Erdogan Sebut Mahasiswa Anti-Perang Teroris, Komunis dan Pengkhianat
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Sabtu mengecam para mahasiswa anti-perang di sebuah universitas ternama di negara tersebut. Dia menyebut para mahasiswa itu dengan sebutan teroris, komunis dan pengkhianat.
Kecaman Erdogan ini muncul setelah sekelompok mahasiswa yang menentang perang melawan YPG Kurdi di Afrin, Suriah, mengacaukan stand kelompok mahasiswa yang mendukung perang di Afrin. Insiden itu berlangsung di Universitas Bogazici, pada hari Senin.
Presiden Erdogan mengatakan, kelompok mahasiswa anti-perang adalah “pemuda komunis, dan pengkhianat”. Para mahasiswa anti-perang itu, ujar Erdogan, mengacaukan stand mahasiswa yang olehnya disebut sebagai “pemuda religious dan nasionalis.
“Kami tidak akan memberi para pemuda teroris ini hak untuk belajar di universitas ini,” kata Erdogan yang menyerukan penyelidikan atas tindakan para mahasiswa penentang perang itu.
Stand atau gerai yang dibuka kelompok mahasiswa pro-perang Afrin membagikan permen yang dinamai “kebahagiaan Afrin” untuk mengenang para prajurit Turki yang tewas dalam operasi militer di wilayah Suriah yang berbatasan dengan Turki tersebut.
Sebagai tandingan muncul kelompok mahasiswa anti-perang yang berdemo membawa spanduk anti-perang.
Menurut laporan kantor berita Anadolu, Minggu (25/3/2018), dua kubu kelompok mahasiswa itu bentrok. Sekitar 12 mahasiswa kini ditahan.
Erdogan mengatakan bahwa militer Turki dan sekutunya Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) telah mengambil kendali wilayah Afrin secara total setelah operasi militer terhadap pasukan YPG Kurdi dengan kode nama “Operation Olive Branch” diluncurkan dua bulan lalu.
Kecaman Erdogan ini muncul setelah sekelompok mahasiswa yang menentang perang melawan YPG Kurdi di Afrin, Suriah, mengacaukan stand kelompok mahasiswa yang mendukung perang di Afrin. Insiden itu berlangsung di Universitas Bogazici, pada hari Senin.
Presiden Erdogan mengatakan, kelompok mahasiswa anti-perang adalah “pemuda komunis, dan pengkhianat”. Para mahasiswa anti-perang itu, ujar Erdogan, mengacaukan stand mahasiswa yang olehnya disebut sebagai “pemuda religious dan nasionalis.
“Kami tidak akan memberi para pemuda teroris ini hak untuk belajar di universitas ini,” kata Erdogan yang menyerukan penyelidikan atas tindakan para mahasiswa penentang perang itu.
Stand atau gerai yang dibuka kelompok mahasiswa pro-perang Afrin membagikan permen yang dinamai “kebahagiaan Afrin” untuk mengenang para prajurit Turki yang tewas dalam operasi militer di wilayah Suriah yang berbatasan dengan Turki tersebut.
Sebagai tandingan muncul kelompok mahasiswa anti-perang yang berdemo membawa spanduk anti-perang.
Menurut laporan kantor berita Anadolu, Minggu (25/3/2018), dua kubu kelompok mahasiswa itu bentrok. Sekitar 12 mahasiswa kini ditahan.
Erdogan mengatakan bahwa militer Turki dan sekutunya Pasukan Pembebasan Suriah (FSA) telah mengambil kendali wilayah Afrin secara total setelah operasi militer terhadap pasukan YPG Kurdi dengan kode nama “Operation Olive Branch” diluncurkan dua bulan lalu.
(mas)