Ribuan Warga Paris Dievakuasi
A
A
A
PARIS - Sedikitnya 1.500 orang dievakuasi dari rumah mereka di wilayah Paris sebagai kesiagaan Pemerintah Prancis atas banjir seiring dengan peningkatan debit air di Sungai Seine.
Debit air Sungai Seine sebenarnya mulai meluap pada pekan lalu. Banyak warga Paris khawatir banjir akan segera terjadi karena hujan deras terus turun di Paris dan sekitarnya. Beberapa hari terakhir, wilayah lembah Sungai Seine dan kawasan di pinggir sungai itu pun sudah tergenang banjir.
Kepala Badan Polisi Paris Michel Delpuech mengatakan, sekitar 1.500 orang sudah dievakuasi dari rumah di kawasan Paris dan sekitarnya. “Banjir akan surut perlahan,” ungkapnya.
Paris siaga banjir sepanjang akhir pekan lalu karena debit air Sungai Seine menunjukkan peningkatan terus. Banjir ringan pun sudah terjadi di beberapa wilayah yang berdekatan dengan Sungai Seine. Genangan air juga masih terjadi akibat luapan Sungai Seine di beberapa kawasan.
Ketinggian air di Sungai Seine sudah mencapai 5,87 pada kemarin pagi. Pakar meteorologi CNN Gene Norman menyatakan, ketinggian air tersebut akan mencapai 6 meter pada Senin malam waktu setempat. Di beberapa tempat, ketinggian sungai itu mencapai lebih dari 5 meter dan mengakibatkan banjir. Patung seorang tentara Crimea yang dikenal sebagai Zouave di Pont de l'Alma dan telah lama digunakan sebagai penanda ketinggian air di kota itu ternyata sudah hampir tengggelam.
Ada kekhawatiran ketinggian air di Sungai Seine akan mencapai 6,2 meter. Padahal batas level banjir Seine adalah 6,1 meter. Badan Meteorologi Prancis menyatakan hal itu sepertinya tidak mungkin karena hujan telah berhenti pada Jumat (26/1). “Air akan semakin surut pada pekan ini,” kata Norman.
Kepala Badan Pelayanan Lingkungan Regional Prancis Jerome Goellner mengungkapkan, proses surutnya banjir memerlukan waktu beberapa pekan. “Proses penyurutan itu sangat lambat, terutama di kawasan Prancis utara yang sudah mengalami banjir yang cukup parah,” katanya seperti dilansir France 24. Untuk mendapatkan situasi dan kondisi yang normal, kata Goellner, membutuhkan kesabaran.
Namun rumah dan restoran di sepanjang pinggir Sungai Seine di Paris terpaksa ditutup karena luapan sungai. Akibat banjir tersebut, layanan kereta komuter, RER C, telah dihentikan sampai minggu depan. Bahkan layanan kereta ekspres yang melewati jalur kereta di dekat sungai tersebut juga dibatalkan. Pasalnya beberapa stasiun yang letaknya berdekatan dengan Sungai Seine tergenang air.
Parahnya, salah satu ikon Paris, Museum Louvre, telah menutup bagian lantai bawah yang menggelar pameran seni Islami. Itu dilakukan sebagai bentuk pencegahan. “Pameran benda seni Islami diperkirakan tutup hingga Senin,” ujar para pejabat Louvre. Mereka juga telah memiliki standar dan protokol untuk melindungi benda seni ketika banjir melanda museum itu.
Di pinggiran Kota Villeneuve-Saint-Georges, banjir memaksa penduduk menggunakan kapal sebagai moda transportasi. Banjir juga memaksa tikus keluar dari got dan sarangnya. Tikus menjadi hama yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sebelumnya.
Beberapa taman di Paris juga ditutup untuk wisatawan karena tergenang banjir. Akibatnya banyak wisatawan hanya bertahan di dalam hotel. Kemudian lalu lintas jalanan macet karena beberapa genangan banjir melanda beberapa jalanan penting. Anak-anak pun diliburkan karena sekolah ditutup. Rumah yang kebanjiran juga harus mengevakuasi pasien ke rumah sakit lain yang lebih aman.
