Turki: Bekerjasama dengan Teroris, AS Mempermalukan Diri Sendiri
A
A
A
ANKARA - Perdana Menteri Turki,Binali Yildirim menyatakan, Amerika Serikat (AS) telah mempermalukan diri sendiri dengan melakukan kerjasama dengan kelompok teroris di Suriah. Yildirim merujuk pada kerjasama antara AS dan sayap militer Kurdi, yakni PYD dan YPG.
"Sangat memalukan bagi Amerika untuk mengadakan bisnis dengan organisasi teror dan mengambil tindakan yang direncanakan dengan sebuah organisasi teror di wilayah tersebut," ucap Yildirim, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (25/1).
Yildirim kemudian mengatakan, "Operation Olive Branch" di wilayah Afrin di Suriah akan terus berlanjut seperti yang direncanakan dan menambahkan bahwa lebih dari 300 teroris telah terbunuh sejauh ini sebagai dampak dari operasi tersebut.
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Turki, Mehmet Simsek saat berbicara di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss menyatakan, kebijakan AS di Suriah sangat tidak konsisten, karena mereka mendukung satu kelompok teroris untuk mengalahkan yang lain.
"Kadang-kadang kita juga merasa sangat sulit untuk mengerti apa yang teman kita lakukan. Ada bentuk komunikasi, tapi ada juga yang mereka lakukan di lapangan yang tidak konsisten dengan apa yang disampaikan," kata Simsek.
Menyebut kebijakan AS sebagai "dialog dengan orang tuli", Simsek kemudian menyatakan Turki ingin AS untuk mengakui kekhawatiran Turki dan berhenti untuk mendukung sayap militer Kurdi Suriah.
"Sangat memalukan bagi Amerika untuk mengadakan bisnis dengan organisasi teror dan mengambil tindakan yang direncanakan dengan sebuah organisasi teror di wilayah tersebut," ucap Yildirim, seperti dilansir Anadolu Agency pada Kamis (25/1).
Yildirim kemudian mengatakan, "Operation Olive Branch" di wilayah Afrin di Suriah akan terus berlanjut seperti yang direncanakan dan menambahkan bahwa lebih dari 300 teroris telah terbunuh sejauh ini sebagai dampak dari operasi tersebut.
Sebelumnya, Wakil Perdana Menteri Turki, Mehmet Simsek saat berbicara di Forum Ekonomi Dunia (WEF) di Davos, Swiss menyatakan, kebijakan AS di Suriah sangat tidak konsisten, karena mereka mendukung satu kelompok teroris untuk mengalahkan yang lain.
"Kadang-kadang kita juga merasa sangat sulit untuk mengerti apa yang teman kita lakukan. Ada bentuk komunikasi, tapi ada juga yang mereka lakukan di lapangan yang tidak konsisten dengan apa yang disampaikan," kata Simsek.
Menyebut kebijakan AS sebagai "dialog dengan orang tuli", Simsek kemudian menyatakan Turki ingin AS untuk mengakui kekhawatiran Turki dan berhenti untuk mendukung sayap militer Kurdi Suriah.
(esn)