Bom Kembar Guncang Baghdad, 38 Orang Terbunuh
A
A
A
BAGHDAD - Dua ledakan bom mengguncang Ibu Kota Irak, Baghdad, pada Senin (15/1/2018). Data sementara dari polisi dan medis menyatakan, 38 orang terbunuh.
Lebih dari 100 orang terluka oleh serangan “bom kembar” tersebut.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak Saad Maan mengatakan, serangan di Baghdad pada hari ini dilakukan oleh dua pelaku bom bunuh diri.
Kedua pelaku, ujar Maan, meledakkan bom yang terpasang di ikat pinggang mereka di kerumunan pekerja di Al Tayaran Square, Baghdad tengah.
Awalnya, Kementerian Dalam Negeri mencatat korban tewas sebanyak 16 orang dengan 65 orang lainnya terluka. Namun, dalam hitungan jam jumlah korban tewas dan luka bertambah banyak.
Sumber medis mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat. Banyak orang yang terluka dalam kondisi kritis.
Al Tayaran adalah persimpangan utama di Baghdad yang menghubungkan Kota Sadr dan jembatan Al-Jumariyah yang berada di atas sungai Efrat. Semua jalan menuju Al Tayaran Square saat ini telah ditutup.
Rekaman video yang dipublikasikan di Twitter oleh kantor berita Kurdi, Rudaw, menunjukkan tingkat kerusakan yang parah akibat dua ledakan bom tersebut.
Hingga kini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Sebelumnya, pada hari Sabtu, sejumlah orang tewas dan beberapa orang terluka, termasuk polisi setelah seorang pembom bunuh diri menargetkan sebuah pos pemeriksaan keamanan di dekat Lapangan Aden, sebelah utara Baghdad.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Irak sendiri sejak Desember lalu telah mengumumkan kemenangan perang atas kelompok Islamic State atau ISIS. Belum diketahui, apakah serangan bom kembar hari ini dilakukan sisa-sisa militan ISIS atau kelompok lain.
Ahmed Rushdi, Direktur House of Iraqi Expertise Foundation, mengatakan serangan baru-baru ini menunjukkan kesalahan besar di jaringan intelijen Ibu Kota Irak.
”Ini menunjukkan kepada orang-orang bahwa bahkan kemenangan besar (Perdana Menteri) Haider al-Abadi terhadap Daesh (akronim Arab untuk ISIS) tidak dapat mengendalikan Baghdad,” katanya kepada Al Jazeera.
”Ini masalah besar karena orang mengira Daesh sudah berakhir sekarang, tapi mengirim pesan bahwa tidak demikian, sebenarnya mereka masih di sana,” kata Rushdi yang berbicara dari Baghdad.
Lebih dari 100 orang terluka oleh serangan “bom kembar” tersebut.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Irak Saad Maan mengatakan, serangan di Baghdad pada hari ini dilakukan oleh dua pelaku bom bunuh diri.
Kedua pelaku, ujar Maan, meledakkan bom yang terpasang di ikat pinggang mereka di kerumunan pekerja di Al Tayaran Square, Baghdad tengah.
Awalnya, Kementerian Dalam Negeri mencatat korban tewas sebanyak 16 orang dengan 65 orang lainnya terluka. Namun, dalam hitungan jam jumlah korban tewas dan luka bertambah banyak.
Sumber medis mengatakan jumlah korban tewas diperkirakan akan terus meningkat. Banyak orang yang terluka dalam kondisi kritis.
Al Tayaran adalah persimpangan utama di Baghdad yang menghubungkan Kota Sadr dan jembatan Al-Jumariyah yang berada di atas sungai Efrat. Semua jalan menuju Al Tayaran Square saat ini telah ditutup.
Rekaman video yang dipublikasikan di Twitter oleh kantor berita Kurdi, Rudaw, menunjukkan tingkat kerusakan yang parah akibat dua ledakan bom tersebut.
Hingga kini belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Sebelumnya, pada hari Sabtu, sejumlah orang tewas dan beberapa orang terluka, termasuk polisi setelah seorang pembom bunuh diri menargetkan sebuah pos pemeriksaan keamanan di dekat Lapangan Aden, sebelah utara Baghdad.
Tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Irak sendiri sejak Desember lalu telah mengumumkan kemenangan perang atas kelompok Islamic State atau ISIS. Belum diketahui, apakah serangan bom kembar hari ini dilakukan sisa-sisa militan ISIS atau kelompok lain.
Ahmed Rushdi, Direktur House of Iraqi Expertise Foundation, mengatakan serangan baru-baru ini menunjukkan kesalahan besar di jaringan intelijen Ibu Kota Irak.
”Ini menunjukkan kepada orang-orang bahwa bahkan kemenangan besar (Perdana Menteri) Haider al-Abadi terhadap Daesh (akronim Arab untuk ISIS) tidak dapat mengendalikan Baghdad,” katanya kepada Al Jazeera.
”Ini masalah besar karena orang mengira Daesh sudah berakhir sekarang, tapi mengirim pesan bahwa tidak demikian, sebenarnya mereka masih di sana,” kata Rushdi yang berbicara dari Baghdad.
(mas)