Banjir akibat luapan Sungai Seine bukan hanya terjadi di Paris. Lebih dari 240 kota di sepanjang aliran Sungai Seine dan cabangnya pun dilanda banjir. “Situasi tetap sensitif di wilayah hilir karena ketinggian Sungai Seine,” kata Delpuech.
Belajar dari Pengalaman
Warga Paris sudah terbiasa menghadapi banjir. Debit air Sungai Seine pernah mencapai 8,5 meter pada 1910 dan mengakibatkan banyak warga dievakuasi. Tahun lalu banjir juga melanda Prancis akibat hujan deras sehingga Sungai Seine tak mampu menampung air hujan.
Deputi Wali Kota Paris Colombe Brossel mengatakan, warga kota telah berpengalaman berkat kesalahan di masa lalu. Namun warga harus terus beradaptasi karena perubahan iklim yang sangat ekstrem.
“Banjir dua kali akibat luapan Sungai Seine dalam kurang dari dua tahun menjadikan kita berubah. Kita mengubah cara membangun kota ini,” kata Brossel. “Kita harus memahami perubahan iklim bukan dalam bentuk kata, tetapi itu adalah realitas,” paparnya.
Wali Kota Paris Anne Hidalgo menegaskan, kota tersebut sedang mengatasi banjir ini. Dia menambahkan bahwa banjir ini datang bersama dengan gelombang panas musim panas baru-baru ini. “Ketinggian air akan bertahan hingga pekan depan dan banjir mereda perlahan,” jelasnya.
Hanya saja Hidalgo tetap menegaskan bahwa situasi bisa dikendalikan. “Saya meminta perubahan perencanaan kota untuk beradaptasi dengan peningkatan intensitas cuaca ekstrem,” tuturnya.
Dengan pengalaman banjir, warga Paris pun saling membantu dalam situasi sulit. “Penduduk Paris memiliki pengalaman menghadapi banjir. Dengan begitu solidaritas pun muncul,” kata penduduk Paris, Christian Petit. Dia dan tetangganya mengeluhkan tidak adanya suplai listrik dan gas. (Andika Hendra)
Debit air Sungai Seine sebenarnya mulai meluap pada pekan lalu. Banyak warga Paris khawatir banjir akan segera terjadi karena hujan deras terus turun di Paris dan sekitarnya. Beberapa hari terakhir, wilayah lembah Sungai Seine dan kawasan di pinggir sungai itu pun sudah tergenang banjir.
Kepala Badan Polisi Paris Michel Delpuech mengatakan, sekitar 1.500 orang sudah dievakuasi dari rumah di kawasan Paris dan sekitarnya. “Banjir akan surut perlahan,” ungkapnya.
Paris siaga banjir sepanjang akhir pekan lalu karena debit air Sungai Seine menunjukkan peningkatan terus. Banjir ringan pun sudah terjadi di beberapa wilayah yang berdekatan dengan Sungai Seine. Genangan air juga masih terjadi akibat luapan Sungai Seine di beberapa kawasan.
Ketinggian air di Sungai Seine sudah mencapai 5,87 pada kemarin pagi. Pakar meteorologi CNN Gene Norman menyatakan, ketinggian air tersebut akan mencapai 6 meter pada Senin malam waktu setempat. Di beberapa tempat, ketinggian sungai itu mencapai lebih dari 5 meter dan mengakibatkan banjir. Patung seorang tentara Crimea yang dikenal sebagai Zouave di Pont de l'Alma dan telah lama digunakan sebagai penanda ketinggian air di kota itu ternyata sudah hampir tengggelam.
Ada kekhawatiran ketinggian air di Sungai Seine akan mencapai 6,2 meter. Padahal batas level banjir Seine adalah 6,1 meter. Badan Meteorologi Prancis menyatakan hal itu sepertinya tidak mungkin karena hujan telah berhenti pada Jumat (26/1). “Air akan semakin surut pada pekan ini,” kata Norman.
