Dapat Vonis Tambahan Hingga 125 Tahun Penjara

Rabu, 07 Februari 2018 - 10:08 WIB
Dapat Vonis Tambahan...
Dapat Vonis Tambahan Hingga 125 Tahun Penjara
A A A
MICHIGAN - Mantan dokter senam Amerika Serikat (AS) Larry Nassar mendapat tambahan vonis 40 tahun hingga 125 tahun penjara. Nassar merupakan pelaku pelecehan seksual terhadap ratusan gadis dan perempuan muda selama puluhan tahun dengan dalih perawatan medis.

Vonis terbaru ini menambah beberapa vonis sebelumnya. Dia sebelumnya telah divonis 60 tahun penjara dalam kasus pornografi anak pada Desember 2017. Bahkan, Nassar juga mendapatkan hukuman penjara hingga 175 tahun dalam kasus pelecehan seksual pada Januari lalu.

Dia telah dipenjara untuk dua vonis tersebut setelah dinyatakan bersalah melakukan pelecehan seksual terhadap perempuan dan gadis saat menjadi dokter olahraga di USA Gymnastics dan klinik Michigan State University (MSU).

Vonis terbaru yang dibacakan pada Senin (5/2) waktu lokal itu merupakan kasus pelecehan yang dia lakukan di pusat pelatihan senam Twistars di Michigan, di mana para korban menyatakan di pengadilan bahwa mereka mengalami pelecehan saat menjalani pemeriksaan medis oleh Nassar.

“Ini sekarang akhir proses hukum kriminal terhadap Larry Nassar. Saya menyadari bahwa ini bukan akhir penderitaan emosional dan fisik yang dia sebabkan,” kata Hakim Janice Cunningham di ruang pengadilan Charlotte, Michigan setelah menerapkan vonis maksimal tersebut.

Pria berusia 54 tahun itu dituduh oleh 265 perempuan, termasuk atlet Olimpiade, senam, dan atlet kampus, melakukan pelecehan terhadap mereka selama lebih dari dua dekade. Kasus ini memicu berbagai pertanyaan publik tentang bagaimana aksinya tidak terdeteksi setelah sekian lama.

Selama tiga pekan terakhir sidang pengadilan, sebanyak 200 perempuan, gadis dan anggota keluarga korban memberi kesaksian melawan Nassar. Para saksi dan korban itu menjelaskan bagaimana mereka mengalami pelecehan dan dampak akibat tindakan Nassar tersebut.

Para korban mengaku mengalami penderitaan selama bertahun-tahun, mulai dari depresi, post-traumatic stress disorder (PTSD), upaya bunuh diri dan tubuh yang rusak karena tidak mendapat perawatan yang tepat dan menderita sakit kronis.

Banyak para korban telah memberi penjelasan tentang pola pelecehan yang dilakukan Nassar. Dokter itu tampak berupaya menjadi teman korban, kemudian secara tiba-tiba melakukan pelecehan saat janji pemeriksaan medis. Seringkali tindakan pelecehan terjadi saat orang tua ada di dalam ruangan.

“Larry Nassar ahli manipulasi,” kata Kaitlyn Basel, penari yang pertama kali mengalami pelecehan oleh Nassar di usia 12 tahun. Basel memberi keterangan itu di pengadilan pekan lalu.

“Nassar melatih kami untuk mempercayai dia seorang penyelamat yang dapat membantu kami, dan tanpa dia kami tidak dapat menjadi lebih baik,” imbuh Basel.

Ternyata dibalik sikap manisnya tersebut, Nassar punya rencana jahat.

Saat sidang berlangsung, terjadi insiden penyerangan terhadap Nassar. Salah satu oran gtua korban ada yang tak dapat menahan diri tiba-tiba menyerang Nassar di ruang pengadilan. Sejumlah petugas segera dapat mengendalikan situasi dengan melumpuhkan orang tua korban yang memiliki postur tubuh tinggi besar tersebut.

Nassar telah memberi pernyataan singkat dalam waktu kurang dari satu menit untuk menyatakan maaf pada para korban. Dia juga telah mengatakan permintaan maaf saat pembacaan vonis pada Januari lalu. “Kata-kata yang diungkapkan siapa pun yang telah bicara, termasuk orangtua, memiliki dmapak pada bagian inti diri saya. Mustahil untuk mengungkapkan dalamnya permintaan maaf saya pada semua orang yang terlibat,” ujar Nassar.

Pertanyaan utama ialah siapa korban pertama yang tahu tentang pelecehan oleh Nassar dan dapat menghentikan dia lebih awal. “Kita telah mendapatkan satu pelaku, kita tidak menjaga sistem yang memungkinkan dia beraksi selama 20 tahun,” kata Rachael Denhollander, perempuan pertama yang secara terbuka menuduh Nassar melakukan pelecehan seksual.

Dengan reputasinya yang terkenal sebagai dokter para juara Olimpiade, Nassar dapat mengelak dari sejumlah tuduhan yang muncul sejak akhir 1990-an. Dia selalu berdalih bahwa tuduhan pelecehan itu merupakan perawatan medis yang disalahpahami oleh beberapa pasien.

“Kebohongannya bekerja. Setiap kali dia dipermasalahkan, dia dapat terus melanjutkan dan menyempurnakan pelecehan dan tekniknya lebih baik,” papar kepala jaksa Angela Povilaitis dalam pernyataan penutupnya.

Bahkan setelah Nassar mendapat investigasi serius, pelecehannya tidak segera berhenti. USA Gymnastics melaporkan Nassar ke FBI pada Juli 2015, tapi dia tetap dapat bertemu pasien di MSU dan melakukan pelecehan pada mereka hingga surat kabar memberitakannya pada September 2016.

New York Times melaporkan sedikitnya 40 perempuan dan gadis dilecehkan Nassar pada periode tersebut. Para korban menyerukan perubahan sistemik di MSU dan atletik amatir serta untuk lainnya, seperti pelatih dan pemimpin organisasi agar dapat bertanggung jawab.

Beberapa pengunduran diri dilakukan, baik di MSU, organisasi pengelola senam dan Komite Olimpiade AS yang semua menghadapi investigasi dalam kasus tersebut. (Syarifudin)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0933 seconds (0.1#10.140)