Bom Kembar Saat Pemakaman Pejuang Anti ISIS, 25 Tewas
A
A
A
BAGHDAD - Sedikitnya 25 orang tewas dan 18 luka-luka dalam serangan bom pada pemakaman bagi para pejuang Irak yang tewas oleh ISIS. Demikian laporan pihak kepolisian dan petugas medis.
"Dua bom meledak ketika prosesi pemakaman memasuki pekuburan di Asdira," kata walikota desa Salaheddin Shaalan seperti dikutip dari AFP, Sabtu (14/4/2018).
Desa Sunni berada di sebelah selatan Sharqat, salah satu benteng terakhir dari kelompok ISIS di utara negara itu akan direbut kembali oleh pasukan Irak.
"Secara total, 25 orang tewas dan 18 luka-luka, empat di antaranya masih dalam kondisi kritis," kata seorang perwira polisi, dengan syarat anonimitas, merevisi jumlah korban sebelumnya.
Sumber-sumber medis juga telah mengkonfirmasi angka-angka baru itu.
Ini adalah serangan paling mematikan di Irak sejak pemboman bunuh diri ganda pada 16 Januari di Baghdad merenggut 31 jiwa.
Serangan itu terjadi selama pemakaman lima anggota unit-unit paramiliter Hashed al-Shaabi yang tewas pada Rabu malam di desa yang sama, 250 kilometer utara Baghdad.
Sebagian besar unit paramiliter Syiah, yang juga termasuk pasukan suku Sunni, memainkan peran kunci di samping tentara dalam mengusir anggota ISIS dari kota-kota Irak tahun lalu.
Pemerintah Irak menyatakan kemenangan atas ISIS pada Desember setelah mendorong anggota ISIS keluar dari kekuasaan terakhir mereka di sepanjang perbatasan dengan Suriah.
Namun kelompok itu tetap memiliki kapasitas untuk menyerang kendati kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah Irak yang direbut pada tahun 2014.
Kelompok ISIS berhasil menguasai sejumlah jalan di malam hari, terutama di provinsi Salaheddin di mana serangan Kamis terjadi, dan provinsi Anbar di sepanjang perbatasan dengan Suriah, kata pakar keamanan.
Irak bersiap untuk pemilihan legislatif yang ditetapkan dilakukan pada 12 Mei.
Sejak invasi pimpinan AS pada 2003 dan jatuhnya rezim Saddam Hussein, jajak pendapat di Irak secara konsisten dirusak oleh kekerasan.
Namun dalam pemilihan bulan depan, negara ini menikmati jeda dari kekerasan.
"Dua bom meledak ketika prosesi pemakaman memasuki pekuburan di Asdira," kata walikota desa Salaheddin Shaalan seperti dikutip dari AFP, Sabtu (14/4/2018).
Desa Sunni berada di sebelah selatan Sharqat, salah satu benteng terakhir dari kelompok ISIS di utara negara itu akan direbut kembali oleh pasukan Irak.
"Secara total, 25 orang tewas dan 18 luka-luka, empat di antaranya masih dalam kondisi kritis," kata seorang perwira polisi, dengan syarat anonimitas, merevisi jumlah korban sebelumnya.
Sumber-sumber medis juga telah mengkonfirmasi angka-angka baru itu.
Ini adalah serangan paling mematikan di Irak sejak pemboman bunuh diri ganda pada 16 Januari di Baghdad merenggut 31 jiwa.
Serangan itu terjadi selama pemakaman lima anggota unit-unit paramiliter Hashed al-Shaabi yang tewas pada Rabu malam di desa yang sama, 250 kilometer utara Baghdad.
Sebagian besar unit paramiliter Syiah, yang juga termasuk pasukan suku Sunni, memainkan peran kunci di samping tentara dalam mengusir anggota ISIS dari kota-kota Irak tahun lalu.
Pemerintah Irak menyatakan kemenangan atas ISIS pada Desember setelah mendorong anggota ISIS keluar dari kekuasaan terakhir mereka di sepanjang perbatasan dengan Suriah.
Namun kelompok itu tetap memiliki kapasitas untuk menyerang kendati kehilangan kendali atas sebagian besar wilayah Irak yang direbut pada tahun 2014.
Kelompok ISIS berhasil menguasai sejumlah jalan di malam hari, terutama di provinsi Salaheddin di mana serangan Kamis terjadi, dan provinsi Anbar di sepanjang perbatasan dengan Suriah, kata pakar keamanan.
Irak bersiap untuk pemilihan legislatif yang ditetapkan dilakukan pada 12 Mei.
Sejak invasi pimpinan AS pada 2003 dan jatuhnya rezim Saddam Hussein, jajak pendapat di Irak secara konsisten dirusak oleh kekerasan.
Namun dalam pemilihan bulan depan, negara ini menikmati jeda dari kekerasan.
(ian)