Jacinda Ardern Bintang Terang Selandia Baru

Senin, 08 Januari 2018 - 10:52 WIB
Jacinda Ardern Bintang Terang Selandia Baru
Jacinda Ardern Bintang Terang Selandia Baru
A A A
SELANDIA BARU - Jacinda Kate Laurell Ardern atau Jacinda Ardern resmi menjadi Perdana Menteri (PM) Selandia Baru sejak 26 Oktober 2017. Dia patut berbangga karena menjadi PM Selandia Baru termuda dalam sejarah, yakni pada usia ke-37 tahun.

Dia menjadi PM wanita ke-3 di Selandia Baru dan pemimpin termuda selama 150 tahun. Citranya adalah politikus yang serius, kuat, setia dan "tidak memiliki kehidupan pribadi". Di sisi lain, dia tetap menawan dan punya selera humor.

Dalam politik Selandia Baru, ini adalah kombinasi langka dan yang telah melahirkan efek Jacinda atau Jacindamania. Hal ini juga membuat Partai Buruh naik 19 poin dalam pemilihan sejak dia mengambil alih. Ini terjadi pertama kalinya dalam sembilan tahun saat oposisi bisa menggeser penguasa.

Jacinda berjanji memberikan kehidupan yang lebih baik bagi orang-orang Selandia Baru dengan mengakhiri kemiskinan anak-anak, membuat sungai lebih baik lagi, membangun rumah yang terjangkau dan mempersiapkan kaum muda untuk menghadapi masa depan yang tidak dapat diprediksi dengan pendidikan tersier gratis dan tunjangan siswa yang lebih besar.

"Kami bercita-cita menjadi pemerintah bagi semua orang Selandia Baru dan yang akan memanfaatkan kesempatan untuk membangun Selandia Baru yang lebih adil dan lebih baik. Kami akan bekerja keras untuk memastikan Selandia Baru sekali lagi menjadi pemimpin dunia, sebuah negara yang bisa kita banggakan," tandasnya.

Sebetulnya kemunculan Jacinda di kursi PM tidak direncanakan. Kala itu, Pemimpin Partai Buruh, Andrew Little, mendekati Jacinda untuk masuk dalam kandidat PM. Little yang meminta Jacinda memimpin partai tersebut sebagai satu-satunya harapan untuk mengamankan perubahan pemerintahan setelah tiga kali menjadi oposisi.

Jacinda menolaknya hingga tujuh kali. Jacinda berkilah hanya satu yang diinginkannya, yakni menjadi menteri untuk anak-anak. Namun, akhirnya Jacinda menerima tawaran itu karena dia ingin memajukan dan menyejahterakan warga.

Saat ini Jacinda benar-benar bekerja keras mewujudkan janjinya. Perempuan kelahiran 26 Juli 1980 ini menegaskan bahwa dia berkomitmen untuk memiliki 50% kaukusnya yang terdiri dari wanita dan ini harus dicapai.

Dia juga berkomitmen terhadap lingkungan dengan membentuk komisi perubahan iklim, menetapkan target nol bersih untuk emisi gas rumah kaca pada 2050, dan memulihkan skema perdagangan emisi yang akan mencakup sektor pertanian.

Karena kerap memikirkan semua hal ini, Jacinda mengatakan hanya tidur sebentar pada malam hari karena khawatir jika dia tidak bisa melakukan yang terbaik untuk warganya.

"Saya adalah seorang pemikir dan saya banyak merenungkan banyak hal, dan saya terus menilai apakah saya cukup melakukan tindakan, atau apa yang harus saya lakukan lebih banyak untuk memastikan bahwa saya tidak membiarkan orang lain susah," ungkapnya kepada Guardian.

Kenal Politik dari Bibi
Lahir di Hamilton, Selandia Baru, Jacinda dibesarkan di Morrinsville dan Murupara. Ayahnya, Ross Ardern, bekerja sebagai perwira polisi, dan ibunya, Laurell Ardern, seorang pekerja kantin sekolah.

Jacinda kuliah di Universitas Waikato dan lulus pada 2001 dengan gelar Bachelor of Communication Studies (BCS) dalam bidang politik dan hubungan masyarakat. Perkenalan ke dunia politik terjadi berkat sang bibi yang merupakan anggota Partai Buruh.

Kala itu sang bibi merekrutnya untuk membantunya berkampanye untuk anggota MP New Plymouth Harry Duynhoven dalam kampanye pemilihan kembali selama pemilihan umum 1999.

Jacinda pun bergabung dengan Partai Buruh di usia muda dan menjadi figur senior di cabang Partai Buruh Muda. Setelah lulus dari universitas, dia menghabiskan waktu bekerja di kantor Phil Goff dan Helen Clark sebagai peneliti. Setelah menjadi sukarelawan di dapur umum di New York, Jacinda pun pergi ke London untuk bekerja sebagai penasihat kebijakan senior di unit kebijakan Perdana Menteri Inggris Tony Blair yang beranggotakan 80 orang.

Pada awal 2008, dia memenangkan pemilihan sebagai Presiden Persatuan Pemuda Sosialis Internasional, sebuah peran yang membuatnya menghabiskan banyak waktu di negara-negara seperti Yordania, Israel, Aljazair, dan China.

Wanita Paling Berpengaruh di Dunia
Jacinda Ardern menduduki peringkat ke-13 dalam daftar 22 wanita paling berpengaruh dalam bidang politik versi Forbes . Posisinya ini jauh di atas Hillary Clinton.

Sedangkan, dalam daftar 100 wanita terkuat di dunia, di semua bidang, Jacinda berada di peringkat ke-38, dan dia satusatunya warga Selandia Baru yang masuk daftar tersebut. "Dia menjanjikan pemerintahan yang empatik, dengan rencana ambisius untuk mengatasi perubahan iklim dan memberantas kemiskinan anak. Pada waktu luangnya, dia suka menjadi DJ," tulis Forbes .

"Ada kebutuhan bagi kita untuk memiliki lebih banyak wanita dalam politik dan posisi yang berpengaruh dan kekuatan secara global. Saya ingin melihat lebih banyak wanita dalam hal ini. Fokus saya adalah pada apa yang bisa saya lakukan dan juga apa yang bisa saya berikan untuk orang-orang Selandia Baru," ungkap Jacinda, dikutip nzherald.co.nz, mengomentari daftar buatan Forbes .

Menurut Wakil Presiden Eksekutif Forbes Media Moira Forbes, 22 wanita tersebut secara langsung memengaruhi lebih dari 3 miliar orang. "Apakah memimpin perusahaan bernilai miliaran dolar, mengatur negara, mengubah industri, atau menetapkan agenda mengenai isu-isu kritis di zaman kita, secara kolektif, para wanita ini membuat dampak yang langgeng pada jejak global kita," katanya kepada The Guardian. (Susi Susanti)
(nfl)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7455 seconds (0.1#10.140)