Rusia Prihatin AS Turunkan Ambang Batas Penggunaan Senjata Nuklir

Kamis, 05 April 2018 - 16:39 WIB
Rusia Prihatin AS Turunkan...
Rusia Prihatin AS Turunkan Ambang Batas Penggunaan Senjata Nuklir
A A A
MOSKOW - Rusia mengaku prihatin dengan kebijakan Amerika Serikat (AS) untuk menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov.

“Di bidang stabilitas strategis, memastikan superioritas militer menjadi prioritas Washington dan merusak keseimbangan dalam kebijakannya. Upaya sedang dilakukan untuk menyebarkan sistem pertahanan rudal global, kapasitas dengan dibangun dan kegiatan militer NATO mendekati perbatasan Rusia," tutur Lavrov.

"Perhatian terdalam adalah kebijakan AS untuk menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Kamis (5/4/2018).

Moskow pun menyerukan kepada Washington untuk bersama-sama menyelesaikan masalah yang terkait dengan konversi kapal induk AS di bawah perjanjian START. START atai Strategic Arms Reduction Treaty adalah perjanjian pelucutan senjata nuklir antara AS dan Rusia.

"Kami telah menyelesaikan proses penghapusan stok senjata kimia Rusia, telah memenuhi semua kewajiban di bawah perjanjian pengurangan lebih lanjut senjata strategis, dan kami mendesak Amerika Serikat, sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam perjanjian ini, untuk bersama-sama mengatur masalah melengkapi kembali beberapa operator strategis AS," Lavrov menekankan.

"Negosiasi Amerika Serikat telah menciptakan lebih banyak pertanyaan, terutama di tengah upaya untuk menjatuhkan perjanjian-perjanjian internasional utama - seperti rencana aksi komprehensif bersama mengenai program nuklir Iran, keputusan PBB tentang regulasi Timur Tengah, Deklarasi Konferensi Iklim Paris, dan prinsip-prinsip dasar Organisasi Perdagangan Dunia," kata Lavrov pada Konferensi Moskow tentang Keamanan Internasional (MCIS).

"Ada kecenderungan terhadap revisionisme dalam urusan dunia," tambah Lavrov.

"Pada saat yang sama, seruan gigih kami untuk memulai percakapan profesional pada langkah-langkah membangun kepercayaan dan melawan ancaman di bidang ini tidak menemukan respon positif baik di Washington atau di Brussels," kata Menteri Luar Negeri Rusia.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7892 seconds (0.1#10.140)