50 Tahun Tragedi My Lai: Bak Robot, Tentara AS Bantai 500 Warga Vietnam
A
A
A
HANOI - Lima puluh tahun yang lalu, satu peleton tentara Amerika Serikat (AS) menyerbu Dusun My Lai yang tenang di Vietnam Selatan. Seperti robot, para tentara AS, melepaskan tembakan, granat dan melakukan serangan seksual yang menyebabkan sekitar 500 orang tewas.
Saat itu, 16 Maret 1968 sekelompok unit tentara Amerika memasuki My Lai dengan perintah bantai siapa saja yang berjalan, merangkak atau pun berdiri. Tragedi pembantaian itu berlangsung selama empat jam dan membuat dusun yang tenang itu jadi horor. Bahkan tanaman dan ternak pun terhindarkan.
Kekejaman tentara Amerika di My Lai itu dirahasikan selama 20 bulan, sampai gambaran dan pembantaian bermunculan surat kabar. Dokumen itu mengejutkan orang Amerika dan memicu demonstrasi anti-perang besar-besaran.
Batalion Infanteri AS memasuki dusun yang damai itu berdasarkan pemahaman informasi yang keliru yang menyebut para gerilyawan Viet Cong (VC) hadir di sana. Namun, yang didapati adalah para warga sipil tak bersenjata, yang banyak di antaranya adalah anak-anak, wanita dan orang tua.
Tentara Amerika dengan beringas melepaskan hujan tembakan dari M-16 dan peluncur granat M79. Mereka mengumpulkan penduduk desa dan membantainya, sebelum melakukan serangan seksual terhadap sekitar 20 wanita dan remaja perempuan.
Kengerian itu baru mulai mereda saat pilot helikopter militer Hugh Thompson Jr mendarat di antara tentara dan penduduk desa dan mengancam akan menembaki pasukan Amerika.
Thompson telah menyaksikan seorang tentara membunuh seorang wanita Vietnam yang terluka. Dia kemudian melihat selokan yang dipenuhi mayat. "Itu terlihat bagi saya seperti ada banyak sekali pembunuhan yang tidak perlu terjadi di bawah sana. Ada sesuatu yang tidak benar tentang ini. Ada mayat di mana-mana," katanya dalam sebuah dokumen. Dokumen itu salah satunya muncul di situs warrantofficerhistory.
Dia mendarat dan masuk ke sebuah konfrontasi dengan komandan pleton Letnan William L Calley.
Setelah lepas landas lagi, pilot itu menyaksikan tentara mengejar warga sipil. Dia bergegas helikopter di antara mereka. Dia mengevakuasi penduduk desa dan kembali ke tempat kejadian untuk mencari korban selamat.
Thompson juga mengatakan kepada atasannya tentang pembantaian tersebut. Dia lantas menerima perintah untuk menghentikan pembunuhan tersebut. Sosok pilot ini disebut-sebut sebagai "pahlawan".
"Setelah penembakan selesai, tentara tersebut pergi dan ketika makan siang, mereka benar-benar berada di sebelah selokan, di samping mayat-mayat tersebut. Dan begitulah keterkaitan yang Anda dapatkan," kata Seymour Hersh, reporter investigasi yang berbagi laporannya di Democracy Now.
Meskipun Thompson mengajukan sebuah laporan, anehnya penyelidikan militer menemukan bahwa tidak ada pembantaian. Kapten Ernest Medina, yang telah memerintahkan tentara untuk bersikap agresif dalam operasi mereka, mengatakan kepada atasannya bahwa unit tersebut telah membunuh banyak pejuang anggota VC.
Pada tahun 1968, Ron Ridenhour, seorang infanteri yang pernah mendengar tentang kejadian tersebut, mulai menyelidiki apa yang terjadi. Pada bulan Maret 1969 dia menulis surat kepada Presiden Richard Nixon, Pentagon, anggota Kongres, Departemen Luar Negeri, Kepala Staf Gabungan yang merinci pembantaian tersebut. Ini memicu penyelidikan resmi dan para petugas militer seperti Ridenhour, Medina, Thompson, dan Calley diperiksa.
Sersan Ron Haeberle, fotografer Angkatan Darat Amerika Serikat bersama Charlie Company, telah menangkap momen mengerikan itu dengan kamera resmi dan kamera pribadi. Dia menyerahkan gulungan film resmi milik militer, namun hasil bidikan kamera pribadinya jauh lebih gamblang.
Hersh, seorang jurnalis lepas di Washington, mendengar apa yang terjadi di My Lai dari seorang pengacara anti-perang.Dia melihat sebuah laporan berita tentang Calley yang dituduh melakukan pembunuhan pada bulan September 1969, dan berhasil mendapatkan lembaran data rahasia tersebut.
Laporan Hersch yang dihasilkan berjudul; "Letnan Dituduh Membunuh 109 Warga Sipil," muncul di Dispatch News Service pada tanggal 13 November, dan diangkat oleh sejumlah media sebelum data lain bermunculan.
