Pesawat Pembom B-1B Ikut Gabung Latihan AS-Korsel

Kamis, 07 Desember 2017 - 00:01 WIB
Pesawat Pembom B-1B...
Pesawat Pembom B-1B Ikut Gabung Latihan AS-Korsel
A A A
SEOUL - Sebuah pesawat pembom B-1B milik Amerika Serikat (AS) pada hari Rabu (6/12/2017) bergabung dengan latihan militer besar-besaran dengan Korea Selatan (Korsel). Korea Utara (Korut) menganggap latihan ini telah mendorong Semenanjung Korea ke ambang perang nuklir, karena meningkatnya ketegangan antara Korut dan AS.

Pesawat pembom itu terbang dari wilayah Pasifik yang dikelola AS di Guam. Pesawat itu bergabung dengan jet siluman AS F-22 dan F-35 dalam latihan tahunan, yang berlangsung sampai hari Jumat.

Latihan tersebut dilakukan seminggu setelah Korut menguji rudal balistik antarbenua yang paling maju dan mampu mencapai AS. Uji coba itu sebagai bagian dari program senjata yang telah dilakukan rezim Pyongyang untuk menentang sanksi dan kecaman internasional.

Ditanya mengenai penerbangan pesawat pembom tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang mengatakan: "Kami berharap pihak-pihak terkait dapat menahan diri dan tidak melakukan apapun untuk menambah ketegangan di Semenanjung Korea," seperti dilansir dari Reuters, Kamis (7/12/2017).

Korut secara teratur mengancam untuk menghancurkan Korsel, AS dan Jepang. Kantor berita resmi negara itu KCNA mengatakan pada akhir pekan bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump "mengemis untuk perang nuklir" dengan mengadakan latihan.

Baca Juga: Korut Sebut Trump Setan Nuklir yang Mengemis untuk Perang

Kantor berita ini juga memberi label Trump, yang telah mengancam akan menghancurkan Korut jika AS terancam, "gila".

KCNA mengatakan pada hari Selasa bahwa latihan di mana pembom tersebut mengambil bagian adalah mensimulasikan perang habis-habisan, termasuk latihan untuk menyerang pimpinan negara dan basis roket nuklir serta balistik, lapangan udara, pangkalan angkatan laut dan objek penting lainnya.

Senator Republik AS, Lindsay Graham, pada hari Minggu mendesak Pentagon untuk mulai memindahkan tanggungan militer AS, seperti pasangan dan anak-anak, keluar dari Korsel, dengan mengatakan bahwa konflik dengan Korut semakin dekat.

Latihan AS-Korsel bertepatan dengan kunjungan langka Kepala Urusan Politik PBB Jeffrey Feltman ke Korut yang terisolasi.

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan latihan militer, yang disebut "Vigilant Ace", dirancang untuk meningkatkan kesiapan bersama AS dan kemampuan operasional pencegahan yang terus berlanjut.

Korut telah dengan keras mengkritik latihan tersebut sejak akhir pekan. Pyongyang mengatakan bahwa latihan tersebut memicu penghancuran diri AS dan Korea Selatan.

China dan Rusia telah mengusulkan agar AS dan Korsel menghentikan latihan militer besar dengan imbalan Korut menghentikan program senjata. China adalah sekutu utama tunggal Korut.

Korut telah menguji lusinan rudal balistik, dua di antaranya terbang di atas Jepang, dan melakukan uji coba bom nuklir keenam dan terbesar pada bulan September.

Dikatakan program senjatanya adalah pertahanan yang diperlukan melawan rencana AS untuk menyerang. AS, yang memiliki 28.500 tentara yang ditempatkan di Korea Selatan, sebuah warisan dari Perang Korea 1950-53, menyangkal adanya niat tersebut.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0890 seconds (0.1#10.140)