Ribuan Warga Venezuela Geruduk Perbatasan Kolombia
A
A
A
BOGOTA - Ribuan warga Venezuela menyerbu penyeberangan perbatasan dengan Kolombia pasca Presiden Juan Manuel Santos mengumumkan akan memperkatat kontrol di perbatasan. Nantinya hanya mereka yang telah mendaftar untuk kartu khusus perbatasan atau memperlihatkan paspor yang bisa menyebrang.
Dikutip dari BBC, Sabtu (10/2/2018), peraturan itu memicu kekhawatiran warga Venezuela. Mereka waswas akan sulit bagi mereka untuk memasuki Kolombia jika regulasi itu diterapkan sepenuhnya.
Untuk diketahui, ribuan warga Venezuela menyeberang ke Kolombia setiap harinya untuk mencari pekerjaan sementara atau membeli barang-barang penting. Kebanyakan dari mereka kembali ke rumah, namun pemerintah Kolombia mengharapkan agar mereka menetap secara permanen di tengah krisis ekonomi Venezuela yang memburuk.
Venezuela telah mengalami krisis ekonomi selama bertahun-tahun akibat tingginya inflasi dan kekurangan makanan serta obat-obatan.
Brasil juga mengungkapkan keprihatinannya atas situasi tersebut. Ribuan warga Venezuela tinggal di akomodasi yang tidak bersahabat di perbatasan negara bagian Roraima.
Venezuela sendiri akan menggelar pemilu pada 22 April mendatang untuk memilih presiden. Nicolas Maduro, yang telah menjabat sejak 2013, mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan enam tahun keduannya.
Suksesor Hugo Chaves ini mengatakan krisis yang terjadi di negaranya disebabkan sabotase ekonomi yang disponsori oleh Amerika Serikat (AS).
Sementara kelompok oposisi Venezuela semakin melemah dan belum memilih kandidat untuk menjadi lawan sepadan Maduro. Kelompok oposisi menyalahkan kebijakan Partai Sosialis, yang berkuasa sejak tahun 1999, karena runtuhnya ekonomi negara kaya minyak itu.
Dikutip dari BBC, Sabtu (10/2/2018), peraturan itu memicu kekhawatiran warga Venezuela. Mereka waswas akan sulit bagi mereka untuk memasuki Kolombia jika regulasi itu diterapkan sepenuhnya.
Untuk diketahui, ribuan warga Venezuela menyeberang ke Kolombia setiap harinya untuk mencari pekerjaan sementara atau membeli barang-barang penting. Kebanyakan dari mereka kembali ke rumah, namun pemerintah Kolombia mengharapkan agar mereka menetap secara permanen di tengah krisis ekonomi Venezuela yang memburuk.
Venezuela telah mengalami krisis ekonomi selama bertahun-tahun akibat tingginya inflasi dan kekurangan makanan serta obat-obatan.
Brasil juga mengungkapkan keprihatinannya atas situasi tersebut. Ribuan warga Venezuela tinggal di akomodasi yang tidak bersahabat di perbatasan negara bagian Roraima.
Venezuela sendiri akan menggelar pemilu pada 22 April mendatang untuk memilih presiden. Nicolas Maduro, yang telah menjabat sejak 2013, mencalonkan diri kembali untuk masa jabatan enam tahun keduannya.
Suksesor Hugo Chaves ini mengatakan krisis yang terjadi di negaranya disebabkan sabotase ekonomi yang disponsori oleh Amerika Serikat (AS).
Sementara kelompok oposisi Venezuela semakin melemah dan belum memilih kandidat untuk menjadi lawan sepadan Maduro. Kelompok oposisi menyalahkan kebijakan Partai Sosialis, yang berkuasa sejak tahun 1999, karena runtuhnya ekonomi negara kaya minyak itu.
(ian)