Hari Jumat kemarin, publik Vietnam memperingati 50 tahun tragedi pembantaian di My Lai oleh tentara AS. Mereka berkabung dan menaruh karangan bunga di situs-situs tragedi.
Saat itu, 16 Maret 1968 sekelompok unit tentara Amerika memasuki My Lai dengan perintah bantai siapa saja yang berjalan, merangkak atau pun berdiri. Tragedi pembantaian itu berlangsung selama empat jam dan membuat dusun yang tenang itu jadi horor. Bahkan tanaman dan ternak pun terhindarkan.
Kekejaman tentara Amerika di My Lai itu dirahasikan selama 20 bulan, sampai gambaran dan pembantaian bermunculan surat kabar. Dokumen itu mengejutkan orang Amerika dan memicu demonstrasi anti-perang besar-besaran.
Batalion Infanteri AS memasuki dusun yang damai itu berdasarkan pemahaman informasi yang keliru yang menyebut para gerilyawan Viet Cong (VC) hadir di sana. Namun, yang didapati adalah para warga sipil tak bersenjata, yang banyak di antaranya adalah anak-anak, wanita dan orang tua.
Tentara Amerika dengan beringas melepaskan hujan tembakan dari M-16 dan peluncur granat M79. Mereka mengumpulkan penduduk desa dan membantainya, sebelum melakukan serangan seksual terhadap sekitar 20 wanita dan remaja perempuan.
Kengerian itu baru mulai mereda saat pilot helikopter militer Hugh Thompson Jr mendarat di antara tentara dan penduduk desa dan mengancam akan menembaki pasukan Amerika.
Thompson telah menyaksikan seorang tentara membunuh seorang wanita Vietnam yang terluka. Dia kemudian melihat selokan yang dipenuhi mayat. "Itu terlihat bagi saya seperti ada banyak sekali pembunuhan yang tidak perlu terjadi di bawah sana. Ada sesuatu yang tidak benar tentang ini. Ada mayat di mana-mana," katanya dalam sebuah dokumen. Dokumen itu salah satunya muncul di situs warrantofficerhistory.
Dia mendarat dan masuk ke sebuah konfrontasi dengan komandan pleton Letnan William L Calley.
Setelah lepas landas lagi, pilot itu menyaksikan tentara mengejar warga sipil. Dia bergegas helikopter di antara mereka. Dia mengevakuasi penduduk desa dan kembali ke tempat kejadian untuk mencari korban selamat.
Thompson juga mengatakan kepada atasannya tentang pembantaian tersebut. Dia lantas menerima perintah untuk menghentikan pembunuhan tersebut. Sosok pilot ini disebut-sebut sebagai "pahlawan".
"Setelah penembakan selesai, tentara tersebut pergi dan ketika makan siang, mereka benar-benar berada di sebelah selokan, di samping mayat-mayat tersebut. Dan begitulah keterkaitan yang Anda dapatkan," kata Seymour Hersh, reporter investigasi yang berbagi laporannya di Democracy Now.
Meskipun Thompson mengajukan sebuah laporan, anehnya penyelidikan militer menemukan bahwa tidak ada pembantaian. Kapten Ernest Medina, yang telah memerintahkan tentara untuk bersikap agresif dalam operasi mereka, mengatakan kepada atasannya bahwa unit tersebut telah membunuh banyak pejuang anggota VC.
Pada tahun 1968, Ron Ridenhour, seorang infanteri yang pernah mendengar tentang kejadian tersebut, mulai menyelidiki apa yang terjadi. Pada bulan Maret 1969 dia menulis surat kepada Presiden Richard Nixon, Pentagon, anggota Kongres, Departemen Luar Negeri, Kepala Staf Gabungan yang merinci pembantaian tersebut. Ini memicu penyelidikan resmi dan para petugas militer seperti Ridenhour, Medina, Thompson, dan Calley diperiksa.
Sersan Ron Haeberle, fotografer Angkatan Darat Amerika Serikat bersama Charlie Company, telah menangkap momen mengerikan itu dengan kamera resmi dan kamera pribadi. Dia menyerahkan gulungan film resmi milik militer, namun hasil bidikan kamera pribadinya jauh lebih gamblang.
Hersh, seorang jurnalis lepas di Washington, mendengar apa yang terjadi di My Lai dari seorang pengacara anti-perang.Dia melihat sebuah laporan berita tentang Calley yang dituduh melakukan pembunuhan pada bulan September 1969, dan berhasil mendapatkan lembaran data rahasia tersebut.
Laporan Hersch yang dihasilkan berjudul; "Letnan Dituduh Membunuh 109 Warga Sipil," muncul di Dispatch News Service pada tanggal 13 November, dan diangkat oleh sejumlah media sebelum data lain bermunculan.
Hari Jumat kemarin, publik Vietnam memperingati 50 tahun tragedi pembantaian di My Lai oleh tentara AS. Mereka berkabung dan menaruh karangan bunga di situs-situs tragedi.
(mas)