Jelang Voting PBB Soal Suriah, Rusia Jadi Sorotan
A
A
A
NEW YORK - Jelang diadakannya pemungutan suara soal gencatan senjata di Suriah oleh Dewan Keamanan PBB, semua mata kini tertuju kepada Rusia. Moskow memiliki sejarah untuk menghalangi langkah-langkah Dewan Keamanan yang dinilai merugikan kepentingan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Jerman dan Prancis termasuk di antara negara-negara yang meningkatkan tekanan kepada Rusia. Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mendukung resolusi tersebut.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow menginginkan jaminan bahwa pejuang Suriah tidak akan menyerang daerah pemukiman di Damaskus.
Damaskus dan Moskow kompak mengatakan bahwa mereka menargetkan militan. Mereka mengatakan bahwa tujuan utama mereka adalah menghentikan serangan pejuang di Ibu Kota, dan telah menuduh gerilyawan di Ghouta menahan penduduk sebagai tameng manusia.
Observatorium untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa pesawat terbang dan artileri pasukan pro Assad menyerang Douma, Zamalka dan kota-kota lain di daerah kantong pada Jumat dini hari.
Tidak ada komentar langsung dari militer Suriah terkait laporan tersebut.
Badan amal medis mengatakan lebih dari selusin rumah sakit terkena serangan, sehingga hampir tidak mungkin merawat orang yang terluka.
Seorang saksi di Douma yang meminta untuk tidak diidentifikasi mengatakan melalui telepon bahwa pemboman pagi hari adalah yang paling intens sejauh ini. Seorang penduduk lain, di kota Hamouriyeh, mengatakan bahwa serangan tersebut berlanjut seperti hari-hari lain.
"Setiap kali pemboman berhenti untuk beberapa saat, kendaraan Pertahanan Sipil pergi ke tempat yang ditargetkan. Mereka bekerja untuk membuang puing-puing dari jalan," kata Bilal Abu Salah seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (24/2/2018).
Pertahanan Sipil di sana mengatakan bahwa penyelamatnya bergegas membantu yang terluka setelah serangan di Hamouriyeh dan Saqba. Layanan darurat, yang beroperasi di wilayah pejuang, mengatakan telah menarik ratusan orang keluar dari reruntuhan dalam beberapa hari ini.
Hamza Birqdar, juru bicara militer untuk faksi pejuang Jaish al-Islam, mengatakan telah menggagalkan sembilan serangan oleh milisi pro-pemerintah yang berusaha menyerbu sebuah front di tenggara Ghouta.
Sedikitnya 462 orang telah terbunuh, termasuk setidaknya 99 anak-anak, dan ratusan lainnya terluka, kata kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia(SOHR).
Jerman dan Prancis termasuk di antara negara-negara yang meningkatkan tekanan kepada Rusia. Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mendukung resolusi tersebut.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan Moskow menginginkan jaminan bahwa pejuang Suriah tidak akan menyerang daerah pemukiman di Damaskus.
Damaskus dan Moskow kompak mengatakan bahwa mereka menargetkan militan. Mereka mengatakan bahwa tujuan utama mereka adalah menghentikan serangan pejuang di Ibu Kota, dan telah menuduh gerilyawan di Ghouta menahan penduduk sebagai tameng manusia.
Observatorium untuk Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa pesawat terbang dan artileri pasukan pro Assad menyerang Douma, Zamalka dan kota-kota lain di daerah kantong pada Jumat dini hari.
Tidak ada komentar langsung dari militer Suriah terkait laporan tersebut.
Badan amal medis mengatakan lebih dari selusin rumah sakit terkena serangan, sehingga hampir tidak mungkin merawat orang yang terluka.
Seorang saksi di Douma yang meminta untuk tidak diidentifikasi mengatakan melalui telepon bahwa pemboman pagi hari adalah yang paling intens sejauh ini. Seorang penduduk lain, di kota Hamouriyeh, mengatakan bahwa serangan tersebut berlanjut seperti hari-hari lain.
"Setiap kali pemboman berhenti untuk beberapa saat, kendaraan Pertahanan Sipil pergi ke tempat yang ditargetkan. Mereka bekerja untuk membuang puing-puing dari jalan," kata Bilal Abu Salah seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (24/2/2018).
Pertahanan Sipil di sana mengatakan bahwa penyelamatnya bergegas membantu yang terluka setelah serangan di Hamouriyeh dan Saqba. Layanan darurat, yang beroperasi di wilayah pejuang, mengatakan telah menarik ratusan orang keluar dari reruntuhan dalam beberapa hari ini.
Hamza Birqdar, juru bicara militer untuk faksi pejuang Jaish al-Islam, mengatakan telah menggagalkan sembilan serangan oleh milisi pro-pemerintah yang berusaha menyerbu sebuah front di tenggara Ghouta.
Sedikitnya 462 orang telah terbunuh, termasuk setidaknya 99 anak-anak, dan ratusan lainnya terluka, kata kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia(SOHR).
(ian)