Akui Yerusalem dan Ancam Anggota PBB, AS Isolasi Diri Sendiri

Kamis, 21 Desember 2017 - 03:16 WIB
Akui Yerusalem dan Ancam Anggota PBB, AS Isolasi Diri Sendiri
Akui Yerusalem dan Ancam Anggota PBB, AS Isolasi Diri Sendiri
A A A
ANKARA - Turki mengatakan Amerika Serikat (AS) telah mengisolasi dirinya dengan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Turki juga menuding AS telah mengancam negara-negara yang mungkin memberikan suara menentangnya terkait masalah tersebut pada sidang umum darurat PBB.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu mengatakan hal itu sebelum meninggalkan Istanbul bersama menteri luar negeri Palestina untuk menghadiri pertemuan hari Kamis di New York. Turki sendiri memimpin negara-negara Muslim untuk menjadi oposisi terhadap keputusan Washington mengenai Yerusalem

Pada hari Senin, AS memveto sebuah draf resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukannya untuk mencabut deklarasi tersebut. Sebanyak 14 anggota dewan, termasuk sekutu dekat AS seperti Jepang dan empat negara Uni Eropa, mendukung draf tersebut.

Baca Juga: 14 dari 15 Anggota DK PBB Tolak Status Yerusalem, AS: Penghinaan!

"Pada hari Kamis akan ada pemungutan suara yang mengkritik pilihan kami. AS akan menanggapinya secara personal," cuit Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa Nikki Haley di Twitter.

Cavusoglu mengatakan bahwa itu adalah ancaman, dan meminta Washington - sekutu NATO Turki - untuk mengubah arah.

"Kami mengharapkan dukungan kuat pada pemungutan suara PBB, namun kami melihat bahwa Amerika Serikat, yang ditinggalkan sendiri, sekarang beralih ke ancaman. Tidak ada negara terhormat dan bermartabat yang tunduk pada tekanan ini," kata Cavusoglu dalam sebuah konferensi pers yang diadakan bersama dengan rekannya dari Palestina Riyad al-Maliki.

"Kami ingin Amerika untuk kembali dari keputusan yang salah dan tidak dapat diterima ini," ujar Cavusoglu lagi.

"Insya Allah, kami akan mendorong resolusi Majelis Umum untuk mendukung Palestina dan Yerusalem," tegasnya seperti dikutip dari Reuters, Kamis (21/12/2017).

Sidang darurat yang langka dari anggota Majelis PBB yang beranggotakan 193 orang diminta atas permintaan negara-negara Arab dan Muslim.

Utusan Palestina untuk PBB Riyad Mansour mengatakan bahwa Majelis Umum akan memberikan suara pada rancangan resolusi yang meminta agar pernyataan AS ditarik. Pemungutan suara semacam itu tidak mengikat, namun membawa bobot politik.

Presiden Turki Tayyip Erdogan telah mengecam langkah Trump, dan menjadi tuan rumah pertemuan puncak para pemimpin Muslim pekan lalu yang meminta Yerusalem Timur untuk diakui sebagai Ibu Kota Palestina. Israel menyebut Yerusalem sebagai Ibu Kota abadi dan tak terpisahkan.

"Mulai sekarang kita akan lebih aktif dalam membela hak-hak warga Palestina. Kami akan bekerja lebih keras untuk pengakuan internasional atas negara Palestina yang merdeka," kata Cavusoglu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5787 seconds (0.1#10.140)