Muslimah Cawalkot di Minnesota Dapat Ancaman Pembunuhan
A
A
A
WASHINGTON - Seorang Muslimah yang tengah berjuang untuk memimpin sebuah kota di Minnesota, Amerika Serikat (AS), mendapatkan ancaman pembunuhan di media sosial. Ia pun melaporkan hal tersebut kepada pihak kepolisian.
Regina Mustafa adalah salah satu dari sejumlah orang yang ingin menjadi Wali Kota Rochester, 100 mil sebelah barat daya Minneapolis. Ia mengatakan bahwa seseorang yang mengaku berasal dari Militia Movement menulis ancaman di situsnya berbunyi:
Regina Mustafa termasuk di antara sejumlah orang yang ingin menjadi walikota Rochester, 100 mil selatan barat Minneapolis. Dia mengatakan bahwa seseorang yang mengeposkan sebagai "Gerakan Milisi" menulis di situs webnya: "BUNUH semua muslim di Amerika."
"Saya tidak tahu apakah orang tersebut berada di dekat sini atau di wilayah lain. Ancaman ini harus dianggap serius," kata Mustafa.
"Itu lebih merupakan ancaman umum bagi semua Muslim di Amerika, tapi karena orang ini seperti sengaja meluangkan waktu untuk mencari tahu tentang saya dan meninggalkan komentar ini, saya menganggapnya sebagai ancaman khusus," imbuhnya seperti dilansir dari Independent, Kamis (15/2/2018).
Regina mengatakan bahwa kata-kata ancaman yang ditinggalkan di postingan akun Google Plus miliknya menyertakan sebuah foto saat dirinya berpidato di Peace Plaza di Rochester. Wanita berusia 37 tahun itu mengatakan telah melaporkannya ke Departemen Kepolisian Rochester.
Sementara itu Council on American-Islamic Relations (CAIR) Minnesota meminta polisi untuk menyelidiki ancaman yang diterima Regina Mustafa.
"Kami mendesak otoritas penegakan hukum negara bagian dan federal untuk menyelidiki ancaman kekerasan implisit ini yang menargetkan anggota komunitas minoritas yang ingin mengambil bagian dalam proses politik negara kami," kata Direktur Eksekutif CAIR Minnesota Jaylani Hussein.
Hussein mengatakan organisasinya telah menyaksikan lonjakan insiden kebencian yang membidik Muslim AS dan anggota kelompok minoritas lainnya sejak terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden.
Media lokal mengatakan bahwa Regina, yang mengenakan jilbab, merasa telah sangat diterima di kota tersebut meski sesekali terlibat konfrontasi dengan orang asing. Ia mengaku pernah diteriaki oleh pengendara mobil yang lewat. Bahkan pernah suatu saat, seorang pria mendatanginya saat ia duduk di sebuah kedai kopi bersama putrinya dan berkara "pulanglah ke rumah."
Regina juga mendapatkan ancaman setelah mengumumkan tawaran untuk Kongres tahun lalu.
Polisi Rochester tidak segera menanggapi pertanyaan mengenai hal ini.
Regina Mustafa adalah salah satu dari sejumlah orang yang ingin menjadi Wali Kota Rochester, 100 mil sebelah barat daya Minneapolis. Ia mengatakan bahwa seseorang yang mengaku berasal dari Militia Movement menulis ancaman di situsnya berbunyi:
Regina Mustafa termasuk di antara sejumlah orang yang ingin menjadi walikota Rochester, 100 mil selatan barat Minneapolis. Dia mengatakan bahwa seseorang yang mengeposkan sebagai "Gerakan Milisi" menulis di situs webnya: "BUNUH semua muslim di Amerika."
"Saya tidak tahu apakah orang tersebut berada di dekat sini atau di wilayah lain. Ancaman ini harus dianggap serius," kata Mustafa.
"Itu lebih merupakan ancaman umum bagi semua Muslim di Amerika, tapi karena orang ini seperti sengaja meluangkan waktu untuk mencari tahu tentang saya dan meninggalkan komentar ini, saya menganggapnya sebagai ancaman khusus," imbuhnya seperti dilansir dari Independent, Kamis (15/2/2018).
Regina mengatakan bahwa kata-kata ancaman yang ditinggalkan di postingan akun Google Plus miliknya menyertakan sebuah foto saat dirinya berpidato di Peace Plaza di Rochester. Wanita berusia 37 tahun itu mengatakan telah melaporkannya ke Departemen Kepolisian Rochester.
Sementara itu Council on American-Islamic Relations (CAIR) Minnesota meminta polisi untuk menyelidiki ancaman yang diterima Regina Mustafa.
"Kami mendesak otoritas penegakan hukum negara bagian dan federal untuk menyelidiki ancaman kekerasan implisit ini yang menargetkan anggota komunitas minoritas yang ingin mengambil bagian dalam proses politik negara kami," kata Direktur Eksekutif CAIR Minnesota Jaylani Hussein.
Hussein mengatakan organisasinya telah menyaksikan lonjakan insiden kebencian yang membidik Muslim AS dan anggota kelompok minoritas lainnya sejak terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden.
Media lokal mengatakan bahwa Regina, yang mengenakan jilbab, merasa telah sangat diterima di kota tersebut meski sesekali terlibat konfrontasi dengan orang asing. Ia mengaku pernah diteriaki oleh pengendara mobil yang lewat. Bahkan pernah suatu saat, seorang pria mendatanginya saat ia duduk di sebuah kedai kopi bersama putrinya dan berkara "pulanglah ke rumah."
Regina juga mendapatkan ancaman setelah mengumumkan tawaran untuk Kongres tahun lalu.
Polisi Rochester tidak segera menanggapi pertanyaan mengenai hal ini.
(ian)