Badai Salju Tewaskan 11 Orang di AS

Jum'at, 05 Januari 2018 - 14:45 WIB
Badai Salju Tewaskan 11 Orang di AS
Badai Salju Tewaskan 11 Orang di AS
A A A
NEW YORK - Badai salju yang menghantam wilayah timur Amerika Serikat (AS) menewaskan 11 orang. Badai salju juga menerbangkan salju hingga ke wilayah Florida.

AS saat ini telah memasuki hari ke-11 krisis temperatur dingin yang dimulai sejak sebelum Natal. Para pakar meteorologi menyatakan badai salju itu merupakan "bom siklon" atau "bombogenesis" yang akan membuat sebagian wilayah AS membeku. Tumpukan salju dan angin kencang yang membentang dari Maine hingga North Carolina kemarin itu mengakibatkan aliran listrik putus, jalanan dipenuhi es, dan penutupan ribuan sekolah. Bom siklon itu juga membuat status darurat di Florida, Georgia, North Carolina, dan Virginia.

Sebagian wilayah timur AS juga membeku, termasuk Air Terjun Niagara yang menjadi pemandangan menarik bagi wisatawan. Para pekerja publik dan pemadam kebakaran harus bekerja keras membersihkan tumpukan salju di jalanan dengan suhu mencapai -6 Celsius. Di sekitar Boston tumpukan salju di jalanan mencapai 30 cm.

Badan Cuaca Nasional memprediksi kecepatan angin mencapai 90 km per jam di Kota New York, baik di Boston dan New York, sekolah juga diperintahkan untuk ditutup demi alasan keamanan. "Badai salju itu mengakibat kondisi yang berbahaya bagi anak-anak," ujar Wali Kota New York Bill de Blasio dilansir Reuters.

Menurut Wali Kota Boston, Marty Walsh, jam sibuk akan terjadi kemacetan yang luar biasa parah. "Mohon bersabar. Tumpukan salju harus dibersihkan," ungkap Walsh. Berdasarkan analisis Accuweather, badai salju itu akibat bombogenesis atau bom siklon. Itu merupakan fenomena badai karena tekanan menurun 24 milibar dalam kurun waktu 24 jam.

"Dampak dari bombogenesis itu mengakibatkan badai salju kali ini lebih kuat," ungkap ilmuwan dari Massachusetts Institute of Technology Judah Cohen. Bahkan, salju juga melanda Florida untuk pertama kalinya dalam 30 tahun terakhir. "Badai salju melanda South Carolina dan timur Georgia yang jarang dilanda salju," ungkap pakar meteorologi Patrick Burke dari Weather Prediction Center.

Gubernur South Carolina Henry McMaster memperingatkan warganya yang berada di sebelah timur negara bagian untuk tetap di dalam rumah. "Jika kamu tidak mendapatkan pemanas, mereka akan mati membeku," ungkap McMaster.

Dia menyarankan warganya agar berhati-hati. Di Charleston, salah satu kota bersejarah, badai salju mengakibat tumpukan salju bertebaran di jalanan. Sebanyak 50% penerbangan juga dibatalkan di Charleston, South Carolina; Myrtle Beach, serta Savannah di Georgia. Lebih dari 35.000 pelanggan tidak mendapatkan aliran listrik di Georgia, North Carolina, dan Virginia, Kamis (4/1/2018). Jalan tol Chesapeake Bay Bridge-Tunnel di Virginia juga ditutup karena angin kencang. Banyak penerbangan juga ditunda dan dibatalkan akibat badai salju tersebut.

Kereta Cepat Amtrak dari Miami ke New York mengalami kecelakaan pada Rabu (3/1/2018) malam. Gerbong bagasi dan dua gerbong penumpang ke luar jalur di dekat Stasiun Savannah, Georgia. "Tidak ada korban luka dalam insiden tersebut," ungkap juru bicara Amtrak.

Sementara itu, 3.000 ton air yang biasanya mengalir di Air Terjun Niagara setiap detik tidak berlaku pada musim dingin kali ini. Niagara kini menjadi winter wonderland. Niagara menjadi destinasi wisatawan dari berbagai dunia untuk berkunjung pada momen langka tersebut. "Kita datang ke Niagara untuk melihat keajaiban alam dan keindahan musim dingin. Keindahan ini sangat banyak pada musim dingin kali ini," ungkap Kevin McGowan, wisatawan dari Florida kepada WGRZ-TV.

Kemudian Craig Brien, wisatawan dari Australia, mengaku sengaja datang ke Niagara untuk melihat momen air terjun itu membeku. "Ada kehidupan nyata yang lebih baik di sini dibandingkan harus membaca buku," ungkap Brien.

Badai Salju Terjang Eropa
Badai musim dingin menyapu wilayah Eropa Barat dan menyebabkan tiga orang meninggal dunia. Dua orang tenggelam di Perairan Basque, Spanyol, dan seorang pemain ski tewas akibat tertimpa pohon. Badai itu juga mengakibatkan kekacauan yang luar biasa. Puluhan ribuan orang terkena dampak pemutusan jaringan listrik dan banyak penerbangan yang dibatalkan. Bahkan untuk pertama kalinya, Pemerintah Belanda menutup lima tembok raksasa penghalang air laut. Angin berkecepatan 110 km per jam menyebabkan ratusan penerbangan di Amsterdam dibatalkan.

Di Paris, badai salju mengakibatkan angin berkecepatan mencapai 147 km per jam. Sebanyak 15 orang terluka dalam insiden di seluruh negara itu dan empat orang di antaranya terluka serius. Menara Eiffel juga ditutup karena angin kencang. Banyak taman di Paris juga ditutup karena kekhawatiran pohon tumbang.

Angin kencang di Swiss mengakibatkan kereta keluar jalurnya dan menyebabkan delapan orang terluka. Sebanyak 14.000 rumah di negara itu tidak dialiri listrik karena angin kencang mencapai 195 km per jam yang tercatat di Kota Lucerne.
(amm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5975 seconds (0.1#10.140)