Assad Dilaporkan Sembunyi di Bunker dan Dilindungi Militer Rusia
A
A
A
DAMASKUS - Presiden Suriah Bashar al-Assad dilaporkan telah bersembunyi di sebuah bunker tanpa jendela dan telepon di pangkalan Rusia di Khmeimim. Laporan ini muncul di tengah ancaman serangan militer yang dilontarkan Amerika Serikat (AS), Inggris dan Prancis.
Laporan tentang keberadaan Assad itu berasal dari surat kabar The Baghdad Post yang diterbitkan di situsnya pada 12 April 2018. Media itu mengklaim memiliki rekaman video ketika Assad menyambut kedatangan pembantu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati, di bunker tersebut.
Bunker yang digambarkan mewah itu juga dilaporkan menjadi markas intelijen. Assad dilindungi unit militer Moskow.
Surat kabar itu juga melaporkan bahwa pasukan Hizbullah Lebanon juga telah mengevakuasi posisi mereka di dekat Pangkalan Militer Tiyas di Homs, Suriah. Hal itu untuk mengantisipasi serangan AS yang kemungkinan segera terjadi.
Sosok Assad telah jadi sorotan media internasional setelah rezimnya dituduh melakukan serangan kimia di Douma, pada Sabtu pekan lalu, yang dilaporkan menewaskan puluhan orang. Damaskus dan Moskow membantah rezim Assad sebagai pelaku serangan dan menuduh kelompok White Helmets dan Jaish al-Islam yang didukung Barat sebagai pengatur serangan untuk memfitnah Assad.
Tuduhan serangan kimi itu membuat rezim Assad diancam akan diserang oleh militer AS, Inggris dan Prancis. Pentagon telah menggerakkan kapal induk dan armada tempurnya ke perairan Suriah di Mediterania, di mana kapal-kapal perang Rusia pembela Assad juga sudah siaga.
Rezim Assad pada tahun 2017 telah diserang oleh 59 rudal jelajah Tomahawk AS atas tuduhan melakukan serangan senjata kimia di Khan Sheikhoun.
Sumber intelijen Inggris kepada Daily Mirror mengatakan serangan tahun 2017 tidak berpengaruh banyak terhadap rezim Suriah.
"Kali ini perasaannya adalah Anda dapat menyerang militer Assad, tetapi itu tidak benar-benar mempengaruhinya secara pribadi, jadi dia perlu dipukul di mana dia bisa merasakannya," kata sumber intelijen tersebut.
“Sangat mungkin kita akan melihat serangan yang lebih besar dari sebelumnya dan lebih luas dalam hal penargetan, mungkin termasuk istana dan rumah lainnya," ujarnya.
"Jika Assad mendapat pukulan dalam proses, maka itu tidak akan menjadi perhatian komandan militer Amerika," katanya.
Kendati demikian, Presiden AS Donald Trump belum membuat keputusan tentang kapan dan bagaimanan menanggapi serangan kimia di Suriah. Dia masih menunggu informasi intelijen.
"Presiden Trump baru saja menyelesaikan pertemuan dengan tim keamanan nasionalnya untuk membahas situasi di Suriah," juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders.
"Belum ada keputusan akhir yang dibuat. Kami terus menilai informasi intelijen dan terlibat dalam percakapan dengan mitra dan sekutu kami," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Jumat (13/4/2018).
Laporan tentang keberadaan Assad itu berasal dari surat kabar The Baghdad Post yang diterbitkan di situsnya pada 12 April 2018. Media itu mengklaim memiliki rekaman video ketika Assad menyambut kedatangan pembantu Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, Ali Akbar Velayati, di bunker tersebut.
Bunker yang digambarkan mewah itu juga dilaporkan menjadi markas intelijen. Assad dilindungi unit militer Moskow.
Surat kabar itu juga melaporkan bahwa pasukan Hizbullah Lebanon juga telah mengevakuasi posisi mereka di dekat Pangkalan Militer Tiyas di Homs, Suriah. Hal itu untuk mengantisipasi serangan AS yang kemungkinan segera terjadi.
Sosok Assad telah jadi sorotan media internasional setelah rezimnya dituduh melakukan serangan kimia di Douma, pada Sabtu pekan lalu, yang dilaporkan menewaskan puluhan orang. Damaskus dan Moskow membantah rezim Assad sebagai pelaku serangan dan menuduh kelompok White Helmets dan Jaish al-Islam yang didukung Barat sebagai pengatur serangan untuk memfitnah Assad.
Tuduhan serangan kimi itu membuat rezim Assad diancam akan diserang oleh militer AS, Inggris dan Prancis. Pentagon telah menggerakkan kapal induk dan armada tempurnya ke perairan Suriah di Mediterania, di mana kapal-kapal perang Rusia pembela Assad juga sudah siaga.
Rezim Assad pada tahun 2017 telah diserang oleh 59 rudal jelajah Tomahawk AS atas tuduhan melakukan serangan senjata kimia di Khan Sheikhoun.
Sumber intelijen Inggris kepada Daily Mirror mengatakan serangan tahun 2017 tidak berpengaruh banyak terhadap rezim Suriah.
"Kali ini perasaannya adalah Anda dapat menyerang militer Assad, tetapi itu tidak benar-benar mempengaruhinya secara pribadi, jadi dia perlu dipukul di mana dia bisa merasakannya," kata sumber intelijen tersebut.
“Sangat mungkin kita akan melihat serangan yang lebih besar dari sebelumnya dan lebih luas dalam hal penargetan, mungkin termasuk istana dan rumah lainnya," ujarnya.
"Jika Assad mendapat pukulan dalam proses, maka itu tidak akan menjadi perhatian komandan militer Amerika," katanya.
Kendati demikian, Presiden AS Donald Trump belum membuat keputusan tentang kapan dan bagaimanan menanggapi serangan kimia di Suriah. Dia masih menunggu informasi intelijen.
"Presiden Trump baru saja menyelesaikan pertemuan dengan tim keamanan nasionalnya untuk membahas situasi di Suriah," juru bicara Gedung Putih, Sarah Sanders.
"Belum ada keputusan akhir yang dibuat. Kami terus menilai informasi intelijen dan terlibat dalam percakapan dengan mitra dan sekutu kami," ujarnya, seperti dikutip Reuters, Jumat (13/4/2018).
(mas)