Prancis: Dilindungi Rusia, Assad Akan Tetap Jadi Presiden Suriah
A
A
A
PARIS - Presiden Prancis Emanuel Macron menyatakan, Bashar al-Assad kemungkinan besar akan tetap menjadi Presiden di Suriah setelah selesainya perang di negara itu. Menurut Macron, hal itu dikarenakan Assad mendapat perlindungan dari Rusia dan Iran.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan media Prancis, Macron menuturkan, koalisi internasional akan menang di Suriah pada bulan Februari dan Assad akan tetap berkuasa setelah konflik Suriah berakhir. Karenanya, pihak Barat harus berbicara kepadanya.
"Bashar al-Assad akan tetap berada di sana. Dia akan berada di sana karena dia dilindungi oleh mereka yang telah memenangkan perang di lapangan, entah itu Iran atau Rusia," ucap Macron dalam wawancara tersebut.
Macron, seperti dilansir Sputnik pada Senin (18/12), menggarisbawahi bahwa prioritas Prancis adalah menghancurkan ISIS di Suriah, daripada menggulingkan Assad dan untuk mencari solusi politik di negara tersebut.
Macron, yang telah mencari peran lebih besar untuk Prancis di Suriah, mengatakan Paris akan mendorong sebuah "solusi politik" di Suriah, termasuk melalui pembicaraan antara Damaskus dan kelompok oposisi.
"Rencana Prancis adalah untuk memenangkan perdamaian, melakukan de-militerisasi dan membangun sebuah solusi politik yang akan memungkinkan perdamaian yang tahan lama, yang berarti semua minoritas dilindungi, Kristen, Syiah dan Sunni," tukasnya.
Berbicara saat melakukan wawancara dengan media Prancis, Macron menuturkan, koalisi internasional akan menang di Suriah pada bulan Februari dan Assad akan tetap berkuasa setelah konflik Suriah berakhir. Karenanya, pihak Barat harus berbicara kepadanya.
"Bashar al-Assad akan tetap berada di sana. Dia akan berada di sana karena dia dilindungi oleh mereka yang telah memenangkan perang di lapangan, entah itu Iran atau Rusia," ucap Macron dalam wawancara tersebut.
Macron, seperti dilansir Sputnik pada Senin (18/12), menggarisbawahi bahwa prioritas Prancis adalah menghancurkan ISIS di Suriah, daripada menggulingkan Assad dan untuk mencari solusi politik di negara tersebut.
Macron, yang telah mencari peran lebih besar untuk Prancis di Suriah, mengatakan Paris akan mendorong sebuah "solusi politik" di Suriah, termasuk melalui pembicaraan antara Damaskus dan kelompok oposisi.
"Rencana Prancis adalah untuk memenangkan perdamaian, melakukan de-militerisasi dan membangun sebuah solusi politik yang akan memungkinkan perdamaian yang tahan lama, yang berarti semua minoritas dilindungi, Kristen, Syiah dan Sunni," tukasnya.
(esn)