Serang Milisi Pro Assad, AS Mengaku Membela Diri
A
A
A
WASHINGTON - Pentagon menyatakan bahwa respon militer Amerika Serikat (AS) untuk menyerang milisi pro rezim Suriah adalah sebuah pembelaan diri. Pasukan pro Presiden Suriah Bashar al-Assad menyerang milisi sekutu AS, Pasukan Demokratik Suriah (SDF), di sebelah timur jalur dekonstruksi di Efrat, Suriah.
"Pasukan pro-rezim Suriah bergerak dalam formasi unit berukuran batalion, didukung oleh artileri, tank, sistem roket berpeluncur ganda," kata Juru Bicara Pentagon Dana White kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (9/2/2018).
Pentagon mengatakan bahwa 20 sampai 30 peluru artileri dan tank mendarat dalam jarak 500 meter dari lokasi markas SDF (PYD / PKK).
White mengatakan bahwa SDF, yang didukung oleh koalisi, menanggapi sernagan pasukan pro-rezim dengan kombinasi serangan udara dan artileri. Dana menyebut tindakan tersebut dianggap sebagai pembelaan diri.
"Kendaraan dan personil pro-rezim, yang berbalik dan menuju ke barat, tidak menjadi target serangan," katanya, mencatat bahwa AS tidak mencari cara terlibat konflik dengan rezim Bashar al-Assad.
"Setiap tindakan yang menghalangi operasi untuk mengalahkan ISIS secara terus-menerus adalah sebuah gangguan," tambahnya.
Media AS melaporkan bahwa lebih dari 100 tentara pro-rezim terbunuh dalam serangan tersebut. Namun, White tidak memberikan rincian tentang korban tersebut.
Baca Juga: Serangan AS Tewaskan Lebih dari 100 Pasukan Pro Assad
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pejabat Koalisi memperingatkan pejabat Rusia tentang kehadiran SDF melalui jalur dekonfliksi sebelum serangan tersebut dan proses dekonfliksi memenuhi tujuannya.
"Pejabat koalisi melakukan komunikasi reguler dengan rekan-rekan Rusia sebelum, selama dan setelah serangan tersebut," lanjutnya.
"Pejabat Rusia meyakinkan pejabat koalisi bahwa mereka tidak akan melibatkan pasukan koalisi di sekitarnya," sambungnya.
Menurut White, selama serangan tersebut, satu tentara SDF terluka, dan tidak ada korban dari tentara koalisi.
"Pasukan pro-rezim Suriah bergerak dalam formasi unit berukuran batalion, didukung oleh artileri, tank, sistem roket berpeluncur ganda," kata Juru Bicara Pentagon Dana White kepada wartawan dalam sebuah konferensi pers seperti dikutip dari Anadolu, Jumat (9/2/2018).
Pentagon mengatakan bahwa 20 sampai 30 peluru artileri dan tank mendarat dalam jarak 500 meter dari lokasi markas SDF (PYD / PKK).
White mengatakan bahwa SDF, yang didukung oleh koalisi, menanggapi sernagan pasukan pro-rezim dengan kombinasi serangan udara dan artileri. Dana menyebut tindakan tersebut dianggap sebagai pembelaan diri.
"Kendaraan dan personil pro-rezim, yang berbalik dan menuju ke barat, tidak menjadi target serangan," katanya, mencatat bahwa AS tidak mencari cara terlibat konflik dengan rezim Bashar al-Assad.
"Setiap tindakan yang menghalangi operasi untuk mengalahkan ISIS secara terus-menerus adalah sebuah gangguan," tambahnya.
Media AS melaporkan bahwa lebih dari 100 tentara pro-rezim terbunuh dalam serangan tersebut. Namun, White tidak memberikan rincian tentang korban tersebut.
Baca Juga: Serangan AS Tewaskan Lebih dari 100 Pasukan Pro Assad
Selain itu, ia juga mengatakan bahwa pejabat Koalisi memperingatkan pejabat Rusia tentang kehadiran SDF melalui jalur dekonfliksi sebelum serangan tersebut dan proses dekonfliksi memenuhi tujuannya.
"Pejabat koalisi melakukan komunikasi reguler dengan rekan-rekan Rusia sebelum, selama dan setelah serangan tersebut," lanjutnya.
"Pejabat Rusia meyakinkan pejabat koalisi bahwa mereka tidak akan melibatkan pasukan koalisi di sekitarnya," sambungnya.
Menurut White, selama serangan tersebut, satu tentara SDF terluka, dan tidak ada korban dari tentara koalisi.
(ian)