and Cooperation (ICYF-DC) di Baku, Azerbaijan, 15-17 April 2018.
Selaku perwakilan pemuda muslim Indonesia, PMII mendorong generasi muda umat Islam berani mengimplementasikan ide-ide kreatif dan menjadi penggerak roda ekonomi di negara masing-masing.
"PMII mendorong pemuda di seluruh dunia untuk meningkatkan kualitas pendidikan ekonomi dalam bingkai nilai-nilai keislaman sehingga bisa mendorong munculnya sociopreneur muda dalam dunia Islam," kata Ketua Bidang Hubungan Internasional PB PMII, Ahmad Romzi di Baku, Azerbaijan, melalui keterangan resmi, Rabu (17/4/2018).
Menurut Romzi, kualitas pendidikan merupakan barometer maju atau mundurnya suatu peradaban. Dengan demikian, tulang punggung umat Islam yakni generasi muda muslim patut menguasai seluruh keilmuan, khususnya ekonomi yang dibingkai dengan nilai keislaman.
Sehingga muslim di mana pun berada dapat mandiri, bahkan memimpin arah pembangunan ekonomi negaranya.
Pendidikan formal maupun informal, seperti pesantren, harus terus diperhatikan melalui kelayakan kurikulum, tenaga pengajar serta sarana berikut prasarananya. "Arahnya mencetak generasi muda yang andal di segala bidang, khususnya ekonomi kreatif dan menguasai perkembangan teknologi terkini. Apabila sistem pendidikan tersebut berjalan baik, maka pemuda muslim dapat segera bermunculan dan menjadi pionir kemajuan bangsanya," tegasnya.
Pada forum yang sama, PMII juga menyerukan kepada seluruh masyarakat muslim dunia bersatu dan mendorong penghentian penyelesaian konflik di Suriah lewat adu senjata. Sebab, cara-cara barbar yang saat ini ditunjukkan Amerika Serikat bersama sekutunya tidak akan memberikan manfaat sedikit pun bagi Suriah.
"PB PMII mengecam keras serangan yang dilakukan Amerika, Inggris dan Prancis terhadap muslim di Suriah. Konflik kepentingan antara negara adikuasa jangan sampai menjadikan Suriah sebagai battlefield atau Medan perang untuk kepentingan masing-masing," terangnya.
Segala upaya perdamaian harus dilakukan dengan cara yang damai, tanpa kekerasan. Kemungkinan serangan di jantung ibu kota Suriah, Damaskus juga mengancam keselamatan saudara kita masyarakat Indonesia yang sedang belajar di beberapa universitas di sana.
"Kami berharap kepada pemerintah RI dengan dukungan dari PBNU dan ormas Islam lainnya membantu upaya perdamaian di Suriah," pungkas Romzi.
Selaku perwakilan pemuda muslim Indonesia, PMII mendorong generasi muda umat Islam berani mengimplementasikan ide-ide kreatif dan menjadi penggerak roda ekonomi di negara masing-masing.
"PMII mendorong pemuda di seluruh dunia untuk meningkatkan kualitas pendidikan ekonomi dalam bingkai nilai-nilai keislaman sehingga bisa mendorong munculnya sociopreneur muda dalam dunia Islam," kata Ketua Bidang Hubungan Internasional PB PMII, Ahmad Romzi di Baku, Azerbaijan, melalui keterangan resmi, Rabu (17/4/2018).
Menurut Romzi, kualitas pendidikan merupakan barometer maju atau mundurnya suatu peradaban. Dengan demikian, tulang punggung umat Islam yakni generasi muda muslim patut menguasai seluruh keilmuan, khususnya ekonomi yang dibingkai dengan nilai keislaman.
Sehingga muslim di mana pun berada dapat mandiri, bahkan memimpin arah pembangunan ekonomi negaranya.
Pendidikan formal maupun informal, seperti pesantren, harus terus diperhatikan melalui kelayakan kurikulum, tenaga pengajar serta sarana berikut prasarananya. "Arahnya mencetak generasi muda yang andal di segala bidang, khususnya ekonomi kreatif dan menguasai perkembangan teknologi terkini. Apabila sistem pendidikan tersebut berjalan baik, maka pemuda muslim dapat segera bermunculan dan menjadi pionir kemajuan bangsanya," tegasnya.
Pada forum yang sama, PMII juga menyerukan kepada seluruh masyarakat muslim dunia bersatu dan mendorong penghentian penyelesaian konflik di Suriah lewat adu senjata. Sebab, cara-cara barbar yang saat ini ditunjukkan Amerika Serikat bersama sekutunya tidak akan memberikan manfaat sedikit pun bagi Suriah.
"PB PMII mengecam keras serangan yang dilakukan Amerika, Inggris dan Prancis terhadap muslim di Suriah. Konflik kepentingan antara negara adikuasa jangan sampai menjadikan Suriah sebagai battlefield atau Medan perang untuk kepentingan masing-masing," terangnya.
Segala upaya perdamaian harus dilakukan dengan cara yang damai, tanpa kekerasan. Kemungkinan serangan di jantung ibu kota Suriah, Damaskus juga mengancam keselamatan saudara kita masyarakat Indonesia yang sedang belajar di beberapa universitas di sana.
"Kami berharap kepada pemerintah RI dengan dukungan dari PBNU dan ormas Islam lainnya membantu upaya perdamaian di Suriah," pungkas Romzi.
(amm)