Trump: Revisi Kesepakatan Nuklir Iran atau AS Tarik Diri!
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Donald Trump mengancam akan membuat Amerika Serikat (AS) menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran tahun 2015 jika kekurangan dalam poin kesepakatan itu tidak direvisi.
Presiden AS tersebut meminta sekutu-sekutu Eropa-nya untuk membantu merevisi kekurangan yang dia sebut sebagai “bencana” dalam perjanjian yang disepakati antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China).
”Meskipun saya memiliki kecenderungan kuat, saya belum menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir Iran,” kata Trump dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat waktu Washington.
”Sebagai gantinya, saya telah menggariskan dua kemungkinan jalan ke depan; revisi kerugian dari kesepakatan itu, atau Amerika Serikat akan menarik diri!,” lanjut Trump, seperti dikutip Reuters, Sabtu (13/1/2018).
Beberapa pejabat senior pemerintah AS sebelumnya mengatakan bahwa Presiden Trump akan mengesampingkan sanksi terhadap Iran untuk terakhir kalinya dan menuntut sebuah kesepakatan yang diperbaiki.
Trump secara pribadi gusar karena harus sekali lagi mengesampingkan penjatuhan sanksi terhadap negara yang dia lihat sebagai ancaman bagi Timur Tengah. Kesepakatan nuklir Iran dicapai selama masa kepresidenan Barack Obama.
Meski Trump mengabaikan penjatuhan sanksi terkait program nuklir Teheran sesuai kesepakatan, namun Departemen Keuangan menerapkan sanksi baru yang ditargetkan terhadap 14 entitas dan individu Iran. Sanksi itu dijatuhkan terkait tuduhan pelanggaran HAM oleh rezim Iran terhadap rakyatnya sendiri.
Sesuai kesepakatan nuklir 2015, Iran bersedia mengekang program nuklirnya. Sebagai imbalannya, sanksi atau embargo yang menyengsarakan Teheran dicabut.
Presiden AS tersebut meminta sekutu-sekutu Eropa-nya untuk membantu merevisi kekurangan yang dia sebut sebagai “bencana” dalam perjanjian yang disepakati antara Iran dan enam kekuatan dunia (AS, Rusia, Inggris, Prancis, Jerman dan China).
”Meskipun saya memiliki kecenderungan kuat, saya belum menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir Iran,” kata Trump dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat waktu Washington.
”Sebagai gantinya, saya telah menggariskan dua kemungkinan jalan ke depan; revisi kerugian dari kesepakatan itu, atau Amerika Serikat akan menarik diri!,” lanjut Trump, seperti dikutip Reuters, Sabtu (13/1/2018).
Beberapa pejabat senior pemerintah AS sebelumnya mengatakan bahwa Presiden Trump akan mengesampingkan sanksi terhadap Iran untuk terakhir kalinya dan menuntut sebuah kesepakatan yang diperbaiki.
Trump secara pribadi gusar karena harus sekali lagi mengesampingkan penjatuhan sanksi terhadap negara yang dia lihat sebagai ancaman bagi Timur Tengah. Kesepakatan nuklir Iran dicapai selama masa kepresidenan Barack Obama.
Meski Trump mengabaikan penjatuhan sanksi terkait program nuklir Teheran sesuai kesepakatan, namun Departemen Keuangan menerapkan sanksi baru yang ditargetkan terhadap 14 entitas dan individu Iran. Sanksi itu dijatuhkan terkait tuduhan pelanggaran HAM oleh rezim Iran terhadap rakyatnya sendiri.
Sesuai kesepakatan nuklir 2015, Iran bersedia mengekang program nuklirnya. Sebagai imbalannya, sanksi atau embargo yang menyengsarakan Teheran dicabut.
(mas)