Inggris Kutuk Penangkapan Gadis Penampar Tentara Israel
A
A
A
LONDON - Seorang menteri pemerintah Inggris mengecam penangkapan remaja Palestina Ahed Tamimi. Ia mengatakan tentara Israel seharusnya tidak berada di wilayah yang diduduki Tepi Barat.
Pejabat kementerian luar negeri Inggris, Alistair Burt, mengutuk penangkapan remaja Palestina tersebut. Tamimi menjadi berita utama internasional saat sebuah video memperlikan ia menampar seorang tentara Israel bersenjata berat yang berdiri di atas properti keluarganya di Nabi Saleh, Desember lalu.
Alistair Burt, menteri negara untuk Timur Tengah di Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris, berbicara untuk membela gadis remaja, yang keluarganya mengatakan bahwa dia tahu secara pribadi.
"Yang benar adalah tentara Israel seharusnya tidak berada di sana dan wanita muda seharusnya tidak perlu melakukan apa yang dia lakukan," kata Burt.
"Kita harus bekerja keras guna mendapatkan penyelesaian untuk masalah ini sehingga kaum muda ini tidak perlu terus melakukan apa yang mereka lakukan," imbuhnya.
Burt menegaskan bahwa pemerintah Inggris telah membuat pernyataan kepada pihak berwenang Israel mengenai kasus Ahed Tamimi.
Ayah Tamimi, Bassem al-Tamimi, mengatakan bahwa sebelumnya tentara Israel telah menembakkan gas air mata dan memecahkan jendela di rumah keluarga tersebut.
Menurut al-Tamimi putrinya dengan marah memprotes setelah mengetahui bahwa sepupunya yang masih remaja terluka parah setelah ditembak di muka dengan peluru baja berlapis karet. Aksi itu dilaporkan ditembakkan oleh seorang tentara Israel dalam jarak dekat.
Video high-profile tersebut menggerakkan gelombang solidaritas untuk Ahed Tamimi, yang sekarang dipandang secara luas sebagai simbol perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel.
Aksi protes yang meluas dan diikuti aksi kekerasan terjadi di Palestina seiring pengumuman Donald Trump bahwa Amerika Serikat (AS) sekarang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Selama kerusuhan tersebut, sekitar 300 anak-anak, termasuk Tamimi, dilaporkan ditahan di penjara-penjara Israel.
Pejabat kementerian luar negeri Inggris, Alistair Burt, mengutuk penangkapan remaja Palestina tersebut. Tamimi menjadi berita utama internasional saat sebuah video memperlikan ia menampar seorang tentara Israel bersenjata berat yang berdiri di atas properti keluarganya di Nabi Saleh, Desember lalu.
Alistair Burt, menteri negara untuk Timur Tengah di Kantor Luar Negeri dan Persemakmuran Inggris, berbicara untuk membela gadis remaja, yang keluarganya mengatakan bahwa dia tahu secara pribadi.
"Yang benar adalah tentara Israel seharusnya tidak berada di sana dan wanita muda seharusnya tidak perlu melakukan apa yang dia lakukan," kata Burt.
"Kita harus bekerja keras guna mendapatkan penyelesaian untuk masalah ini sehingga kaum muda ini tidak perlu terus melakukan apa yang mereka lakukan," imbuhnya.
Burt menegaskan bahwa pemerintah Inggris telah membuat pernyataan kepada pihak berwenang Israel mengenai kasus Ahed Tamimi.
Ayah Tamimi, Bassem al-Tamimi, mengatakan bahwa sebelumnya tentara Israel telah menembakkan gas air mata dan memecahkan jendela di rumah keluarga tersebut.
Menurut al-Tamimi putrinya dengan marah memprotes setelah mengetahui bahwa sepupunya yang masih remaja terluka parah setelah ditembak di muka dengan peluru baja berlapis karet. Aksi itu dilaporkan ditembakkan oleh seorang tentara Israel dalam jarak dekat.
Video high-profile tersebut menggerakkan gelombang solidaritas untuk Ahed Tamimi, yang sekarang dipandang secara luas sebagai simbol perlawanan Palestina terhadap pendudukan Israel.
Aksi protes yang meluas dan diikuti aksi kekerasan terjadi di Palestina seiring pengumuman Donald Trump bahwa Amerika Serikat (AS) sekarang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Selama kerusuhan tersebut, sekitar 300 anak-anak, termasuk Tamimi, dilaporkan ditahan di penjara-penjara Israel.
(ian)