Lagi, AS Bakal Jatuhkan Sanksi Berat untuk Korut
A
A
A
TOKYO - Washington akan segera mengumumkan sanksi terberat yang pernah ada terhadap Korea Utara (Korut). Hal itu dikatakan Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Mike Pence.
Berbicara di Jepang sebelum menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan (Korsel), Pence berjanji bahwa Washington akan mengintensifkan kampanye tekanan maksimumnya terhadap Korut, bekerja sama dengan Tokyo.
"Saya mengumumkan hari ini bahwa Amerika Serikat akan segera menjatuhkan sanksi ekonomi terberat dan paling agresif terhadap Korea Utara," katanya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (8/2/2018).
Kunjungan tiga hari Pence ke Jepang terjadi saat Washington berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan sekutunya di wilayah tersebut. AS juga ingin mempertahankan tekanan pada rezim di Pyongyang meskipun baru-baru ini ketegangan di semenanjung tersebut telah mencair.
"Semua pilihan ada di meja dan AS telah menempatkan beberapa aset militer paling canggih kami ke Jepang dan wilayah yang lebih luas untuk melindungi tanah air dan sekutu kami dan kami akan terus berlanjut," kata Pence.
Untuk menyoroti apa yang Washington sebut sebagai pelanggaran "hak asasi manusia" oleh rezim Korut, Pence akan menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Pyeongchang dengan ayah mantan tahanan Korut Otto Warmbier.
AS dan Korut telah terlibat dalam perang kata-kata yang sengit. Presiden AS Donald Trump mengejek pemimpin Korut Kim Jong-Un sebagai "manusia roket". Ejekan itu dibalas diktator muda Korut dengan mengancam menghancurkan AS dengan nuklir.
Jong-un sendiri telah menurunkan tensi ketegangan pada tahun 2018 dengan Korsel dan menerima undangan untuk berpartisipasi dalam "Olimpiade perdamaian."
Kedua Korea mengadakan pertemuan tingkat tinggi yang langka bulan lalu dan kepala pemerintahan seremonial Korut dijadwalkan tiba pada hari Jumat. Ia adalah pejabat tertinggi Pyongyang yang pernah mengunjungi Korea Selatan.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa Jepang dan AS telah memastikan tidak dapat menerima kepemilikan senjata nuklir oleh Korut.
"Saya menghargai perundingan Utara-Selatan terhadap keberhasilan Olimpiade Pyeongchang. Namun, di sisi lain, kita harus benar-benar menghadapi kenyataan bahwa Korea Utara terus mengejar program nuklir dan rudal," kata pemimpin Jepang tersebut.
Abe menambahkan bahwa sekutunya akan mendesak negara lain untuk tidak terpikat oleh serangan ofensif terhadap Korut.
"Sebuah parade militer besar diperkirakan akan terjadi di Pyongyang besok. Aksi provokatif terus berlanjut," katanya.
Berbicara di Jepang sebelum menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan (Korsel), Pence berjanji bahwa Washington akan mengintensifkan kampanye tekanan maksimumnya terhadap Korut, bekerja sama dengan Tokyo.
"Saya mengumumkan hari ini bahwa Amerika Serikat akan segera menjatuhkan sanksi ekonomi terberat dan paling agresif terhadap Korea Utara," katanya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, seperti dilansir dari Channel News Asia, Kamis (8/2/2018).
Kunjungan tiga hari Pence ke Jepang terjadi saat Washington berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan sekutunya di wilayah tersebut. AS juga ingin mempertahankan tekanan pada rezim di Pyongyang meskipun baru-baru ini ketegangan di semenanjung tersebut telah mencair.
"Semua pilihan ada di meja dan AS telah menempatkan beberapa aset militer paling canggih kami ke Jepang dan wilayah yang lebih luas untuk melindungi tanah air dan sekutu kami dan kami akan terus berlanjut," kata Pence.
Untuk menyoroti apa yang Washington sebut sebagai pelanggaran "hak asasi manusia" oleh rezim Korut, Pence akan menghadiri upacara pembukaan Olimpiade Pyeongchang dengan ayah mantan tahanan Korut Otto Warmbier.
AS dan Korut telah terlibat dalam perang kata-kata yang sengit. Presiden AS Donald Trump mengejek pemimpin Korut Kim Jong-Un sebagai "manusia roket". Ejekan itu dibalas diktator muda Korut dengan mengancam menghancurkan AS dengan nuklir.
Jong-un sendiri telah menurunkan tensi ketegangan pada tahun 2018 dengan Korsel dan menerima undangan untuk berpartisipasi dalam "Olimpiade perdamaian."
Kedua Korea mengadakan pertemuan tingkat tinggi yang langka bulan lalu dan kepala pemerintahan seremonial Korut dijadwalkan tiba pada hari Jumat. Ia adalah pejabat tertinggi Pyongyang yang pernah mengunjungi Korea Selatan.
Sementara itu, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan bahwa Jepang dan AS telah memastikan tidak dapat menerima kepemilikan senjata nuklir oleh Korut.
"Saya menghargai perundingan Utara-Selatan terhadap keberhasilan Olimpiade Pyeongchang. Namun, di sisi lain, kita harus benar-benar menghadapi kenyataan bahwa Korea Utara terus mengejar program nuklir dan rudal," kata pemimpin Jepang tersebut.
Abe menambahkan bahwa sekutunya akan mendesak negara lain untuk tidak terpikat oleh serangan ofensif terhadap Korut.
"Sebuah parade militer besar diperkirakan akan terjadi di Pyongyang besok. Aksi provokatif terus berlanjut," katanya.
(ian)