Diusir Inggris, 23 Diplomat Rusia Mulai Angkat Kaki

Selasa, 20 Maret 2018 - 23:46 WIB
Diusir Inggris, 23 Diplomat...
Diusir Inggris, 23 Diplomat Rusia Mulai Angkat Kaki
A A A
LONDON - Sebanyak 23 diplomat Rusia mulai meninggalkan kedutaan negara mereka di London pada hari Selasa (20/3/2018). Mereka harus hengkang setelah diusir pemerintah Inggris sebagai bagian dari sanksi terkait klaim bahwa Moskow mendalangi serangan racun terhadap mantan agen ganda Sergei Skripal di wilayah Inggris.

Sebuah video yang ditayangkan oleh kantor berita Ruptly menunjukkan beberapa kendaraan telah meninggalkan kompleks misi diplomatik Rusia di London pada Selasa siang. Menurut laporan Reuters, setidaknya ada tiga bus yang membawa 23 diplomat dan para keluarganya keluar dari wilayah Inggris.

Pekan lalu, Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May memerintahkan 23 diplomat Moskow untuk hengkang dari Inggris pada 20 Maret 2018. Menurut duta besar Rusia untuk Inggris, Alexander Yakovenko, anggota keluarga para staf yang diusir juga dipaksa meninggalkan negara itu.

Sebagai pembalasan, Kementerian Luar Negeri Rusia pada Sabtu pekan lalu mengumumkan bahwa 23 pegawai kedutaan besar Inggris di Moskow dinyatakan sebagai persona non grata dan harus hengkang dalam tempo seminggu.

Pemerintah Inggris menuduh Skripal diserang racun saraf buatan Rusia A-234 atau dikenal sebagai Novichok. Menurut London, Moskow bertanggung jawab atas serangan racun tersebut.

Selain pengusiran 23 diplomat Moskow, PM May mengumumkan bahwa aset-aset Rusia di negaranya akan dibekukan, kontak atau komunikasi tingkat tinggi kedua negara juga akan dibekukan dan Inggris akan memboikot World Cup (Piala Dunia) 2018 yang digelar di Rusia.

Moskow membantah tuduhan Inggris sebagai dalang serangan racun terhadap mantan agen ganda tersebut. Selain membalas pengusiran 23 diplomat, Rusia juga memastikan akan mengambil tindakan pembalasan lain dalam waktu yang tidak terlalu lama.

Pada 4 Maret 2018, Skripal, 66, dan putrinya, Yulia Skripal, 33, ditemukan tak sadarkan diri di bangku taman di Salisbury, Inggris selatan. Selain mereka, seorang petugas polisi juga bernasib serupa.

Menurut pemerintah Inggris Skripal dan putrinya terpapar racun saraf Novichok. Namun, London tidak bisa memberikan bukti bahkan menolak bekerja sama dengan Moskow untuk melakukan penyelidikan bersama Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) terkait tuduhan tersebut.

Skripal dulunya adalah agen intelijen Rusia. Namun, dia tangkap dan dihukum karena menjadi agen ganda untuk Rusia dan Inggris. Dia dibebaskan atau diampuni tahun 2010 oleh Kremlin melalui kesepakatan tukar tahanan mata-mata antara Rusia dan Barat.

Sejak dibebaskan, Skripal dan keluarganya pindah ke Inggris dan dilindungi London. Bagi Moskow, tidak ada untungnya meracuni Skripal yang telah dianggap sebagai pengkhianat.

Pada hari Senin, Dewan Eropa mengeluarkan pernyataan yang mendukung Inggris, yakni menganggap Federasi Rusia bertanggung jawab atas insiden serangan racun pada 4 Maret 2018 di Salisbury.Dewan Eropa mengaku terkejut dengan serangan racun saraf tersebut dan mendesak Moskow untuk segera menangani masalah itu.

Moskow menggambarkan penilaian Uni Eropa tentang insiden Sergei Skripal sebagai keputusan "terburu-buru, spekulatif, dan tanpa bukti". Rusia menegaskan tidak memiliki stok racun Novichok.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1264 seconds (0.1#10.140)