Bloomberg: Trump Perpanjang Sanksi untuk Iran
A
A
A
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, disebut akan memperpanjang sanksi yang diberikan kepada Iran di bawah kesepakatan nuklir 2015. Begitu bunyi cuitan seorang reporter Blommberg.
Trump sebelumnya telah bersumpah untuk membatalkan perjanjian yang disebutnya sebagai kesepakatan terburuk yang pernah dibuat AS. Ia kini menghadapi tenggat waktu untuk memutuskan atau mempertahankan sanksi. Jika Trump memutuskan untuk mempertahankan sanksi maka secaraefektif akan mengakhiri kesepakatan yang membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi dari Barat seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/1/2018).
Kongres AS mengharuskan presiden untuk memutuskan secara berkala guna memastikan apakah Iran mematuhi kesepakatan tersebut dan menerbitkan sebuah keputusan apakah sanksi AS akan tetap ditangguhkan atau tidak.
Seorang pejabat AS mengatakan pada hari Rabu bahwa jika Trump melepaskan sanksi terkait nuklir, pemerintah akan memberlakukan tindakan baru yang ditargetkan terhadap bisnis dan orang-orang Iran.
Menurut reporter Bloomberg, Gedung Putih akan mengumumkan keputusan Trump pada hari Jumat waktu AS atau Sabtu dini hari.
Medio Oktober lalu, Trump telah menolak sertifikasi kepatuhan Iran terhadap kesepakatan nuklir 2015. Padahal, badan pengawas atom internasional (IAEA) menyatakan Teheran telah mematuhi kesepakatan tersebut. Keputusan Trump ini pun menuai kecaman dari pada pihak yang ikut menandatangani kesepakatan tersebut.
Sebelumnya, Uni Eropa dan Rusia telah menegaskan dukungannya terhadap kesepakatan nuklir internasional. Jerman bahkan mendesak AS untuk memisahkan kesepakatan nuklir dengan permasalahan lain.
Trump sebelumnya telah bersumpah untuk membatalkan perjanjian yang disebutnya sebagai kesepakatan terburuk yang pernah dibuat AS. Ia kini menghadapi tenggat waktu untuk memutuskan atau mempertahankan sanksi. Jika Trump memutuskan untuk mempertahankan sanksi maka secaraefektif akan mengakhiri kesepakatan yang membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi dari Barat seperti dikutip dari Reuters, Jumat (12/1/2018).
Kongres AS mengharuskan presiden untuk memutuskan secara berkala guna memastikan apakah Iran mematuhi kesepakatan tersebut dan menerbitkan sebuah keputusan apakah sanksi AS akan tetap ditangguhkan atau tidak.
Seorang pejabat AS mengatakan pada hari Rabu bahwa jika Trump melepaskan sanksi terkait nuklir, pemerintah akan memberlakukan tindakan baru yang ditargetkan terhadap bisnis dan orang-orang Iran.
Menurut reporter Bloomberg, Gedung Putih akan mengumumkan keputusan Trump pada hari Jumat waktu AS atau Sabtu dini hari.
Medio Oktober lalu, Trump telah menolak sertifikasi kepatuhan Iran terhadap kesepakatan nuklir 2015. Padahal, badan pengawas atom internasional (IAEA) menyatakan Teheran telah mematuhi kesepakatan tersebut. Keputusan Trump ini pun menuai kecaman dari pada pihak yang ikut menandatangani kesepakatan tersebut.
Sebelumnya, Uni Eropa dan Rusia telah menegaskan dukungannya terhadap kesepakatan nuklir internasional. Jerman bahkan mendesak AS untuk memisahkan kesepakatan nuklir dengan permasalahan lain.
(ian)