21 Orang Terpapar Zat Saraf yang Racuni Pembelot Rusia

Jum'at, 09 Maret 2018 - 14:24 WIB
21 Orang Terpapar Zat...
21 Orang Terpapar Zat Saraf yang Racuni Pembelot Rusia
A A A
LONDON - Sebanyak 21 orang dirawat karena berpotensi terpapar zat saraf yang digunakan untuk meracuni mantan agen ganda Rusia Sergei Skripal dan putrinya Yulia. Hal itu diungkapkan oleh Kepala Polisi Wiltshire, Kier Pritchard.

Skripal dan putrinya Yulia ditemukan tidak sadarkan diri di bangku di sebuah pusat perbelanjaan di kota Inggris Salisbury 5 Maret lalu. Keduanya hingga saat ini masih dirawat di rumah sakit dalam kondisi kritis. Skripal adalah mantan perwira Direktorat Intelijen Utama Rusia (GRU) yang mendapat suaka di Inggris setelah pertukaran mata-mata antara Amerika Serikat (AS)-Rusia pada tahun 2010.

Pritchard mengatakan ada lebih banyak korban dalam insiden tersebut. Ia mengatakan 21 orang tengah mendapat perawatan medis setelah terpapar zat saraf yang digunakan untuk meracun Skripal. Beberapa petugas polisi berada di antara mereka yang terpapar.

"Kami memiliki beberapa petugas yang terlibat. Ada sekitar 21 orang termasuk dua pasien indeks utama," kata Pritchard.

"Mereka menjalani tes darah, mereka mendapat dukungan perawatan dan diberikan anjuran kesehatan," imbuhnya seperti dikutip dari Sputnik, Jumat (9/3/2018).

Kepala polisi kontra terorisme Inggris, Mark Rowley, pada hari Rabu mengkonfirmasi bahwa Skripal dan putrinya terkena zat saraf dalam sebuah percobaan pembunuhan. Ilmuwan pemerintah telah dilaporkan mengidentifikasi zat saraf tersebut, namun mereka belum mengungkapkannya.

Baca Juga: Mirip Jong-nam, Pengkhianat Rusia Diracun dengan Zat Saraf

Menurut Rowley ratusan detektif, spesialis forensik, analis dan petugas intelijen dari Kepolisian Inggris dan Polisi Wiltshire menyelidiki kejadian tersebut.

Menurut Menteri Dalam Negeri Inggris Amber Rudd Skripal dan putrinya yang kritis kini tengah dalam perawatan intensif. Sedangkan Nick Bailey, seorang petugas polisi Wiltshire yang merupakan orang pertama yang memberikan bantuan pada mantan mata-mata tersebut, juga tetap berada di rumah sakit, namun kondisinya relatif stabil dan sadar.

"Dia sehat, dia duduk, dia bukan Nick yang saya tahu, tapi tentu saja dia menerima perawatan tingkat tinggi. Dia berada di tangan profesional medis yang aman," kata Pritchard, menambahkan bahwa ia bangga dengan petugas yang menempatkan diri pada risiko saat menanggapi serangan keracunan.

Rudd mendesak orang untuk tidak berspekulasi tentang insiden tersebut. "Ini adalah masalah bagi polisi untuk memutuskan apa yang harus diinvestigasi," katanya.

Pada tahun 2006, Skripal dijatuhi hukuman 13 tahun penjara di Rusia karena bekerja sama dengan dinas rahasia Inggris MI6 dan mengungkapkan nama-nama agen intelijen Rusia yang bekerja di bawah perlindungan di Eropa. Pada tahun 2010, Presiden Rusia Dmitry Medvedev menandatangani sebuah dekrit yang mengampuni Skripal, dengan mantan agen tersebut kemudian pindah ke Inggris.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1088 seconds (0.1#10.140)