Kepala Badan Pelayanan Lingkungan Regional Prancis Jerome Goellner mengungkapkan, proses surutnya banjir memerlukan waktu beberapa pekan. “Proses penyurutan itu sangat lambat, terutama di kawasan Prancis utara yang sudah mengalami banjir yang cukup parah,” katanya seperti dilansir France 24. Untuk mendapatkan situasi dan kondisi yang normal, kata Goellner, membutuhkan kesabaran.
Namun rumah dan restoran di sepanjang pinggir Sungai Seine di Paris terpaksa ditutup karena luapan sungai. Akibat banjir tersebut, layanan kereta komuter, RER C, telah dihentikan sampai minggu depan. Bahkan layanan kereta ekspres yang melewati jalur kereta di dekat sungai tersebut juga dibatalkan. Pasalnya beberapa stasiun yang letaknya berdekatan dengan Sungai Seine tergenang air.
Parahnya, salah satu ikon Paris, Museum Louvre, telah menutup bagian lantai bawah yang menggelar pameran seni Islami. Itu dilakukan sebagai bentuk pencegahan. “Pameran benda seni Islami diperkirakan tutup hingga Senin,” ujar para pejabat Louvre. Mereka juga telah memiliki standar dan protokol untuk melindungi benda seni ketika banjir melanda museum itu.
Di pinggiran Kota Villeneuve-Saint-Georges, banjir memaksa penduduk menggunakan kapal sebagai moda transportasi. Banjir juga memaksa tikus keluar dari got dan sarangnya. Tikus menjadi hama yang lebih banyak bila dibandingkan dengan sebelumnya.
Beberapa taman di Paris juga ditutup untuk wisatawan karena tergenang banjir. Akibatnya banyak wisatawan hanya bertahan di dalam hotel. Kemudian lalu lintas jalanan macet karena beberapa genangan banjir melanda beberapa jalanan penting. Anak-anak pun diliburkan karena sekolah ditutup. Rumah yang kebanjiran juga harus mengevakuasi pasien ke rumah sakit lain yang lebih aman.
Banjir akibat luapan Sungai Seine bukan hanya terjadi di Paris. Lebih dari 240 kota di sepanjang aliran Sungai Seine dan cabangnya pun dilanda banjir. “Situasi tetap sensitif di wilayah hilir karena ketinggian Sungai Seine,” kata Delpuech.
Belajar dari Pengalaman
Warga Paris sudah terbiasa menghadapi banjir. Debit air Sungai Seine pernah mencapai 8,5 meter pada 1910 dan mengakibatkan banyak warga dievakuasi. Tahun lalu banjir juga melanda Prancis akibat hujan deras sehingga Sungai Seine tak mampu menampung air hujan.
Deputi Wali Kota Paris Colombe Brossel mengatakan, warga kota telah berpengalaman berkat kesalahan di masa lalu. Namun warga harus terus beradaptasi karena perubahan iklim yang sangat ekstrem.
“Banjir dua kali akibat luapan Sungai Seine dalam kurang dari dua tahun menjadikan kita berubah. Kita mengubah cara membangun kota ini,” kata Brossel. “Kita harus memahami perubahan iklim bukan dalam bentuk kata, tetapi itu adalah realitas,” paparnya.
Wali Kota Paris Anne Hidalgo menegaskan, kota tersebut sedang mengatasi banjir ini. Dia menambahkan bahwa banjir ini datang bersama dengan gelombang panas musim panas baru-baru ini. “Ketinggian air akan bertahan hingga pekan depan dan banjir mereda perlahan,” jelasnya.
Hanya saja Hidalgo tetap menegaskan bahwa situasi bisa dikendalikan. “Saya meminta perubahan perencanaan kota untuk beradaptasi dengan peningkatan intensitas cuaca ekstrem,” tuturnya.
Dengan pengalaman banjir, warga Paris pun saling membantu dalam situasi sulit. “Penduduk Paris memiliki pengalaman menghadapi banjir. Dengan begitu solidaritas pun muncul,” kata penduduk Paris, Christian Petit. Dia dan tetangganya mengeluhkan tidak adanya suplai listrik dan gas. (Andika Hendra)
(nfl)