Pertama Kali Wanita ISIS Ikut Perang di Suriah
A
A
A
DAMASKUS - Seorang petempur wanita ISIS untuk pertama kali terlihat ikut perang di wilayah yang diduga di sekitar kawasan Sungai Efrat, Suriah. Milisi wanita itu muncul dalam video propaganda baru kelompok radikal tersebut.
Video itu dirilis ISIS pada 7 Februari 2018. Kelompok itu mengizinkan wanita berperang diduga karena putus asa setelah kehilangan banyak milisi pria.
Dalam video tersebut juga ditampilkan lima wanita bersenjata digerakkan untuk berperang dalam sebuah truk berbendera ISIS.
Salah satu milisi wanita terlihat bertempur di samping militan pria. Wanita itu menembakkan sebuah senapan dalam pertempuran.
Video propaganda terbaru ini dirilis dalam bahasa Inggris dan Arab. Seorang narator dalam video memuji para milisi yang beperang. “Orang-orang bangkit untuk menanggapi seruan jihad dan mengikuti mereka, wanita mujahid yang saleh itu pergi ke pertempurannya dengan jubah suci dan iman, membalas dendam atas nama agamanya, dan untuk menghormati saudara perempuannya yang dipenjarakan oleh orang Kurdi yang murtad,” kata narrator tersebut.
”Mereka memulai pertempuran balas dendam untuk wanita suci, ini adalah kampanye yang memulai era baru penaklukan,” lanjut narator di video tersebut.
ISIS menuduh bahwa mereka telah diusir pasukan Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi dan kelompok lain di bawah Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dari markas besar di Suriah.
Pada akhir Desember, koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) memperkirakan bahwa jumlah anggota ISIS kurang dari 1.000 di wilayah-wilayah yang telah dibom di Suriah timur dan Irak barat.
Nikita Malik, Direktur Center for Respon to Radicalization and Terrorism di The Henry Jackson Society, mengatakan angka turunnya jumlah anggota ISIS menunjukkan kelompok itu telah putus asa.
”Ini menunjukkan unsur keputusasaan,” katanya kepada The Independent yang dilansir Jumat (9/2/2018). ”Ini adalah penyimpangan besar dari propaganda awal mereka bahwa wanita adalah ibu rumah tangga yang harus mengambil peran sekunder.”
Video itu dirilis ISIS pada 7 Februari 2018. Kelompok itu mengizinkan wanita berperang diduga karena putus asa setelah kehilangan banyak milisi pria.
Dalam video tersebut juga ditampilkan lima wanita bersenjata digerakkan untuk berperang dalam sebuah truk berbendera ISIS.
Salah satu milisi wanita terlihat bertempur di samping militan pria. Wanita itu menembakkan sebuah senapan dalam pertempuran.
Video propaganda terbaru ini dirilis dalam bahasa Inggris dan Arab. Seorang narator dalam video memuji para milisi yang beperang. “Orang-orang bangkit untuk menanggapi seruan jihad dan mengikuti mereka, wanita mujahid yang saleh itu pergi ke pertempurannya dengan jubah suci dan iman, membalas dendam atas nama agamanya, dan untuk menghormati saudara perempuannya yang dipenjarakan oleh orang Kurdi yang murtad,” kata narrator tersebut.
”Mereka memulai pertempuran balas dendam untuk wanita suci, ini adalah kampanye yang memulai era baru penaklukan,” lanjut narator di video tersebut.
ISIS menuduh bahwa mereka telah diusir pasukan Unit Perlindungan Rakyat (YPG) Kurdi dan kelompok lain di bawah Pasukan Demokratik Suriah (SDF) dari markas besar di Suriah.
Pada akhir Desember, koalisi pimpinan Amerika Serikat (AS) memperkirakan bahwa jumlah anggota ISIS kurang dari 1.000 di wilayah-wilayah yang telah dibom di Suriah timur dan Irak barat.
Nikita Malik, Direktur Center for Respon to Radicalization and Terrorism di The Henry Jackson Society, mengatakan angka turunnya jumlah anggota ISIS menunjukkan kelompok itu telah putus asa.
”Ini menunjukkan unsur keputusasaan,” katanya kepada The Independent yang dilansir Jumat (9/2/2018). ”Ini adalah penyimpangan besar dari propaganda awal mereka bahwa wanita adalah ibu rumah tangga yang harus mengambil peran sekunder.”
(mas)