Setahun Trump Berkuasa, Citra Global AS Terjun Bebas

Jum'at, 19 Januari 2018 - 00:40 WIB
Setahun Trump Berkuasa,...
Setahun Trump Berkuasa, Citra Global AS Terjun Bebas
A A A
WASHINGTON - Citra global Amerika Serikat (AS) telah turun ke titik terendah sepanjang masa pada tahun pertama pemerintahan Trump. Menurut sebuah jajak pendapat yang dilakukan oleh Gallup, posisi saat ini jatuh di bawah selama masa kepresidenan Barack Obama dan George W. Bush.

Persepsi kepemimpinan AS di luar negeri sejak Presiden Donald Trump menjabat telah turun 18 persen dari median 48 persen ketika Obama meninggalkan jabatannya.

Polling yang dipublikasikan pada hari Kamis ini didasarkan pada survei Gallup World Poll terhadap 134 negara antara bulan Maret dan November tahun lalu. Sekutu terdekat AS telah melihat penurunan dramatis dalam approval rating dari kepemimpinan Amerika.

"Portugal, Belgia, Norwegia dan Kanada memimpin penurunan di seluruh dunia, dengan approval rates pimpinan AS turun 40 poin atau lebih di setiap negara," laporan tersebut menemukan.

Dalam daftar 65 negara, termasuk beberapa sekutu dan mitra utama Amerika, approval rates turun 10 persen atau lebih seperti dikutip dari Newsweek, Jumat (19/1/2018).

Hampir sesuai dengan penurunan approval, persentase median disapproval meningkat 15 poin. Angka tersebut membuat Jerman di atas AS, menggantikannya sebagai kekuatan global dengan rating tertinggi.

Sebagai perbandingan, approval meningkat hanya di empat negara, termasuk Liberia, Macedonia, Israel, dan Belarus.

Secara keseluruhan, approval global atas kepemimpinan Trump sekarang empat persen lebih rendah dari pada saat Presiden George W. Bush lengser setelah perang mahal di Irak dan Afghanistan, dimulai setelah serangan teroris 11 September dan krisis keuangan global yang dipicu oleh Lembaga keuangan AS.

Kenaikan tajam disapproval, kata Gallup, juga mencatat rekor baru. Ini adalah kenaikan terbesar yang terlihat dalam dekade terakhir untuk persepsi dunia global tentang kekuatan global yang besar.

"Trump telah mengambil pendekatan 'suka atau lumpuh' terhadap kebijakan luar negeri dan hubungan global sejak pelantikannya pada 20 Januari 2017, yang mungkin mendorong beberapa angka," sebuah analisis Gallup menunjukkan.

Pekan lalu, negara-negara dunia bereaksi dengan campuran kejutan dan kengerian setelah dilaporkan Trump menggambarkan Afrika sebagai "shithole" bersama negara-negara termasuk Haiti dan El Salvador.

Kemudian Trump menyebut aliansi militer NATO yang berusia 70 tahun telah 'usang.' Namun, dia membalikkan pendiriannya beberapa bulan kemudian, setelah bertemu dengan para pemimpin NATO, malah beralih ke permintaan agar negara-negara yang belum memenuhi standar pendanaan militer pakta untuk meningkatkan pendanaan mereka.

Trump telah menerapkan kebijakan "America First" -nya dengan menarik keluar dari apa yang dia anggap sebagai transaksi perdagangan yang tidak adil, termasuk Kemitraan Trans-Pasifik yang sekarang tidak beroperasi. Ia juga melakukan negosiasi ulang terhadap perjanjian NAFTA berusia 24 tahun dengan Kanada dan Meksiko.

Juni lalu, Trump mengatakan Amerika menarik diri dari kesepakatan iklim Paris setelah Presiden Obama memimpin jalan untuk menempanya pada tahun 2015. Kesepakatan tersebut menempatkan dunia pada jalur untuk mengurangi tingkat berbahaya emisi karbon yang mendorong perubahan iklim.

Presiden berusia 71 tahun itu sempat mengancam tindakan militer serta 'api dan kemarahan' terhadap Korea Utara (Korut) pada musim panas lalu menyusul uji coba rudal balistik Pyongyang. Hal ini telah memicu ketegangan nuklir ke tingkat yang tinggi yang tidak terlihat dalam beberapa dasawarsa.

Awal bulan ini Trump memprovokasi diktator Korut, Kim Jong-un, di Twitter, mengklaim bahwa ia memiliki tombol nuklir "lebih besar & lebih kuat".

Angka terakhir yang menunjukkan persepsi negatif Amerika di luar negeri sejalan dengan temuan beberapa survei independen lainnya yang dilakukan selama setahun terakhir.

"Kerugian dalam leadership approval AS mungkin berimplikasi pada pengaruh AS di luar negeri," survei Gallup menunjukkan, menambahkan terlau dini untuk menganggap kebijakan luar negeri 'America First' kepresidenan Trump sukses atau gagal.

"Namun, jelas bahwa berdasarkan lintasan dari apa yang dipikirkan dunia AS, banyak aliansi dan kemitraan AS bahwa pemerintahan Trump menganggap 'kekuatan besar' berpotensi berisiko," tukas laporan tersebut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0703 seconds (0.1#10.140)