Rusia: Strategi Nasional AS Berpotensi Mengancam Dunia
A
A
A
MOSKOW - Kepala Dewan Keamanan Nasional Rusia menyerang strategi keamanan nasional Washington, yang diumumkan pada awal pekan ini. Menurutnya, hal tersebut dibuat berdasarkan tuduhan dan akan menyebabkan ketidakstabilan di seluruh dunia.
"Terwujudnya tujuan yang digariskan dalam dokumen itu, termasuk penguatan posisi internasional Amerika melalui kekuasaan dapat membawa ancaman potensial bagi keamanan regional dan internasional," kata Nikolai Patrushev seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (21/12/2017).
Patrushev mengatakan bahwa aspek-aspek dokumen baru ini akan dipertimbangkan dalam perencanaan masa depan Rusia atas kebijakan keamanan nasionalnya sendiri.
Sementara itu, fokus keamanan dipalingkan dari bahaya langsung Korut, terhadap Rusia dan China, yang konon menantang kekuatan, pengaruh, dan kepentingan AS mencoba untuk mengikis keamanan dan kemakmuran AS.
Baca Juga: Donald Trump Nyatakan Rusia dan China Saingan Terbesar AS
Patrushev mengatakan bahwa sikap AS dalam teks tersebut memiliki garis keturunan langsung dari Perang Dingin hingga perselisihan baru-baru ini dengan pemerintahan Obama.
"Meskipun ada perubahan yang nyata dalam kata-kata dibandingkan dengan dokumen serupa di masa lalu, ada kontinuitas ideologis tertentu," kata Patrushev.
"Anda dapat melihatnya secara khusus sehubungan dengan negara kita sendiri, yang secara terbuka disebut sebagai ancaman keamanan utama," sambungnya.
Secara khusus, Moskow dituduh mengembangkan senjata dan kemampuan canggih yang dapat mengancam infrastruktur penting AS dan menggunakan alat informasi untuk merongrong legitimasi demokrasi, dalam proses menciptakan perbatasan yang tidak stabil di Eurasia.
"Setiap penyebutan Rusia dalam dokumen tersebut adalah tuduhan yang tidak beralasan," kata Patrushev.
"Meskipun demikian, seperti sebelumnya, Rusia akan berupaya memastikan perdamaian, dan mengembangkan hubungan internasional atas dasar saling menghormati kedaulatan dan kepentingan nasional," jelasnya.
Sebelumnya, Kremlin menggambarkan visi Trump sebagai sifat imperialistik, sementara Beijing meminta pihak AS untuk menghentikan dengan sengaja mendistorsi niat strategis China dan meninggalkan konsep usang seperti mentalitas Perang Dingin dan permainan zero-sum.
"Terwujudnya tujuan yang digariskan dalam dokumen itu, termasuk penguatan posisi internasional Amerika melalui kekuasaan dapat membawa ancaman potensial bagi keamanan regional dan internasional," kata Nikolai Patrushev seperti dikutip dari Russia Today, Kamis (21/12/2017).
Patrushev mengatakan bahwa aspek-aspek dokumen baru ini akan dipertimbangkan dalam perencanaan masa depan Rusia atas kebijakan keamanan nasionalnya sendiri.
Sementara itu, fokus keamanan dipalingkan dari bahaya langsung Korut, terhadap Rusia dan China, yang konon menantang kekuatan, pengaruh, dan kepentingan AS mencoba untuk mengikis keamanan dan kemakmuran AS.
Baca Juga: Donald Trump Nyatakan Rusia dan China Saingan Terbesar AS
Patrushev mengatakan bahwa sikap AS dalam teks tersebut memiliki garis keturunan langsung dari Perang Dingin hingga perselisihan baru-baru ini dengan pemerintahan Obama.
"Meskipun ada perubahan yang nyata dalam kata-kata dibandingkan dengan dokumen serupa di masa lalu, ada kontinuitas ideologis tertentu," kata Patrushev.
"Anda dapat melihatnya secara khusus sehubungan dengan negara kita sendiri, yang secara terbuka disebut sebagai ancaman keamanan utama," sambungnya.
Secara khusus, Moskow dituduh mengembangkan senjata dan kemampuan canggih yang dapat mengancam infrastruktur penting AS dan menggunakan alat informasi untuk merongrong legitimasi demokrasi, dalam proses menciptakan perbatasan yang tidak stabil di Eurasia.
"Setiap penyebutan Rusia dalam dokumen tersebut adalah tuduhan yang tidak beralasan," kata Patrushev.
"Meskipun demikian, seperti sebelumnya, Rusia akan berupaya memastikan perdamaian, dan mengembangkan hubungan internasional atas dasar saling menghormati kedaulatan dan kepentingan nasional," jelasnya.
Sebelumnya, Kremlin menggambarkan visi Trump sebagai sifat imperialistik, sementara Beijing meminta pihak AS untuk menghentikan dengan sengaja mendistorsi niat strategis China dan meninggalkan konsep usang seperti mentalitas Perang Dingin dan permainan zero-sum.
(ian)