Singapura Ungkap Skandal Pencurian Minyak Milik Shell

Rabu, 10 Januari 2018 - 14:28 WIB
Singapura Ungkap Skandal...
Singapura Ungkap Skandal Pencurian Minyak Milik Shell
A A A
SINGAPURA - Sebanyak 11 orang didakwa di pengadilan Singapura, kemarin, dalam kasus pencurian minyak skala besar di pengilangan terbesar Shell. Kepolisian menyatakan, pihaknya menyelidiki enam orang lainnya yang ditahan dalam penangkapan akhir pekan lalu. Kepolisian telah menahan 17 pria berusia antara 30 dan 63 tahun, serta menyita uang tunai jutaan dolar serta satu kapal tanker kecil selama investigasi pencurian minyak di kawasan industri Pulau Bukom, bagian selatan Singapura.

Industri pengilangan dan pengiriman minyak memiliki kontribusi besar pada peningkatan kekayaan Singapura selama puluhan tahun. Meski demikian, kasus baru ini menunjukkan banyaknya tantangan yang dihadapi industri itu di kawasan yang marak terjadi perdagangan minyak ilegal. Menurut kepolisian, investigasi itu dimulai setelah Shell menghubungi otoritas pada Agustus 2017.

"Setelah investigasi dan penyelidikan luas, Departemen Investigasi Kriminal, Departemen Intelijen Kepolisian, dan Kepolisian Penjaga Pantai, melakukan sejumlah penangkapan di penjuru Singapura serta menahan beberapa orang yang dituduh terlibat kasus itu. Sembilan warga Singapura segera didakwa melakukan pencurian, termasuk delapan pegawai anak perusahaan Singapura, Royal Dutch Shell Plc," ungkap dokumen pengadilan Singapura yang diterima kantor berita Reuters.

Dokumen pengadilan juga menyatakan, "Dua warga Vietnam didakwa menerima barang curian di kapal tanker kecil bernama Prime South (IMO: 9452804). Shell mengonfirmasi bahwa delapan dari 11 pria yang didakwa itu merupakan pegawai aktif atau mantan pegawai di Shell Eastern Petroleum (Pte) Ltd. Data pelayaran dari Thomson Reuters Eikon menunjukkan kapal Prime South telah melakukan pengiriman bahan bakar minyak (BBM), antara Ho Chi Minh City, Vietnam, dan Singapura selama 30 hari terakhir.

Kasus yang diumumkan kemarin itu kemungkinan baru sebagian kecil dari skema yang lebih besar. Semua tuduhan yang telah diajukan ini sejauh ini menyangkut tiga insiden pencurian BBM pada 21 November 2017 sebesar lebih dari 2.322 ton BBM bernilai 1,277 juta dolar Singapura; pada 5 dan 7 Januari 2018 sebesar total 2.062 ton BBM senilai 1,126 juta dolar Singapura.

"Warga Vietnam itu didakwa menerima BBM pada sore hari tanggal 7 Januari di dermaga 5 di jantung operasional Shell di Pulau Bukom," ungkap dokumen pengadilan. Adapun kepolisian menyatakan, enam pria lainnya yang ditahan masih dalam investigasi. Saat penangkapan pada Minggu (7/1/2018), kepolisian menyita uang tunai 3,05 juta dolar Singapura dan kapal tanker berbobot 12.000 ton. Kepolisian juga membekukan rekening bank para tersangka.

Shell menyatakan, pihaknya telah mengantisipasi penundaan operasional suplai di Bukom yang merupakan pengilangan minyak terbesar di dunia dalam kapasitas penyulingan minyak mentah. Shell menolak menyatakan jumlah total minyak yang dicuri.

Ini merupakan kasus besar kedua di sejumlah perusahaan di Singapura yang mengagetkan publik dalam beberapa pekan terakhir, setelah sebelumnya perusahaan pembuat rig Keppel Corporation Ltd sepakat membayar denda lebih dari USD422 juta untuk kasus penyuapan pada para pejabat Brasil.

Singapura merupakan salah satu dari pusat perdagangan minyak paling penting di dunia. Sebagian besar minyak mentah Timur Tengah melintas melalui Singapura sebelum dikirim ke konsumen besar di China, Jepang, dan Korea Selatan (Korsel). Singapura juga menjadi pusat pengilangan utama Asia Tenggara dan transit kapal terbesar di dunia untuk pengisian ulang bahan bakar. Shell merupakan salah satu investor asing terbesar dan terlama di Singapura. Pengilangan minyak Shell di Pulau Bukom dapat memproses 500.000 barel minyak per hari.

Perdagangan minyak ilegal banyak terjadi di Asia Tengara. Dalam beberapa kasus, minyak itu secara ilegal disedot dari tangki-tangki penyimpanan. Selain itu, juga ada pencurian di laut, termasuk kapal-kapal barang yang digunakan untuk mengangkut minyak. Kesepakatan Kerja Sama Regional untuk Memerangi Perompakan dan Perampokan Bersenjata terhadap Kapalkapal di Asia (ReCAAP) menyatakan, penyedotan BBM dan minyak di laut di Asia, termasuk melalui perompakan dan perampokan bersenjata mengalami peningkatan antara 2011 dan 2015.

Setelah itu terjadi penurunan, meski ReCAAP menyatakan, pencurian minyak masih menjadi permasalahan di Laut China Selatan, kawasan lepas pantai di timur Malaysia.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1010 seconds (0.1#10.140)