Serangan Zat Saraf di Inggris, AS dan Sekutunya Salahkan Rusia
A
A
A
LONDON - Para pemimpin Amerika Serikat (AS), Prancis, dan Jerman bergabung bersama Inggris menyalahkan Rusia atas serangan zat saraf terhadap mantan mata-mata Kremlin. Mereka mengutuk apa yang disebut sebagai serangan pertama zat saraf di Eropa sejak Perang Dunia II.
Dalam sebuah pernyataan bersama, Presiden AS Donald Trump, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan tidak ada penjelasan alternatif yang masuk akal untuk tanggung jawab Rusia.
Mereka mengatakan bahwa kegagalan Rusia untuk menanggapi permintaan sah Inggris untuk sebuah penjelasan lebih jauh menggarisbawahi tanggung jawabnya dalam serangan di Inggris selatan.
"Penggunaan zat saraf kelas militer ini, dari jenis yang dikembangkan oleh Rusia, merupakan penggunaan zat saraf pertama di Eropa sejak Perang Dunia Kedua," bunyi pernyataan bersama itu seperti dikutip dari AP, Jumat (16/3/2018).
Para pemimpin tersebut menyebutnya sebagai serangan terhadap kedaulatan Inggris dan pelanggaran hukum internasional.
Dalam pernyataan bersamanya, Trump, Macron, Merkel dan May mengutip pola perilaku Rusia yang sebelumnya tidak bertanggung jawab. Mereka juga meminta Rusia untuk mengungkapkan rincian program Novichok kepada Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW).
"Kami meminta Rusia untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai anggota Dewan Keamanan PBB untuk menegakkan perdamaian dan keamanan internasional," kata mereka.
Para pemimpin tidak mengatakan tindakan yang akan mereka ambil jika Rusia tidak mematuhi pernyataan bersama mereka.
Pernyataan empat negara tersebut merupakan buah usaha Inggris untuk meminta dukungan internasional untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas serangan terhadap mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia. Keduanya kini dalam kondisi kritis dan seorang perwira polisi Inggris juga sakit parah karena terpapar zat tersebut.
Hubungan Rusia-Inggris telah merosot ke tingkat kecemasan era Perang Dingin sejak serangan itu. Perdana Menteri May pada hari Rabu mengusir 23 diplomat Rusia, memutuskan kontak tingkat tinggi dengan Moskow dan bersumpah baik tindakan terbuka maupun rahasia setelah serangan tersebut terjadi.
Rusia menyangkal menjadi sumber zat saraf yang meracuni Skripal. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia khawatir dengan situasi ini dan akan berusaha untuk mengekspresikan posisinya di pentas internasional.
Dalam sebuah pernyataan bersama, Presiden AS Donald Trump, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Angela Merkel dan Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan tidak ada penjelasan alternatif yang masuk akal untuk tanggung jawab Rusia.
Mereka mengatakan bahwa kegagalan Rusia untuk menanggapi permintaan sah Inggris untuk sebuah penjelasan lebih jauh menggarisbawahi tanggung jawabnya dalam serangan di Inggris selatan.
"Penggunaan zat saraf kelas militer ini, dari jenis yang dikembangkan oleh Rusia, merupakan penggunaan zat saraf pertama di Eropa sejak Perang Dunia Kedua," bunyi pernyataan bersama itu seperti dikutip dari AP, Jumat (16/3/2018).
Para pemimpin tersebut menyebutnya sebagai serangan terhadap kedaulatan Inggris dan pelanggaran hukum internasional.
Dalam pernyataan bersamanya, Trump, Macron, Merkel dan May mengutip pola perilaku Rusia yang sebelumnya tidak bertanggung jawab. Mereka juga meminta Rusia untuk mengungkapkan rincian program Novichok kepada Organisasi untuk Larangan Senjata Kimia (OPCW).
"Kami meminta Rusia untuk memenuhi tanggung jawabnya sebagai anggota Dewan Keamanan PBB untuk menegakkan perdamaian dan keamanan internasional," kata mereka.
Para pemimpin tidak mengatakan tindakan yang akan mereka ambil jika Rusia tidak mematuhi pernyataan bersama mereka.
Pernyataan empat negara tersebut merupakan buah usaha Inggris untuk meminta dukungan internasional untuk meminta pertanggungjawaban Rusia atas serangan terhadap mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia. Keduanya kini dalam kondisi kritis dan seorang perwira polisi Inggris juga sakit parah karena terpapar zat tersebut.
Hubungan Rusia-Inggris telah merosot ke tingkat kecemasan era Perang Dingin sejak serangan itu. Perdana Menteri May pada hari Rabu mengusir 23 diplomat Rusia, memutuskan kontak tingkat tinggi dengan Moskow dan bersumpah baik tindakan terbuka maupun rahasia setelah serangan tersebut terjadi.
Rusia menyangkal menjadi sumber zat saraf yang meracuni Skripal. Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan Rusia khawatir dengan situasi ini dan akan berusaha untuk mengekspresikan posisinya di pentas internasional.
(ian)