Usir Diplomat Rusia dari Markas PBB, AS Langgar Perjanjian Internasional

Senin, 02 April 2018 - 06:11 WIB
Usir Diplomat Rusia...
Usir Diplomat Rusia dari Markas PBB, AS Langgar Perjanjian Internasional
A A A
JENEWA - Rusia geram dengan keputusan Amerika Serikat (AS) yang mengusir utusan Moskow dari markas besar PBB. Moskow pun menyebut Washington telah melanggar semua kesepakatan internasional.

Utusan Rusia untuk Kantor PBB di Jenewa, Gennady Gatilov mengatakan, AS telah melanggar hukum dengan mengusir diplomat Rusia dari markas besar PBB di New York. Lebih jauh ia menyebut AS telah gagal sebagai negara tuan rumah bagi badan internasional.

"Keputusan Washington untuk memasukkan 12 karyawan misi PBB ke dalam daftar diplomat yang dikeluarkan dari AS atas kasus Sergei Skripal, adalah benar-benar ilegal dan bertentangan dengan semua perjanjian internasional dan konvensi tentang hubungan diplomatik," kata Gatilov.

"Ini benar-benar melanggar hukum karena para diplomat itu terakreditasi di PBB dan memiliki status yang sama sekali berbeda. Mereka bekerja sebagai perwakilan Rusia di PBB, tetapi tidak dengan pemerintah AS,” jelasnya seperti dikutip dari Russia Today, Senin (2/4/2018).

Gatilov mengatakan AS menggunakan "metode yang tidak bermoral" untuk menekan para diplomat Rusia di PBB jauh sebelum mengumumkan pengusiran pada hari Senin.

"Salah satunya adalah melalui tidak memperbarui visa untuk diplomat kami yang bekerja di New York," ungkapnya.

"Dengan demikian, mereka menciptakan situasi, di mana orang tidak dapat melakukan perjalanan di luar AS untuk tujuan pribadi atau resmi dan kemudian kembali ke tempat kerja mereka karena visa mereka berakhir dan masuk ke AS ditutup untuk mereka," ujar Gatilov.

Gatilov mengatakan bahwa ia mengetahui ada empat atau lima diplomat Rusia di PBB yang visanya belum diperpanjang selama enam bulan, terlepas dari fakta bahwa semua dokumen yang diperlukan telah diajukan tepat waktu.

"Tidak ada reaksi dari pihak Amerika," katanya, menambahkan bahwa semua upaya untuk mengklarifikasi situasi oleh pihak Rusia juga diabaikan.

Duta Besar AS untuk Rusia, Jon Huntsman, sebelumnya mengatakan bahwa pengusiran diplomat Rusia dari PBB akan menjadi urusan yang rumit, karena akan membutuhkan persetujuan dari Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

Gatilov menggambarkan pengusiran staf PBB Rusia sebagai tindakan tidak ramah terhadap Rusia. Ia lantas mengatakan bahwa Washington telah berperilaku tidak senonoh

"Bukan cara negara tuan rumah, yang mengakomodasi diplomat yang bekerja di PBB, harus bertindak," cetusnya.

Menurut utusan itu, penganiayaan seperti itu terhadap para diplomat Rusia "hampir tidak mungkin" terjadi di kantor PBB di Jenewa, Swiss.

"Kami percaya bahwa otoritas lokal memiliki lebih banyak kewarasan dan memahami status khusus dari mereka yang bekerja di organisasi internasional," katanya.

"Orang yang berpikir rasional tidak menyerah pada metode provokatif seperti itu," imbuhnya.

Awal pekan ini, AS mengumumkan mengusir 60 diplomat Rusia dan menutup konsulat Rusia di Seattle. Kebijakan ini menjawab seruan Inggris untuk menghukum Rusia atas dugaan keterlibatannya dalam meracuni mantan agen ganda Skripal dan putrinya, Yulia, di tanah Inggris.

Dalam tanggapan balasan, Moskow mengatakan pada hari Kamis bahwa 60 diplomat Amerika harus meninggalkan negara itu dan konsulat AS di St. Petersburg ditutup.

Pada awal Maret, Skripal diracun di Salisbury dengan apa yang diklaim sebagai zat saraf yang dirancang Soviet, A-234, dikenal juga sebagai Novichok. London menuduh Moskow berada di balik serangan itu, mengusir para diplomat Rusia dan memperkenalkan pembatasan lain terhadap daerah itu.

Inggris mendesak lantas sekutu-sekutunya untuk mengikutinya dan memberi sanksi kepada Moskow juga, dengan tidak hanya AS, tetapi juga Jerman, Perancis, dan Polandia yang berada di antara negara-negara untuk menunjukkan pintu keluar kepada diplomat Rusia.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1520 seconds (0.1#10.140)