Korsel Pertimbangkan Perjanjian Damai dengan Korut
A
A
A
SEOUL - Korea Selatan (Korsel) kemungkinan akan berusaha untuk mengganti perjanjian gencatan senjata dengan Korea Utara (Korut) dengan perjanjian perdamaian formal. Wacan ini muncul seiring rencana pertemuan Presiden Korsel Moon Jae-in dengan Pemimpin Korut Kim Jong-un minggu depan.
Meski begitu, perundingan perjanjian damai ini amat bergantung pada keinginan Pyongyang menanggalkan ambisi nuklirnya. Sejatinya kedua Korea masih terlibat konflik bersenjata karena perang Korea 1950-1953 berakhir dengan perjanjian gencatan senjata.
Kepala kantor keamanan nasional kepresidenan Korsel, Chung Eui-yong mengatakan, Seoul dan Washington sedang mengeksplorasi beberapa cara untuk memberi apresiasi kepada Korut karena menyetujui denuklirisasi dan dapat diverifikasi.
Di antara pilihannya adalah perjanjian damai dengan Korsel dan Amerika Serikat (AS).
"Kami sedang mendiskusikan bagaimana kami dapat menghapus masalah keamanan yang dipertahankan oleh Korea Utara," kata Chung seperti dikutip The Guardian dari kantor berita Yonhap, Rabu (18/4/2018).
"Kami juga telah mengadakan diskusi mendalam tentang bagaimana kami dapat menjamin masa depan Korea Utara yang cerah jika Korea Utara membuat keputusan yang tepat," imbuhnya.
Presiden AS Donald Trump telah memberikan restu pembicaraan yang ditujukan untuk mengakhiri perang Korea secara formal.
“Orang-orang tidak menyadari bahwa Perang Korea belum berakhir. Itu sedang terjadi sekarang. Dan mereka sedang mendiskusikan berakhirnya perang,” kata Trump.
"Merujuk pada kesepakatan itu mereka mendapatkan restu saya dan mereka mendapatkan restu saya untuk membahas itu," imbuhnya.
Meningkatkan harapan untuk terobosan besar di serangkaian pertemuan yang akan datang, Trump mengatakan peluang besar untuk memecahkan masalah dunia berada dalam jangkauan di semenanjung Korea.
Kedua negara Korea menandatangani gencatan senjata pada tahun 1953. Kim Jong-un dan Moon Jae-in akan bertemu untuk pertama kalinya pada tanggal 27 April mendatang.
Korut sendiri belum memberikan tanggapan terkait usulan perjanjian damai ini. Namun, Kim Jong-un dilaporkan telah memberitahu Chung Eui-yong saat berkunjung ke Pyongyang pada Maret lalu bahwa rezim Korut mempertimbangkan menyerahkan persenjataan nuklirnya dengan imbalan jaminan keamanan dari Korsel dan AS.
Meski begitu, perundingan perjanjian damai ini amat bergantung pada keinginan Pyongyang menanggalkan ambisi nuklirnya. Sejatinya kedua Korea masih terlibat konflik bersenjata karena perang Korea 1950-1953 berakhir dengan perjanjian gencatan senjata.
Kepala kantor keamanan nasional kepresidenan Korsel, Chung Eui-yong mengatakan, Seoul dan Washington sedang mengeksplorasi beberapa cara untuk memberi apresiasi kepada Korut karena menyetujui denuklirisasi dan dapat diverifikasi.
Di antara pilihannya adalah perjanjian damai dengan Korsel dan Amerika Serikat (AS).
"Kami sedang mendiskusikan bagaimana kami dapat menghapus masalah keamanan yang dipertahankan oleh Korea Utara," kata Chung seperti dikutip The Guardian dari kantor berita Yonhap, Rabu (18/4/2018).
"Kami juga telah mengadakan diskusi mendalam tentang bagaimana kami dapat menjamin masa depan Korea Utara yang cerah jika Korea Utara membuat keputusan yang tepat," imbuhnya.
Presiden AS Donald Trump telah memberikan restu pembicaraan yang ditujukan untuk mengakhiri perang Korea secara formal.
“Orang-orang tidak menyadari bahwa Perang Korea belum berakhir. Itu sedang terjadi sekarang. Dan mereka sedang mendiskusikan berakhirnya perang,” kata Trump.
"Merujuk pada kesepakatan itu mereka mendapatkan restu saya dan mereka mendapatkan restu saya untuk membahas itu," imbuhnya.
Meningkatkan harapan untuk terobosan besar di serangkaian pertemuan yang akan datang, Trump mengatakan peluang besar untuk memecahkan masalah dunia berada dalam jangkauan di semenanjung Korea.
Kedua negara Korea menandatangani gencatan senjata pada tahun 1953. Kim Jong-un dan Moon Jae-in akan bertemu untuk pertama kalinya pada tanggal 27 April mendatang.
Korut sendiri belum memberikan tanggapan terkait usulan perjanjian damai ini. Namun, Kim Jong-un dilaporkan telah memberitahu Chung Eui-yong saat berkunjung ke Pyongyang pada Maret lalu bahwa rezim Korut mempertimbangkan menyerahkan persenjataan nuklirnya dengan imbalan jaminan keamanan dari Korsel dan AS.
(ian)