Salat Jumat di Luar Gedung Putih untuk Protes Trump soal Yerusalem....

Sabtu, 09 Desember 2017 - 13:47 WIB
Salat Jumat di Luar...
Salat Jumat di Luar Gedung Putih untuk Protes Trump soal Yerusalem....
A A A
WASHINGTON - Ratusan umat Islam menunaikan salat Jumat di luar Gedung Putih untuk memprotes keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Ibadah di luar kantor Presiden Amerika ini sebagai respons dari seruan organisasi Muslim Amerika. Para warga Muslim menggelar sajadah di sebuah taman di depan kediaman sang presiden.

Massa Muslim juga mengenakan syal keffiyeh tradisional khas Palestina. Mereka juga membawa bertuliskan kecaman terkait pendudukan Israel di Yerusalem Timur dan Tepi Barat.

Pada hari Rabu, Trump secara resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan menginstruksikan Departemen Luar Negeri AS untuk mempersiapkan pemindahan kedutaannya di Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.

”Trump tidak memiliki sebidang tanah Yerusalem dan Palestina, dia memiliki Trump Tower, dia dapat memberikannya kepada orang Israel,” kata Nihad Awad, direktur eksekutif Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR), kepada AFP.

“Presiden memberdayakan ekstremisme religius Kristen di AS,” ujarnya.

Berbicara bersama tokoh-tokoh terkemuka lainnya dari komunitas Muslim Amerika selama demonstrasi tersebut, Awad meminta Trump untuk mengutamakan kepentingan Amerika, bukan kekuatan asing dan lobinya di AS.

Seorang pemrotes lainnya, Zaid al-Harasheh, mengatakan kepada AFP bahwa keputusan Trump bukan untuk perdamaian. ”Dan akan menciptakan lebih banyak kekacauan,” ujarnya, yang dilansir Sabtu (9/12/2017).

Keputusan Trump yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel telah memicu kemarahan di dunia Muslim dan Arab.

Pada hari Jumat, bentrokan pecah antara massa Palestina dan pasukan keamanan Israel di Tepi Barat dan di Jalur Gaza. Dua demonstran tewas dan puluhan lainnya cedera.

Israel menguasai Yerusalem Timur dari Yordania pada tahun 1967 dan kemudian menganeksasinya. Namun, langkah itu tidak diakui oleh masyarakat nternasional.

Negara Yahudi tersebut menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya. Namun, orang-orang Palestina percaya bahwa Yerusalem Timur diduduki secara ilegal merupakan ibu kota negara masa depan negara mereka.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5931 seconds (0.1#10.140)