Jenderal AS Salahkan Rusia Atas Memburuknya Hubungan Ankara-Washington
A
A
A
WASHINGTON -
Kepala Pusat Komando Amerika Serikat (AS), Jenderal Joseph Votel menyebut bahwa Rusia berada di belakang ketegangan antara AS dan Turki, dengan peran Moskow di Suriah yang berdampak pada hubungan antara dua sekutu NATO.
Berbicara dalam sidang Komite Senat Angkatan Bersenjata, Votel mengatakan bahwa dukungan Rusia terhadap rezim Bashar al-Assad di Suriah meningkatkan kompleksitas kampanye anti-ISIS karena Moskow memainkan peran "pembakar dan pemadam kebakaran ".
Hal ini, lanjut Votel memicu ketegangan di antara berbagai pihak di kawasan ini, termasuk AS dan mitra koalisi lainnya, dan kemudian bertindak sebagai arbiter untuk menyelesaikan perselisihan.
"Jadi saya khawatir dengan peran yang dimainkan Rusia di Suriah utara dan bagaimana hal itu mempengaruhi semua hubungan kita dan terutama hubungan antara kita dan Turki," katanya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (14/3).
"Turki telah menjadi mitra kunci dalam perang melawan ISIS untuk jangka waktu yang panjang, dan kami menyadari bahwa mereka memiliki masalah dengan keamanan di sepanjang perbatasan mereka," sambungnya.
Votel kemduian mengatakan bahwa operasi militer Turki yang sedang berlangsung di Suriah telah menyebabkan sedikit ketegangan antara Washington dan Ankara.
Beralih ke pertanyaan tentang sikap AS di kota Afrin di Suriah, Votel mengatakan bahwa AS tidak beroperasi di sana dan tidak berniat melakukannya.
"Perhatian yang kami miliki adalah bahwa aktivitas di Afrin adalah gangguan terhadap upaya untuk mengalahkan ISIS saat ini, dan telah berdampak pada itu," katanya, merujuk pada operasi militer Turki untuk menghapus kelompok teror di Afrin.
Kepala Pusat Komando Amerika Serikat (AS), Jenderal Joseph Votel menyebut bahwa Rusia berada di belakang ketegangan antara AS dan Turki, dengan peran Moskow di Suriah yang berdampak pada hubungan antara dua sekutu NATO.
Berbicara dalam sidang Komite Senat Angkatan Bersenjata, Votel mengatakan bahwa dukungan Rusia terhadap rezim Bashar al-Assad di Suriah meningkatkan kompleksitas kampanye anti-ISIS karena Moskow memainkan peran "pembakar dan pemadam kebakaran ".
Hal ini, lanjut Votel memicu ketegangan di antara berbagai pihak di kawasan ini, termasuk AS dan mitra koalisi lainnya, dan kemudian bertindak sebagai arbiter untuk menyelesaikan perselisihan.
"Jadi saya khawatir dengan peran yang dimainkan Rusia di Suriah utara dan bagaimana hal itu mempengaruhi semua hubungan kita dan terutama hubungan antara kita dan Turki," katanya, seperti dilansir Anadolu Agency pada Rabu (14/3).
"Turki telah menjadi mitra kunci dalam perang melawan ISIS untuk jangka waktu yang panjang, dan kami menyadari bahwa mereka memiliki masalah dengan keamanan di sepanjang perbatasan mereka," sambungnya.
Votel kemduian mengatakan bahwa operasi militer Turki yang sedang berlangsung di Suriah telah menyebabkan sedikit ketegangan antara Washington dan Ankara.
Beralih ke pertanyaan tentang sikap AS di kota Afrin di Suriah, Votel mengatakan bahwa AS tidak beroperasi di sana dan tidak berniat melakukannya.
"Perhatian yang kami miliki adalah bahwa aktivitas di Afrin adalah gangguan terhadap upaya untuk mengalahkan ISIS saat ini, dan telah berdampak pada itu," katanya, merujuk pada operasi militer Turki untuk menghapus kelompok teror di Afrin.
(esn)