Presiden Korsel Berjanji Perkuat Pertahanan Militernya

Selasa, 06 Maret 2018 - 15:35 WIB
Presiden Korsel Berjanji...
Presiden Korsel Berjanji Perkuat Pertahanan Militernya
A A A
SEOUL - Presiden Korea Selatan (Korsel), Moon Jae-in mengatakan, negara tersebut akan terus memperkuat pertahanan militernya saat berbicara dengan Pyongyang terkait denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Hal itu diungkapkan Moon Jae-in saat delegasi tingkat tinggi Korsel bersiap untuk menyelesaikan lawatan ke Korut, di mana delegasi tersebut mengadakan pertemuan empat jam bersejarah dengan pemimpin Korut Kim Jong-un.

"Kami telah memulai perjalanan kami untuk perdamaian dan kemakmuran dengan keyakinan bahwa kita dapat membangun denuklirisasi dan perdamaian di Semenanjung Korea dengan kekuatan kita sendiri," kata Moon kepada siswa-siswa lulusas Akademi Militer Korsel.

"Tapi pada saat yang sama, kita harus melakukan yang terbaik untuk membangun kemampuan penanggulangan senjata nuklir dan rudal Korea Utara," imbuhnya seperti dikutip dari CNN, Selasa (6/3/2018).

Moon mengirim delegasi tingkat tinggi ke utara setelah menerima undangan pribadi dari Kim Jong-un untuk mengunjungi Pyongyang saat Olimpiade Musim Dingin bulan lalu di Pyeongchang. Undangan tersebut disampaikan oleh saudara perempuan Kim, Kim Yo-jong, yang dianggap salah satu orang kepercayaan terdekatnya.

Tidak termasuk legenda bola basket Dennis Rodman dan mantan pejabat tinggi China Liu Yunshan, pejabat dari Seoul diyakini sebagai orang Korsel pertama yang berbicara dan bertatap muka dengan Kim Jong-un sejak ia mengambil kendali negara itu setelah ayahnya mangkat di tahun 2011.

Penasihat Keamanan Nasional Korsel Chung Eui-yong, yang memimpin delegasi Seoul, diperkirakan akan melakukan perjalanan ke Washington dengan kepala Dinas Intelijen Nasional Suh Hoon. Mereka akan mendiskusikan hasil kunjungan ke Korut dengan rekan-rekan mereka asal Amerika Serikat (AS) setelah kembali ke Seoul.

Penekanan Moon pada dialog dan kemampuan militer tampaknya sejalan dengan kampanye tekanan maksimum AS. Washington meningkatkan sanksi dan tekanan pada Korut sambil membiarkan pintu dialog terbuka.

Pemerintah Trump mengatakan akan bersedia untuk melakukan dialog dengan Korut, namun selalu bersikeras bahwa Pyongyang harus meninggalkan program senjata nuklirnya sebagai bagian dari perundingan.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0834 seconds (0.1#10.140)