AS Bakal Pensiunkan Pembom B-2 dan B-1B, Siapkan B-21 Raider
A
A
A
WASHINGTON - Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) bersiap untuk mengistirahatkan armada pesawat pembom B-2 Spirit dan B-1B Lancer. Sebagai gantinya, Pentagon mempersiapkan pesawat pembom stealth generasi terbaru, B-21 Raider.
Rencana Washington ini mengejutkan karena pesawat pembom stealth B-2 yang berkemampuan nuklir dan armada pembom supersonik B-1B selama ini jadi ikon tempur udara Amerika.
Mengutip laporan Aviation Week, pensiun dua pesawat pembom andalan Pentagon itu untuk mendukung pendanaan program B-21 Raider. Rencananya, pesawat pembom generasi terbaru tersebut akan melakuan penerbangan perdana pada pertengan 2020-an.
Persiapan untuk pensiun B-2 dan B-1B diumumkan secara resmi pada 12 Februari 2018 dalam pengajuan anggaran Gedung Putih untuk tahun fiskal 2019. Kongres memiliki kekuatan tertinggi untuk mengendalikan pengeluaran AS, sehingga pengajuan anggaran pemerintah Trump tetap bergantung pada parlemen.
Rencana mengistirahatkan armada B-2 dan B-1B tak main-main, karena Angkatan Udara AS telah berencana untuk membeli 100 unit B-21 Raider dengan total harga USD80 miliar yang mencakup pesawat dan peralatan pendukungnya.
Kendati demikian, alasan pasti memensiunkan dua ikon tempur udara Amerika itu tetap dirahasikan Pentagon. Hanya pesawat tipe serupa milik Rusia yang layak dibandingkan dengan B2 yang berusia hampir 30 tahun.
Pada saat ini, hanya sedikit yang diketahui tentang desain pesawat pembom generasi terbaru, B-21 Raider. Pesawat pembom terbaru ini didesain untuk menampilkan teknologi stealth terbaru dan dapat dioptimalkan untuk menembus jauh ke dalam wilayah musuh yang tidak terdeteksi.
Sebuah konsep citra Raider yang dirilis pada awal 2016 menunjukkan bahwa desainnya serupa dengan B-2. Hanya saja desain itu telah di-upgrade. “Yang memungkinkan penggunaan sistem mutakhir dan teknologi yang ada,” kata Angkatan Udara AS dalam sebuah pernyataan.
Laporan lain menyatakan, rencana Angkatan Udara AS menarik pesawat B-2 dan B-1B lantaran biaya pemeliharaan yang sangat mahal.
Meski akan mengeluarkan pesawat generasi anyar B-21 Raider, AS masih mempertahankan pesawat pembom tertuanya, B-52 Stratofortress. Angkatan Udara AS bahkan ingin memperluas armada pembom B-52H dengan mesin baru untuk memperbaiki jangkauan, penghematan bahan bakar, dan pembangkit listrik di pesawat.
Sekadar diketahui, pesawat pembom B-52 dapat membawa rudal jelajah konvensional dan nuklir. Pesawat ini juga bisa dilengkapi dengan rudal nuklir Long Range Stand Off (LRSO), sebuah rudal jelajah yang akan membuat B-52 relevan selama beberapa dekade yang akan datang.
”Dengan fokus yang memadai dan modernisasi, termasuk mesin baru, B-52 memiliki masa kerja yang diproyeksikan hingga tahun 2050,” kata pejabat Angkatan Udara AS, Jenderal Robin Rand, dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Selasa (13/2/2018).
Rencana Washington ini mengejutkan karena pesawat pembom stealth B-2 yang berkemampuan nuklir dan armada pembom supersonik B-1B selama ini jadi ikon tempur udara Amerika.
Mengutip laporan Aviation Week, pensiun dua pesawat pembom andalan Pentagon itu untuk mendukung pendanaan program B-21 Raider. Rencananya, pesawat pembom generasi terbaru tersebut akan melakuan penerbangan perdana pada pertengan 2020-an.
Persiapan untuk pensiun B-2 dan B-1B diumumkan secara resmi pada 12 Februari 2018 dalam pengajuan anggaran Gedung Putih untuk tahun fiskal 2019. Kongres memiliki kekuatan tertinggi untuk mengendalikan pengeluaran AS, sehingga pengajuan anggaran pemerintah Trump tetap bergantung pada parlemen.
Rencana mengistirahatkan armada B-2 dan B-1B tak main-main, karena Angkatan Udara AS telah berencana untuk membeli 100 unit B-21 Raider dengan total harga USD80 miliar yang mencakup pesawat dan peralatan pendukungnya.
Kendati demikian, alasan pasti memensiunkan dua ikon tempur udara Amerika itu tetap dirahasikan Pentagon. Hanya pesawat tipe serupa milik Rusia yang layak dibandingkan dengan B2 yang berusia hampir 30 tahun.
Pada saat ini, hanya sedikit yang diketahui tentang desain pesawat pembom generasi terbaru, B-21 Raider. Pesawat pembom terbaru ini didesain untuk menampilkan teknologi stealth terbaru dan dapat dioptimalkan untuk menembus jauh ke dalam wilayah musuh yang tidak terdeteksi.
Sebuah konsep citra Raider yang dirilis pada awal 2016 menunjukkan bahwa desainnya serupa dengan B-2. Hanya saja desain itu telah di-upgrade. “Yang memungkinkan penggunaan sistem mutakhir dan teknologi yang ada,” kata Angkatan Udara AS dalam sebuah pernyataan.
Laporan lain menyatakan, rencana Angkatan Udara AS menarik pesawat B-2 dan B-1B lantaran biaya pemeliharaan yang sangat mahal.
Meski akan mengeluarkan pesawat generasi anyar B-21 Raider, AS masih mempertahankan pesawat pembom tertuanya, B-52 Stratofortress. Angkatan Udara AS bahkan ingin memperluas armada pembom B-52H dengan mesin baru untuk memperbaiki jangkauan, penghematan bahan bakar, dan pembangkit listrik di pesawat.
Sekadar diketahui, pesawat pembom B-52 dapat membawa rudal jelajah konvensional dan nuklir. Pesawat ini juga bisa dilengkapi dengan rudal nuklir Long Range Stand Off (LRSO), sebuah rudal jelajah yang akan membuat B-52 relevan selama beberapa dekade yang akan datang.
”Dengan fokus yang memadai dan modernisasi, termasuk mesin baru, B-52 memiliki masa kerja yang diproyeksikan hingga tahun 2050,” kata pejabat Angkatan Udara AS, Jenderal Robin Rand, dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Selasa (13/2/2018).
(mas)