Korut Sambut Baik Pembicaraan Hangat dengan Korsel
A
A
A
SEOUL - Kantor berita Korea Utara (Korut) menyebut delegasinya yang dikirim ke Olimpiade Musim Dingin telah mengadakan pembicaraan hangat dengan Presiden Korea Selatan (Korsel) Moon Jae-in. Namun, media tersebut tidak menyinggung soal undangan Korut ke Presiden Moon ke Pyongyang untuk sebuah pertemuan puncak.
Media Korut, KCNA, melaporkan pertemuan dengan Presiden Korsel Moon Jae-in berjalan terbuka dan penuh dengan kejujuran.
"Kim Yo-jong dengan sopan menyerahkan sebuah surat pribadi dari pemimpin Korut itu kepada Moon saat melakukan pembicaraan pada hari Sabtu dan juga mengatakan kepada Moon tentang 'niat' saudaranya," sadur Reuters dari KCNA, tanpa merinci niat apa yang dimaksud, Minggu (11/2/2018).
Pejabat Korsel mengatakan Moon diundang ke Pyongyang untuk berbicara dengan Kim Jong-un. Undangan itu disampaikan saat pembicaraan dan makan siang di istana presiden Korsel, Blue House, di Seoul pada hari Sabtu kemarin.
Menurut pihak istana Korsel, Kim Jong-un ingin bertemu dengan Moon dalam waktu dekat dan ingin dia mengunjungi Korut secepatnya tanpa kendala apapun mengutip pernyataan saudara perempuannya.
"Sebagai tanggapan pemimpin Korea Selatan itu mengatakan mari ciptakan situasi agar bisa terjadi," ujar juru bicara Blue House Kim Eui-kyeom.
Laporan KCNA mengutip Moon yang mengatakan bahwa hubungan antar-Korea harus diperbaiki oleh pihak-pihak terkait dengan risiko apapun seperti yang ditunjukkan oleh Kim Jong-un dalam Pidato Tahun Barunya.
Pertemuan puncak seperti itu, jika terjadi, akan menandai pertama kalinya para pemimpin kedua Korea tersebut bertemu sejak 2007.
Namun, partai oposisi utama Korsel memperingatkan bahwa setiap pembicaraan antara kedua Korea dimana pembatalan program nuklir Korut bukanlah prasyarat yang hanya akan menguntungkan musuh.
"Kami benar-benar harus mengingat setiap pembicaraan di mana denuklirisasi bukanlah prasyarat yang hanya memberi Korea Utara lebih banyak waktu untuk menyelesaikan kemampuan nuklirnya sementara mereka menipu kita dengan façade ofensif perdamaian mereka," kata Chang Je-won, juru bicara Partai Liberty Korea.
Media Korut, KCNA, melaporkan pertemuan dengan Presiden Korsel Moon Jae-in berjalan terbuka dan penuh dengan kejujuran.
"Kim Yo-jong dengan sopan menyerahkan sebuah surat pribadi dari pemimpin Korut itu kepada Moon saat melakukan pembicaraan pada hari Sabtu dan juga mengatakan kepada Moon tentang 'niat' saudaranya," sadur Reuters dari KCNA, tanpa merinci niat apa yang dimaksud, Minggu (11/2/2018).
Pejabat Korsel mengatakan Moon diundang ke Pyongyang untuk berbicara dengan Kim Jong-un. Undangan itu disampaikan saat pembicaraan dan makan siang di istana presiden Korsel, Blue House, di Seoul pada hari Sabtu kemarin.
Menurut pihak istana Korsel, Kim Jong-un ingin bertemu dengan Moon dalam waktu dekat dan ingin dia mengunjungi Korut secepatnya tanpa kendala apapun mengutip pernyataan saudara perempuannya.
"Sebagai tanggapan pemimpin Korea Selatan itu mengatakan mari ciptakan situasi agar bisa terjadi," ujar juru bicara Blue House Kim Eui-kyeom.
Laporan KCNA mengutip Moon yang mengatakan bahwa hubungan antar-Korea harus diperbaiki oleh pihak-pihak terkait dengan risiko apapun seperti yang ditunjukkan oleh Kim Jong-un dalam Pidato Tahun Barunya.
Pertemuan puncak seperti itu, jika terjadi, akan menandai pertama kalinya para pemimpin kedua Korea tersebut bertemu sejak 2007.
Namun, partai oposisi utama Korsel memperingatkan bahwa setiap pembicaraan antara kedua Korea dimana pembatalan program nuklir Korut bukanlah prasyarat yang hanya akan menguntungkan musuh.
"Kami benar-benar harus mengingat setiap pembicaraan di mana denuklirisasi bukanlah prasyarat yang hanya memberi Korea Utara lebih banyak waktu untuk menyelesaikan kemampuan nuklirnya sementara mereka menipu kita dengan façade ofensif perdamaian mereka," kata Chang Je-won, juru bicara Partai Liberty Korea.
(ian)