Pembelot: Pemandu Sorak Korut Dipaksa Jadi Budak Seks

Minggu, 25 Februari 2018 - 10:12 WIB
Pembelot: Pemandu Sorak...
Pembelot: Pemandu Sorak Korut Dipaksa Jadi Budak Seks
A A A
SEOUL - Para pemandu sorak yang memberi semangat para atlet Korea Utara (Korut) di Olimpiade Musim Dingin Pyeongchang adalah budak seks politisi papan atas Pyongyang. Hal itu diungkapkan oleh seorang pembelot yang juga mantan tentara Korut.

Lee So-yeon mengatakan bahwa para penari dan penyanyi dipaksa menanggalkan pakaiannya dan memberikan layanan seksual di pesta-pesta Politbiro Pusat negara itu yang diadakan setiap hari. Anggota panitia pengambilan keputusan termasuk pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Kim Yong-nam.

"Rombongan seni Korea Utara datang ke sini dan tampil dengan tarian dan lagu mewah, namun bukan hanya mereka harus bertanggung jawab atas propaganda Kim Jong-un, mereka juga harus pergi ke pesta dan memberikan layanan seksual," ujar Se-yeon.

"Pesta ini diadakan setiap hari untuk Politbiro Pusat. Dan bahkan jika mereka tidak menginginkan ini, mereka harus melayani dengan tubuh mereka, seperti pelanggaran hak asasi manusia," sambungnya.

"Para wanita di sana, saat mereka hadir, mereka harus menanggalkan pakaian. Mereka diminta menanggalkan pakaian seperti benda. Itulah rasa sakit fisik yang harus mereka alami," tukasnya seperti dikutip dari Independent, Minggu (25/2/2018).

Klaim Se-yeon ini dikatakan berdasarkan insiden masa lalu yang mungkin terjadi beberapa tahun lalu.

Lee Se-yeon sendiri adalah mantan musisi militer Korut berusia 42 tahun yang melarikan diri ke Korea Selatan (Korsel) pada tahun 2008 lalu.

Para atlet yang ambil bagian dalam Olimpiade juga digambarkan sebagai "budak" oleh Kim Hyung-soo (54) yang membelot ke Korsel pada tahun 2009 dengan anaknya, seorang pemain ski yang kompetitif.

"Dalam satu kata, atlet adalah budak olahraga Kim Jong-un. Bahkan pelatihnya adalah budak Kim Jong-un, dan rezim Korea Utara," katanya.

"Karena di Korea Utara, Kim Jong-un dan rezimnya adalah seluruh dunia. Para atlet dan pemandu sorak juga. Mereka semua adalah budak Kim Jong-un dan Korea Utara. Para pemandu sorak juga. Mereka memilih orang-orang yang tidak mungkin cacat, dan orang-orang dengan latar belakang yang setia. Faktor ini sangat penting sejak tahap awal," tuturnya.

Tim pemandu sorak telah digambarkan sebagai "tentara kecantikan" oleh Han Seo-hee, mantan anggota kelompok tersebut.

Ia mengatakan kepada BBC bagaimana para wanita dipilih sendiri untuk penampilan bagus mereka dan dipaksa melakukan pelatihan ideologis selama tiga bulan untuk memastikan kesetiaan mereka terhadap rezim tersebut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1068 seconds (0.1#10.140)