Saudi Dilaporkan Berminat Beli Sistem Anti-Rudal Iron Dome Israel
A
A
A
BERN - Harian Swiss, Basler Zeitung, melaporkan bahwa pemerintah Arab Saudi menyatakan minatnya untuk membeli sistem anti-rudal Iron Dome Israel. Tujuannya, untuk menghentikan serangan rudal yang diluncurkan oleh kelompok Houthi Yaman yang didukung Iran.
Media yang berbasis di Basel tersebut menulis; ”Agen senjata Eropa di Ibu Kota Saudi, Riyadh, mengatakan bahwa orang-orang Saudi sedang mempertimbangkan pembelian barang-barang militer Israel, termasuk Trophy Active Protection System (APS) Israel, yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems and Israel Aerospace Industries’ Elta Group”.
APS dipasang di tank-tank untuk mendeteksi dan menetralisir proyektil yang masuk.
Para ahli militer Saudi, lanjut laporan media Swiss itu, telah memeriksa teknologi militer Israel di Kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Israel dan Kerajaan Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik. Namun, surat kabar Swiss tersebut melaporkan bahwa kerja sama intelijen Saudi-Israel telah mencatat kemajuan lebih lanjut. Laporan kerja sama intelijen kedua negara itu mengutip para pakar di Tel Aviv dan Riyadh.
Menurut pakar Timur Tengah, faktor keamanan telah menghidupkan kerja sama militer Israel dan Arab Saudi untuk menghadapi ekspansi pengaruh rezim Iran di Timur Tengah.
”Keduanya ingin menahan ambisi regional Iran,” tulis wartawan Swiss, Pierre Heumann, yang berbasis di Tel Aviv, dalam artikel mengenai hubungan militer Saudi-Israel, yang dikutip Jumat (12/1/2018) malam.
Pemerintah Arab Saudi maupun Israel belum berkomentar atas laporan media Swiss tersebut.
Houthi Yaman yang dianggap sebagai “senjata” proksi Iran, telah meluncurkan rudal balistik dengan target bandara di Riyadh dan Istana Yamamah; kediaman Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud. Saudi dan Amerika Serikat menuduh rezim Iran mempersenjatai Houthi dengan rudal dan bantuan militer untuk mengacaukan Timur Tengah.
Tiga serangan rudal Houthi telah diluncurkan dalam waktu dua bulan terakhir ke wilayah Arab Saudi.
Menanggapi serangan rudal Houthi, juru bicara koalisi Arab pimpinan Arab Saudi, Turki al-Maliki, menyalahkan Iran. ”Tindakan agresif dan sewenang-wenang oleh kelompok bersenjata Houthi ini membuktikan keterlibatan terus rezim Iran dalam mendukung Houthi dengan tujuan mengancam keamanan Kerajaan Arab Saudi,” katanya.
“Penguasaan senjata balistik buatan Iran oleh organisasi teroris, termasuk milisi bersenjata Houthi yang didukung oleh Iran, merupakan ancaman bagi keamanan regional dan internasional, dan penargetan kota berpenduduk banyak bertentangan dengan hukum humaniter internasional,” imbuh Maliki.
Media yang berbasis di Basel tersebut menulis; ”Agen senjata Eropa di Ibu Kota Saudi, Riyadh, mengatakan bahwa orang-orang Saudi sedang mempertimbangkan pembelian barang-barang militer Israel, termasuk Trophy Active Protection System (APS) Israel, yang dikembangkan oleh Rafael Advanced Defense Systems and Israel Aerospace Industries’ Elta Group”.
APS dipasang di tank-tank untuk mendeteksi dan menetralisir proyektil yang masuk.
Para ahli militer Saudi, lanjut laporan media Swiss itu, telah memeriksa teknologi militer Israel di Kota Abu Dhabi, Uni Emirat Arab.
Israel dan Kerajaan Arab Saudi tidak memiliki hubungan diplomatik. Namun, surat kabar Swiss tersebut melaporkan bahwa kerja sama intelijen Saudi-Israel telah mencatat kemajuan lebih lanjut. Laporan kerja sama intelijen kedua negara itu mengutip para pakar di Tel Aviv dan Riyadh.
Menurut pakar Timur Tengah, faktor keamanan telah menghidupkan kerja sama militer Israel dan Arab Saudi untuk menghadapi ekspansi pengaruh rezim Iran di Timur Tengah.
”Keduanya ingin menahan ambisi regional Iran,” tulis wartawan Swiss, Pierre Heumann, yang berbasis di Tel Aviv, dalam artikel mengenai hubungan militer Saudi-Israel, yang dikutip Jumat (12/1/2018) malam.
Pemerintah Arab Saudi maupun Israel belum berkomentar atas laporan media Swiss tersebut.
Houthi Yaman yang dianggap sebagai “senjata” proksi Iran, telah meluncurkan rudal balistik dengan target bandara di Riyadh dan Istana Yamamah; kediaman Raja Salman bin Abdulaziz al-Saud. Saudi dan Amerika Serikat menuduh rezim Iran mempersenjatai Houthi dengan rudal dan bantuan militer untuk mengacaukan Timur Tengah.
Tiga serangan rudal Houthi telah diluncurkan dalam waktu dua bulan terakhir ke wilayah Arab Saudi.
Menanggapi serangan rudal Houthi, juru bicara koalisi Arab pimpinan Arab Saudi, Turki al-Maliki, menyalahkan Iran. ”Tindakan agresif dan sewenang-wenang oleh kelompok bersenjata Houthi ini membuktikan keterlibatan terus rezim Iran dalam mendukung Houthi dengan tujuan mengancam keamanan Kerajaan Arab Saudi,” katanya.
“Penguasaan senjata balistik buatan Iran oleh organisasi teroris, termasuk milisi bersenjata Houthi yang didukung oleh Iran, merupakan ancaman bagi keamanan regional dan internasional, dan penargetan kota berpenduduk banyak bertentangan dengan hukum humaniter internasional,” imbuh Maliki.
(mas)