Dramatis, Pendaki Wanita Berhasil Diselamatkan dari 'Gunung Pembunuh'
A
A
A
ISLAMABAD - Seorang pendaki gunung asal Prancis yang terjebak di puncak gunung paling mematikan di Pakistan berhasil diselamatkan lewat operasi penyelamatan yang dramatis. Namun, pencarian terhadap pasangannya yang berasal dari Polandia telah dihentikan.
Elisabeth Revol dan Tomasz Mackiewicz mendaki Nanga Parbat, yang dijuluki Gunung Pembunuh, saat mereka terjebak di ketinggian 7.400 meter dari permukaan laut pada hari Jumat. Sebuah tim pendaki elit dari Polandia yang berada di dekat K2 bergegas melakukan penyelamatan, menaiki gunung semalam untuk menemukan Revol.
Empat anggota tim, yang telah mencoba pendakian musim dingin pertama K2 - gunung tertinggi kedua di dunia - dibawa ke Nanga Parbat oleh sebuah helikopter militer Pakistan. Mereka turun sekitar 1.000 meter di bawah lokasi terakhir yang diketahui dari pendaki yang hilang.
Denis Urubko dan Adam Bielecki mulai mendaki sementara Jaroslaw Botor dan Piotr Tomala mendirikan sebuah kamp. Kontak dengan Revol dan Mackiewicz telah hilang saat tim tersebut mendaki ke lokasi terakhir mereka yang diketahui.
Kemudian, pada Minggu dini hari waktu setempat, halaman Facebook tim pendakian mengumumkan: "Elisabeth Revol ditemukan!"
Tomasz Mackiewicz, bagaimanapun, telah terpisah dengan Revol. Laporan sebelumnya mengatakan bahwa ia menderita radang dingin dan kebutaan salju.
Ludovic Giambiasi, teman dari Revol yang pernah berhubungan secara sporadis dengannya, mengatakan bahwa para pendaki akan beristirahat selama satu atau dua jam di udara terbuka sebelum turun dengan membawa Revol.
"Penyelamatan Tomasz sayangnya tidak memungkinkan. Karena cuaca dan ketinggian itu akan membuat kehidupan penyelamat berada dalam bahaya yang sangat besar," tulisnya.
"Ini adalah keputusan yang mengerikan dan menyakitkan. Kami dalam kesedihan yang mendalam. Semua pikiran kita pergi ke keluarga Tomek dan teman-teman. Kami menangis," sambungnya seperti dikutip dari BBC, Minggu (28/1/2018).
Semua lima pendaki yang masih hidup diperkirakan akan dievakuasi dengan helikopter ke kota Skardu pada hari ini.
Kampanye pengumpulan dana untuk membayar upaya penyelamatan telah mengumpulkan lebih dari USD100 ribu pada saat berita tentang penyelamatan Revol muncul.
Masha Gordon, yang mengatur kampanye pengumpulan dana, membukukan update ke 4.000 donatur: "Kami menangis dengan kebahagiaan".
Pendaki menjuluki Nanga Parban, yang terletak di utara Pakistan, sebagai Gunung Pembunuh setelah lebih dari 30 pendaki meninggal setelah berusaha menaklukkannya sebelum mencapai puncak. Puncak gunung ini berhasil ditaklukan untuk pertama kali pada tahun 1953.
Tahun lalu, seorang warga Spanyol dan seorang warga Argentina dianggap tewas dalam longsor salju setelah mereka gagal mencapai puncaknya.
Pada tahun 2013, orang-orang bersenjata membunuh 10 pendaki asing dan pemandu mereka asal Pakistan di base camp Nanga Parbat.
Elisabeth Revol dan Tomasz Mackiewicz mendaki Nanga Parbat, yang dijuluki Gunung Pembunuh, saat mereka terjebak di ketinggian 7.400 meter dari permukaan laut pada hari Jumat. Sebuah tim pendaki elit dari Polandia yang berada di dekat K2 bergegas melakukan penyelamatan, menaiki gunung semalam untuk menemukan Revol.
Empat anggota tim, yang telah mencoba pendakian musim dingin pertama K2 - gunung tertinggi kedua di dunia - dibawa ke Nanga Parbat oleh sebuah helikopter militer Pakistan. Mereka turun sekitar 1.000 meter di bawah lokasi terakhir yang diketahui dari pendaki yang hilang.
Denis Urubko dan Adam Bielecki mulai mendaki sementara Jaroslaw Botor dan Piotr Tomala mendirikan sebuah kamp. Kontak dengan Revol dan Mackiewicz telah hilang saat tim tersebut mendaki ke lokasi terakhir mereka yang diketahui.
Kemudian, pada Minggu dini hari waktu setempat, halaman Facebook tim pendakian mengumumkan: "Elisabeth Revol ditemukan!"
Tomasz Mackiewicz, bagaimanapun, telah terpisah dengan Revol. Laporan sebelumnya mengatakan bahwa ia menderita radang dingin dan kebutaan salju.
Ludovic Giambiasi, teman dari Revol yang pernah berhubungan secara sporadis dengannya, mengatakan bahwa para pendaki akan beristirahat selama satu atau dua jam di udara terbuka sebelum turun dengan membawa Revol.
"Penyelamatan Tomasz sayangnya tidak memungkinkan. Karena cuaca dan ketinggian itu akan membuat kehidupan penyelamat berada dalam bahaya yang sangat besar," tulisnya.
"Ini adalah keputusan yang mengerikan dan menyakitkan. Kami dalam kesedihan yang mendalam. Semua pikiran kita pergi ke keluarga Tomek dan teman-teman. Kami menangis," sambungnya seperti dikutip dari BBC, Minggu (28/1/2018).
Semua lima pendaki yang masih hidup diperkirakan akan dievakuasi dengan helikopter ke kota Skardu pada hari ini.
Kampanye pengumpulan dana untuk membayar upaya penyelamatan telah mengumpulkan lebih dari USD100 ribu pada saat berita tentang penyelamatan Revol muncul.
Masha Gordon, yang mengatur kampanye pengumpulan dana, membukukan update ke 4.000 donatur: "Kami menangis dengan kebahagiaan".
Pendaki menjuluki Nanga Parban, yang terletak di utara Pakistan, sebagai Gunung Pembunuh setelah lebih dari 30 pendaki meninggal setelah berusaha menaklukkannya sebelum mencapai puncak. Puncak gunung ini berhasil ditaklukan untuk pertama kali pada tahun 1953.
Tahun lalu, seorang warga Spanyol dan seorang warga Argentina dianggap tewas dalam longsor salju setelah mereka gagal mencapai puncaknya.
Pada tahun 2013, orang-orang bersenjata membunuh 10 pendaki asing dan pemandu mereka asal Pakistan di base camp Nanga Parbat.
(ian)