Pejabat PBB: Krisis Rohingya Mempunyai Ciri-ciri Genosida

Jum'at, 02 Februari 2018 - 00:44 WIB
Pejabat PBB: Krisis Rohingya Mempunyai Ciri-ciri Genosida
Pejabat PBB: Krisis Rohingya Mempunyai Ciri-ciri Genosida
A A A
SEOUL - Utusan khusus PBB tentang hak asasi manusia di Myanmar mengatakan bahwa operasi militer Myanmar terhadap Muslim Rohingya mempunyai ciri-ciri genosida.

Meski begitu, Yanghee Lee buru-buru menyatakan, dirinya tidak dapat membuat pernyataan pasti tentang genosida sampai pengadilan atau pengadilan internasional yang kredibel telah mempertimbangkan bukti-bukti yang ada.

"Namun kami melihat ciri-cirinya dan ciri-ciri itu merujuk pada hal tersebut (genosida)," ujarnya seperti dikutip dari ABC News, Jumat (2/2/2018).

Pernyataan Lee menggambarkan kunjungannya baru-baru ini ke kamp-kamp pengungsi di Bangladesh dan daerah-daerah lain di wilayah tersebut untuk membahas Rohingya, sebuah minoritas Muslim yang teraniaya di Myanmar. Hampir 700 ribu orang Rohingya telah meninggalkan desa mereka ke Bangladesh sejak tindakan tegas militer Myanmar terhadap serangan 25 Agustus oleh gerilyawan Rohingya. Pemerintah Myanmar menolak etnis Rohingya masuk ke negara tersebut.

Menanggapi pertanyaan tentang laporan Associated Press tentang temuan setidaknya lima kuburan massal di desa Myanmar di Gu Dar Pyin, Lee mengatakan bahwa sementara dia tidak memiliki rincian spesifik mengenai desa tersebut.

Baca Juga: Lima Kuburan Massal Rohingya Ditemukan di Myanmar

"Anda dapat melihatnya sebagai sebuah pola yang telah muncul terhadap Rohingya," ujarnya.

Dia mengatakan bahwa laporan semacam itu harus diselidiki.

"Dan inilah mengapa kami meminta misi pencarian fakta dan akses untuk media internasional ke wilayah di negara bagian Rakhine utara tempat tinggal Rohingya," katanya.

Lee mengatakan bahwa tindakan Myanmar sama dengan kejahatan terhadap kemanusiaan. "Ini adalah bagian dari ciri genosida," cetusnya.

"Saya pikir Myanmar perlu menyingkirkan barang bawaan ini dari 'apakah Anda melakukan atau tidak,' dan jika terbukti melakukan itu, maka harus ada tanggung jawab dan pertanggungjawaban. Tidak ada batu yang harus dilewati karena orang-orang, korban, keluarga korban mendapat jawaban pasti," jelasnya.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8113 seconds (0.1#10.140)
pixels