Membayar untuk Seks, 21 Staf Palang Merah Internasional Dipecat
A
A
A
ZURICH - Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan bahwa 23 staf telah meninggalkan badan kemanusiaan itu sejak tahun 2015 karena terlibat skandal seksual. Dari 23 staf, 21 orang di antaranya dipecat.
”Sejak tahun 2015, kami telah mengidentifikasi 21 anggota staf yang dipecat karena membayar untuk layanan seksual atau mengundurkan diri selama penyelidikan internal.
Dua anggota staf lainnya yang diduga melakukan kesalahan seksual tidak memperpanjang kontrak mereka,” kata Direktur Jenderal ICRC Yves Daccord dalam sebuah pernyataan.
”Saya sangat sedih untuk melaporkan angka-angka ini,” ujar Daccord, seperti dikutip Reuters, Minggu (25/2/2018).
Dia mengatakan, ICRC telah mengambil tindakan untuk memastikan semua insiden akan dilaporkan dan ditangani dengan benar.
ICRC, yang memiliki lebih dari 17.000 staf di seluruh dunia, melarang stafnya untuk membayar layanan seksual bahkan di negara-negara di mana prostitusi dilegalkan.
Laporan skandal seksual yang melibatkan puluhan staf Palang Merah Internasional ini muncul setelah sebelumnya direktur badan amal Inggris, Oxfam, di Haiti mengaku menggunakan pelacur di kediamannya saat menjalankan misi bantuan.
Menurut sejumlah laporan, uang yang digunakan bos Oxfarm untuk menyewa pekerja seks itu merupakan uang dari sumbangan publik.
”Sejak tahun 2015, kami telah mengidentifikasi 21 anggota staf yang dipecat karena membayar untuk layanan seksual atau mengundurkan diri selama penyelidikan internal.
Dua anggota staf lainnya yang diduga melakukan kesalahan seksual tidak memperpanjang kontrak mereka,” kata Direktur Jenderal ICRC Yves Daccord dalam sebuah pernyataan.
”Saya sangat sedih untuk melaporkan angka-angka ini,” ujar Daccord, seperti dikutip Reuters, Minggu (25/2/2018).
Dia mengatakan, ICRC telah mengambil tindakan untuk memastikan semua insiden akan dilaporkan dan ditangani dengan benar.
ICRC, yang memiliki lebih dari 17.000 staf di seluruh dunia, melarang stafnya untuk membayar layanan seksual bahkan di negara-negara di mana prostitusi dilegalkan.
Laporan skandal seksual yang melibatkan puluhan staf Palang Merah Internasional ini muncul setelah sebelumnya direktur badan amal Inggris, Oxfam, di Haiti mengaku menggunakan pelacur di kediamannya saat menjalankan misi bantuan.
Menurut sejumlah laporan, uang yang digunakan bos Oxfarm untuk menyewa pekerja seks itu merupakan uang dari sumbangan publik.
(mas)