Donasi Rp35 Miliar untuk Perjuangan Bocah China 'Berambut Es'
A
A
A
BEIJING - Kisah Wang Fuman, 8, bocah SD di China yang menerjang badai dingin sejauh 4,5km untuk pergi ke sekolah hingga rambutnya berlapis es memicu simpati publik. Para relawan mengumpulkan dana hingga 17 juta yuan atau sekitar Rp35 miliar untuk Wang dan sekolahnya.
Sumbangan terbaru sebesar 100.000 yuan dikirim ke Sekolah Dasar (SD) Zhuanshanbao di Zhaotong, Provinsi Yunnan, pada hari Rabu, 10 Januari 2018. Para relawan tersentuh dengan tekad bocah “berambut es” dari keluarga miskin itu untuk pergi ke sekolah.
Foto Wang yang berdiri di kelas dengan kondisi rambut dan alis membeku diunggah kepala sekolahnya, Fu Heng, secara online pada hari Selasa. Bocah kelas 3 SD itu berjalan selama satu jam dalam kondisi minus 9 derajat Celsius dari rumah ke sekolah demi mengikuti ujian pada hari Senin.
Baca Juga: Jalan 4 Km ke Sekolah saat Dingin, Rambut Bocah China Membeku
Fu mengatakan bahwa foto itu diambil pada hari pertama ujian akhir. Pada hari itu, suhu turun dengan cepat dalam waktu setengah jam. Dalam foto yang viral itu, teman-teman Wang yang duduk dibangku terlihat tertawa geli melihat rambut bocah itu membeku.
Menurut wawancara dengan reporter Pear Video, Wang tinggal di rumah tanah di Ludian bersama nenek dan kakaknya. Ekonomi keluarga miskin itu hanya mengandalkan ayah Wang yang bekerja sebagai buruh migran di kota lain. Ibu Wang telah meninggalkan keluarga tersebut.
Foto-foto lain yang beredar di media sosial menunjukkan tangan Wang yang kasar—karena ikut bertani—telah menjadi kering dan keriput akibat menerjang suhu dingin. Dia juga menderita radang dingin.
Wang mengaku merindukan ayahnya, yang tidak dia lihat selama beberapa bulan.
Dalam sebuah wawancara dengan Beijing News, yang diterbitkan pada hari Kamis, Wang Fuman mengatakan bahwa dia senang pergi ke sekolah. Pelajaran favoritnya adalah matematika.
Ditanya mengapa rambutnya bisa membeku saat pergi ke sekolah pada hari Senin, Wang berujar; "Saya memiliki tiga jaket, tapi saya tidak memakai salah satu dari mereka karena semuanya kotor dan belum dicuci”.
”Terlalu dingin untuk mencuci pakaian dengan tangan di musim dingin, jadi saya belum mencuci jaket,” ujar Wang.
Menurutnya, sekolahnya juga tidak memiliki fasilitas pemanas.
Kisahnya yang menyentuh hati membuat pemerintah daerah bersama para relawan mengunjungi sekolah tersebut. Mereka mendistribusikan perlengkapan musim dingin kepada 81 siswa. Sekolah itu juga menerima bantuan 20 pemanas.
Sementara itu, ayah Wang Fuman juga ditawari pekerjaan di kampung halamannya dari biro pihak penyumbang bantuan.
Sumbangan terbaru sebesar 100.000 yuan dikirim ke Sekolah Dasar (SD) Zhuanshanbao di Zhaotong, Provinsi Yunnan, pada hari Rabu, 10 Januari 2018. Para relawan tersentuh dengan tekad bocah “berambut es” dari keluarga miskin itu untuk pergi ke sekolah.
Foto Wang yang berdiri di kelas dengan kondisi rambut dan alis membeku diunggah kepala sekolahnya, Fu Heng, secara online pada hari Selasa. Bocah kelas 3 SD itu berjalan selama satu jam dalam kondisi minus 9 derajat Celsius dari rumah ke sekolah demi mengikuti ujian pada hari Senin.
Baca Juga: Jalan 4 Km ke Sekolah saat Dingin, Rambut Bocah China Membeku
Fu mengatakan bahwa foto itu diambil pada hari pertama ujian akhir. Pada hari itu, suhu turun dengan cepat dalam waktu setengah jam. Dalam foto yang viral itu, teman-teman Wang yang duduk dibangku terlihat tertawa geli melihat rambut bocah itu membeku.
Menurut wawancara dengan reporter Pear Video, Wang tinggal di rumah tanah di Ludian bersama nenek dan kakaknya. Ekonomi keluarga miskin itu hanya mengandalkan ayah Wang yang bekerja sebagai buruh migran di kota lain. Ibu Wang telah meninggalkan keluarga tersebut.
Foto-foto lain yang beredar di media sosial menunjukkan tangan Wang yang kasar—karena ikut bertani—telah menjadi kering dan keriput akibat menerjang suhu dingin. Dia juga menderita radang dingin.
Wang mengaku merindukan ayahnya, yang tidak dia lihat selama beberapa bulan.
Dalam sebuah wawancara dengan Beijing News, yang diterbitkan pada hari Kamis, Wang Fuman mengatakan bahwa dia senang pergi ke sekolah. Pelajaran favoritnya adalah matematika.
Ditanya mengapa rambutnya bisa membeku saat pergi ke sekolah pada hari Senin, Wang berujar; "Saya memiliki tiga jaket, tapi saya tidak memakai salah satu dari mereka karena semuanya kotor dan belum dicuci”.
”Terlalu dingin untuk mencuci pakaian dengan tangan di musim dingin, jadi saya belum mencuci jaket,” ujar Wang.
Menurutnya, sekolahnya juga tidak memiliki fasilitas pemanas.
Kisahnya yang menyentuh hati membuat pemerintah daerah bersama para relawan mengunjungi sekolah tersebut. Mereka mendistribusikan perlengkapan musim dingin kepada 81 siswa. Sekolah itu juga menerima bantuan 20 pemanas.
Sementara itu, ayah Wang Fuman juga ditawari pekerjaan di kampung halamannya dari biro pihak penyumbang bantuan.
(mas)