Israel Sebar 100 Penembak Jitu di Perbatasan Gaza

Kamis, 29 Maret 2018 - 02:23 WIB
Israel Sebar 100 Penembak...
Israel Sebar 100 Penembak Jitu di Perbatasan Gaza
A A A
GAZA - Militer Israel telah menempatkan lebih dari 100 penembak jitu di perbatasan Gaza menjelang demonstrasi massa Palestina. Hal itu diungkapkan oleh panglima militer Israel.

Aksi demonstrasi ini diharapkan akan diikuti oleh ribuan orang di Gaza dan sejumlah kota. Mereka akan berkumpul di lima lokasi di sepanjang perbatasan yang sensitif pada Jumat mendatang. Mereka menuntut pengembalian hak pengungsi Palestina ke tempat yang sekarang menjadi Israel.

Terkait hal itu, pihak militer Israel menerapkan zona larangan pergi bagi warga Palestina di Gaza yang berdekatan dengan pagar perbatasan Israel. Kepala Staf Militer Israel, Letnan Jenderal Gadi Eizenkot, mengatakan bahwa militer tidak akan mengizinkan infiltrasi massal atau mentoleransi kerusakan pada penghalang selama protes.

"Kami telah menempatkan lebih dari 100 penembak jitu yang dipanggil dari semua unit militer, terutama dari pasukan khusus," kata Eizenkot dalam wawancara dengan media Israel.

"Jika membahayakan jiwa, ada izin untuk melepaskan tembakan," imbuhnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/3/2018).

Tentara Israel dihadapkan oleh aksi protes-protes keras warga Palestina di sepanjang perbatasan Gaza. Mereka kerap menggunakan gas air mata, peluru karet dan peluru tajam terhadap para demonstran yang dikatakan militer melemparkan batu atau bom molotov ke arah mereka.

Penggerak aksi mengatakan protes itu didukung oleh beberapa faksi Palestina, termasuk gerakan Islam Hamas yang mendominasi Gaza, yang didedikasikan untuk penghancuran Israel.

Nickolay Mladenov, koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah, meminta semua pihak untuk menahan diri dan mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menghindari eskalasi kekerasan.

"Anak-anak pada khususnya tidak boleh diancam kapan saja oleh siapa pun," tegasnya dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email.

Menteri kabinet Israel Tzachi Hanegbi, berbicara di Radio Israel, mengatakan Hamas telah menghindari konflik langsung dengan Israel sejak akhir perang Gaza 2014.

Namun dia mengatakan bahwa tekanan yang dirasakan Hamas sekarang setelah Israel menghancurkan beberapa jaringan terowongan di dekat perbatasan, ditambah dengan kondisi ekonomi yang keras di Gaza, adalah sebuah formula untuk meningkatkan ketegangan.

Awal demonstrasi secara simbolis terkait dengan apa yang disebut Palestina sebagai “Hari Tanah”, yang memperingati enam warga Arab Israel yang dibunuh oleh pasukan keamanan Israel dalam demonstrasi pada tahun 1976 atas penyitaan tanah. Liburan Yahudi Passover selama seminggu, ketika Israel meningkatkan keamanan, juga dimulai pada hari Jumat.

Protes ini akan berakhir pada 15 Mei, Palestina menyebutnya sebagai hari "Nakba" atau "Bencana", menandai perpindahan ratusan ribu warga Palestina dalam konflik yang mengelilingi pembentukan Israel pada tahun 1948.

Warga Palestina telah lama menuntut bahwa sebanyak 5 juta dari rekan-rekan mereka diberikan hak untuk kembali. Israel menolak permintaan ini, takut dengan masuknya orang Arab akan menghilangkan mayoritas Yahudi. Israel berpendapat para pengungsi harus bermukim kembali di negara Palestina masa depan di mana wilayahnya berada di Tepi Barat yang diduduki Israel dan Jalur Gaza.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0769 seconds (0.1#10.140)